Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Mimpi yang diikrarkan

Sri Libe Suryapusoro's picture

Renungan saya hari ini tentang bagaimana sesuatu yang diharapkan bisa terjadi. Apakah yang paling sulit untuk mengatakan kepada gunung,”Berpindahlah ke seberang lautan?” Ternyata adalah mengatakannya. Setiap orang memiliki harapan, mimpi dan beberapa diantaranya menjadi iman-sesuatu yang kita percaya akan terjadi. Hanya saja banyak yang menyimpannya dalam hati tanpa pernah mengutarakan ke orang-orang di sekitar itu. 

Tulisan saya sebelum ini, yaitu saya punya mimpi, merupakan mimpi saya yang saya tuliskan pada tanggal 22 Februari 2007. Saya hanya menyimpannya di dalam file computer dan sesudah itu saya lupakan. Sebenarnya saya ingat, saya pernah menge-print mimpi saya tersebut tetapi saat ini saya tidak tahu keberadaannya. Sulit rasanya untuk mengikrarkan ke orang-orang disekitar saya tentang mimpi saya yang terlihat muluk-muluk.

 

Sebenarnya, kekuatan mengikrarkan mimpi kita sangatlah dasyat. Saya pernah membaca “I have a dream” Martin Lutter King Jr. Bagaimana mimpinya menjadi milik banyak orang dan akhirnya orang-orang disekitarnya yang mewujudkannya. Setahu saya, ketika Martin meninggal, mimpinya belum terwujud. Juga Yesus pun bermimpi. Kalau kita menilik doa Yesus untuk mird-muridNya di Yohanes 17, menurut saya, itu merupakan mimpi Yesus untuk murid-muridNya. Pernah saya berpikir, mengapa doa Yesus ini sampai tercatat di Alkitab? Siapa yang mendengarkan dan mengapa Yesus sampai memperbolehkan (atau Allah yang mengatur) doa tersebut tercatat di Alkitab.

 

Dalam hakim-hakim 7 diceritakan kisah Gideon dalam menghadapi peperangan. Dia mengatakan imannya yang juga mimpinya, akan kemenangan. Dan ketika pernyataan itu diucapkan, sebenarnya kemenangan belumlah menjadi milik mereka bahkan sedikit kemungkinan untuk menang. Renungan saya menyatakan “Iman mulai berubah menjadi tindakan dan mimpi mulai menjadi kenyataan ketika seseorang meng-ikrarkan di depan orang lain.

 

Beranikah kita melakukannya? “By the grace of God, this shall be done.”

__________________

Small thing,deep impact

Joseph Wise Poriman's picture

Yusuf, berani mengikrarkan mimpinya

Yusuf anak Yakub adalah seorang pemimpi,mimpinya ttg berkas2 gandum sdr2nya yg tunduk menyembah kepada berkas gandumnya, juga mimpinya ttg matahari bulan & bintang, dan ia berani mengikrarkan kepada sdr2nya sehingga mereka menyebut Yusuf si tukang mimpi.

Sampai akhirnya lbh kurang 13 tahun kemudian mimpi itu terwujud, pada saat seluruh bumi dilanda kelaparan, Yusuf justru menjadi seorang yg plg berkuasa di tanah Mesir, dan sdr2nya datang bersujud padanya demi utk membeli gandum, bahkan akhirnya ayahnya Yakub juga datang.

God bless.

Sri Libe Suryapusoro's picture

Setuju

Memang terkadang kita juga akan seperti Yusuf, setelah menyampaikan (mengikrarkan) mimpi kita lalu kebencian orang-orang disekitar kita datang. bahkan akhirnya kesengsaraan yang ada. Tetapi seperti Yusuf juga, kita harus yakin bahwa itu suatu cara supaya kita semakin dimurnikan dan mimpi kita diwujudkan olehNya, bukan oleh diri kita sendiri. Betul??
__________________

Small thing,deep impact