Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Mujizat masih berlangsung?

Baron Arthur's picture
Berada di dalam kesulitan yang terus-menerus, selalu ada masalah ataupun tidak ada jalan keluar dalam hidup ini, maka banyak yang melihat bahwa mujizat adalah jalan keluarnya. Mujizat membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin. Dalam hidup manusia sangat menginginkan terjadi mujizat, khususnya kalau sudah merasa tidak sanggup lagi. Itu sebabnya berbagai tawaran untuk mendapatkan mujizat dalam sakit-penyakit, dalam kerja, dan dalam keseluruhan hidup, menjadi tawaran yang sangat menarik bagi agama dan kepercayaan apapun. Betulkah hanya mujizat yang bisa menjadi jalan keluar dari seluruh kesulitan hidup manusia, khususnya kalau kita melihat apa yang sedang terjadi di Indonesia saat ini? Saya ingin merenungkan pengertian mujizat di atas kayu salib. Adakah mujizat di atas kayu salib?



8 Ada juga tulisan di atas kepala-Nya: "Inilah raja orang Yahudi". 39 Seorang dari penjahat yang di gantung itu menghujat Dia, katanya: "Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!" 40 Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: "Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama? 41 Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah." 42 Lalu ia berkata: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja." 43 Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus."
Luk 23:38-43



