Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Menertawakan Diri Sendiri

king heart's picture

Menertawakan diri sendiri bukan merupakan hal sulit bagi beberapa orang selain untuk menyegarkan suasana, bisa juga untuk menutupi kekikukan akan kesalahan yang dilakukan, atau juga untuk menghindari celaan atau bahkan hinaan orang.

Menertawakan diri sendiri bisa jadi sulit dilakukan oleh sebagian orang karena merasa dirinya minder ( inferiority complex ) ataupun sebaliknya merasa diri yang superior dan perfectionis.

Menertawakan diri sendiri bisa juga untuk bumbu pembicaran yang penuh dengan humor humor kering atau satire, sehingga pembicaran menjadi lebih segar

Menertawakan diri sendiri, menurut beberapa orang ( pakar kejiwaan?? ) merupakan salah satu tanda bahwa orang tersebut masih normal atau tidak mengalami gangguan kejiwaan yang berat. Menertawakan diri bisa dilakukan untuk melepaskan ketegangan pikiran akibat beban kerja, masalah, konflik dengan orang lain dan sebagainya.

Seorang teman bahkan mengatakan bahwa Yesus pun pernah menertawakan dirinNya, yaitu di : Mat. 8:20Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya."

Atau juga di nas lain :

12:1 Lalu Yesus mulai berbicara kepada mereka dalam perumpamaan: "Adalah seorang membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain.
12:2 Dan ketika sudah tiba musimnya, ia menyuruh seorang hamba kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima sebagian dari hasil kebun itu dari mereka.
12:3 Tetapi mereka menangkap hamba itu dan memukulnya, lalu menyuruhnya pergi dengan tangan hampa.
12:4 Kemudian ia menyuruh pula seorang hamba lain kepada mereka. Orang ini mereka pukul sampai luka kepalanya dan sangat mereka permalukan.
12:5 Lalu ia menyuruh seorang hamba lain lagi, dan orang ini mereka bunuh. Dan banyak lagi yang lain, ada yang mereka pukul dan ada yang mereka bunuh.
12:6 Sekarang tinggal hanya satu orang anaknya yang kekasih. Akhirnya ia menyuruh dia kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani.
12:7 Tetapi penggarap-penggarap itu berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, maka warisan ini menjadi milik kita.
12:8 Mereka menangkapnya dan membunuhnya, lalu melemparkannya ke luar kebun anggur itu.

Teman saya yakin bahwa itu merupakan bukti bahwa Yesus pun menertawakan diriNya, karena Ia yang empunya dunia ini namun secara tragis tempat tinggal pun Ia tak punya ataupun cerita mengenai anak pemilik kebun anggur ( perumpamaan mengenai Yesus sendiri ) yang secara tragis tak mampu menunjukkan "kuasa" nya sehingga ia mati konyol dibunuh para penggarap kebun.

Lalu jika demikian untuk apa atau dengan tujuan apa Yesus menertawakan diriNya sendiri ? Teman saya geleng geleng kepala, dan saya juga ikut menggeleng gelengkan kepala

__________________

Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?

ebed_adonai's picture

@king heart

Dear king heart, memang ada benarnya apa yang anda tulis itu:

"Menertawakan diri sendiri bukan merupakan hal sulit bagi beberapa orang selain untuk menyegarkan suasana, bisa juga untuk menutupi kekikukan akan kesalahan yang dilakukan, atau juga untuk menghindari celaan atau bahkan hinaan orang..."

Kalau seseorang melihat dirinya sebagai seorang aristokrat misalnya, mungkin ia malah akan merasa terhina kalau menertawakan dirinya sendiri. Dan kalau seseorang rendah diri, bisa juga memang tertawa, walau tertawanya itu adalah tertawa pahit.

IMHO, masalahnya terletak bagaimana seseorang menghargai dirinya sendiri. Kalau seseorang menerima dirinya apa adanya (tidak ketinggian tidak kerendahan), maka hidup akan terasa lebih indah. Saya pernah suatu waktu terlambat masuk kuliah. Celakanya, saya waktu itu tidak sadar kalau saya sudah terlambat, dan dengan entengnya saya melangkah masuk (padahal kelas sudah mau bubar, he3x), sehingga dosen saya merasa dilecehkan dengan sikap saya itu (dikiranya saya bersikap seenaknya, padahal saya tidak sadar). Akhirnya saya ditertawakan seisi kelas, dan dosen saya itupun akhirnya jadi ikut tersenyum juga, setelah menyadari bahwa saya ternyata lebih pikun dari dia. Saya ingat, waktu itu saya juga ikut tertawa menyadari kekonyolan saya itu, dan sampai saat mengetik komen ini pun, saya masih tersenyum sendiri mengingat peristiwa itu.

Shalom!

__________________

(...shema'an qoli, adonai...)

king heart's picture

@kang ebed :

Pengalaman saya yang mirip dengan cerita anda jauh lebih parah, yaitu salah ingat mengenai jam ujian tengah semester, seingat saya jam 15.00 padahal mestinya jam 13.00 ( dasar teledor karena sok yakin ). Ketika saya tiba di kampus pas jam 15.00, teman teman saya lagi pada duduk duduk di teras kampus. Karena tetap yakin jam 15.00 maka dengan tenangnya saya masuk ke ruang ujian. Dosen saya dengan heran menanyakan kenapa saya baru masuk karena waktu ujian sudah habis. Dengan lemas akhirnya saya mengatakan kalau saya salah ingat jam ujian.

Dosen saya dengan tersenyum simpul menghibur saya, karena ujian bisa saya ulang nanti semester depan. Tidak ada plihan lain maka saya terus pulang diiringi tertawaan teman saya. Dasar apes.

Tahu tidak setelah semester depan diulang, nilai yang saya dapat cuma C

Sudah apes, gebleg lagi, he he he

 

 

Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?

__________________

Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?

ebed_adonai's picture

@king heart: Lho,...

Lho,...itu kan malah nilai bagus. Dulu seorang teman saya malah bilangnya begini: "Ngapai dapat nilai A (=Ancur), mendingan dapat C (=Cantik/Cakep)?"

NB: Yang bilang seperti itu sekarang sudah mau ditahbiskan jadi pendeta

Shalom!

__________________

(...shema'an qoli, adonai...)

whoislikegod's picture

menertawakan diri sendiri atau menertawakan keadaan?

menurut teman Anda bahwa saat itu Yesus menertawakan diri sendiri. menurut saya kok Yesus menertawakan keadaan sambil geleng-geleng. Itupun jika benar Yesus tertawa sebab Alkitab tidak mencatatnya demikian.

Pandangan saya tentang menertawakan diri sendiri adalah saya melihat bayangan diri saya di cermin lalu tertawa karena diri saya lucu bentuknya. tapi sekarang saya ingat bahwa saya pernah tertawa karena pakai kaos kebalik dan saya pergi ke rumah duka... duuh malunya....

·siapa seperti Allah?·

__________________

·siapa seperti Allah?·