Lukas menggambarkan bagaimana keadaan awal ketika Yesus Kristus di salib. Doa untuk orang-orang yang membuat diriNya di salib, tetapi kemudian caci-maki, hujatan dan hinaan dari orang-orang yang ada di situ. Di ayat 38, Lukas menyimpulkan hinaan itu dengan menuliskan apa yang ada di atas kepala Yesus Kristus, "Inilah Raja orang Yahudi." Apakah orang-orang yang menyalibkan Tuhan Yesus mengakui bahwa Ia adalah Raja? Tentu saja, tidak! Karena itu hanyalah hinaan.
Tetapi yang menarik, Lukas melanjutkan bahwa ada orang yang mengakui Yesus sebagai Raja. Sebelum membahas akan hal itu, mari kita lihat dulu ayat 39. Di dalam ayat ini, seorang penjahat yang ikut di salib bersama-sama Tuhan Yesus, ikut-ikutan menghina Tuhan Yesus. Kalau kita perhatikan kalimat penjahat itu, maka kita akan kaget. Penjahat itu mengatakan bahwa Tuhan Yesus adalah Kristus (yang diurapi), sehingga seharusnya bisa menyelamatkan diriNya sendiri dan tentu saja sang penjahat. Iman dan pengetahuan teologi dari penjahat ini ternyata cukup baik. Apa sih yang jadi permintaan (lebih tepat dalam kesomobongannya memerintah Tuhan Yesus) dari penjahat ini berdasarkan iman dan pengetahuan teologinya? Hanya meminta mujizat di atas kayu salib. Saya membayangkan bahwa yang diminta oleh sang penjahat, paku2 tercabut dari tangan Tuhan Yesus dan dari penjahat2 yang di salib, kemudian mereka terbang dan turun dari salib perlahan-lahan. Sementara para prajurit satu persatu di bunuh. Apakah mujizat itu yang dilakukan oleh Tuhan Yesus? Bukan!
Bukankah Tuhan Yesus sanggup melakukannya dan sang penjahat itupun tahu dan mengakuinya? Tetapi bukan mujizat seperti itu yang akan ditunjukkan di atas kayu salib. Lho, ada mujizat lain? Bagi saya ada! Kalau perhatikan dari ayat 40-42, kita bisa melihatnya. Penjahat yang lain yang sedang berada di atas kayu salib justru menegur sang penjahat itu, kemudian mengakui dan menyadari keberdosaannya serta memberikan pengakuan dan permintaan yang luar biasa, "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja." Ia tidak meminta mujizat, karena ia sudah mengalami mujizat. Seorang penjahat mengakui dosanya, dan menyadari bahwa Tuhan Yesus yang adalah Raja yang akan datang kembali yang bisa menyelamatkannya. Ia tidak meminta sang Raja untuk melepaskan dari kesulitannya saat itu, meskipun ia juga beriman bahwa sang Raja pasti mampu melakukannya. Ia tetap menghadapi kesulitan yang harus dihadapi (menurut saya dengan sukacita karena ia sudah mengenal Tuhan Yesus), menjalaninya dengan harapan yang pasti pada kekekalan. Mujizat yang dilakukan Tuhan Yesus di atas kayu salib melebihi dari mujizat-mujizat air menjadi anggur, memberi makan 5.000 ribu orang, menyembuhkan dan membangkitkan orang mati. Karena mujizat di atas kayu salib, mengubah hati seorang penjahat, membangkitkannya dari kematian atas dosa-dosa dan memberikan hidup yang kekal. Wow! Dan sang penjahat beriman bukan karena melihat mujizat atau sang Raja dalam kemegahannya seperti para Kaisar Romawi. Yang dilihat adalah Yesus Kristus yang tersalib, tetapi dengan iman ia bisa melihat apa yang tidak kelihatan dan tidak bisa dilihat orang-orang berdosa (yang menganggapnya sebagai hinaan), yaitu Raja yang akan datang kembali.
Penjahat yang pertama tidak dijawab oleh Tuhan Yesus, tetapi untuk penjahat yang kedua justru mendapat anugerah yang luar biasa. Hari ini juga bersama-sama dengan Tuhan Yesus di dalam Firdaus. Anugerah di dalam kekekalan. Sang penjahat bukan berpusat kepada keadaan, tetapi kepada pribadi Kristus dan ia mendapatkan anugerah bersama-sama dengan Kristus di dalam Firdaus. Sebenarnya, apa yang lebih dibutuhkan oleh manusia? Keadaan berubah sesuai dengan keinginannya dan mengorbankan apa saja yang penting kita untung, enak dan baik-baik menikmati segala sesuatu? Ataukah terus berelasi dengan Allah kita yang menjadi sumber dari segala sesuatu? Bersama-sama dengan Kristus akan membuat hidup dalam keadaan apapun tetap menjadi suatu keadaan yang berlimpah dan penuh sukacita. Sementara hidup yang hanya berpusat pada keadaan dan memanfaatkan Tuhan, maka hidup akan menjadi hidup yang sulit dan menyedihkan. Karena keadaan akan terus berubah dan tidak ada satupun dalam hidup ini yang bisa memuaskan hidup manusia. Semuanya, kepuasan sementara dan bukan kepuasan kekal. Maka, mujizat seperti ini yang diperlukan oleh manusia di dunia ini, khususnya di Indonesia. Mujizat yang membuat manusia berpusat kepada pribadi Allah dan bukan pada keadaan.
Indonesia tidak bisa hanya mengharapkan mujizat dari IMF. Bangsa ini tidak bisa bermimpi bahwa program MDGs bisa melepaskan dari kemiskinana dan kesulitan yang terjadi. Bangsa ini sudah berada di dalam jurang yang paling dalam, tetapi masih seperti penjahat yang menyuruh Tuhan segera melepaskan dari kesulitan ini. Tiada hari tanpa berita korupsi (padahal ini hanya gunung es). Kesulitan Lapindo tidak ada jalan keluar. Negara penghasil beras sekarang kekurangan beras (dimana-mana ada demo harga beras). Musibah dan bencana alam sepertinya tidak pernah berhenti, sementara para elite politik sibuk memanfaatkan rakyat dan agama untuk tujuan kekuasaan. Banyak yang sudah menyerukan pertobatan, tetapi bangsa ini tidak mengerti lagi bagaimana harus bertobat. Kita butuh mujizat. Bukan meminta dan menyuruh Tuhan langsung mengubahkan seluruh keadaan dan krisis yang ada. Tetapi, yang perlu diubahkan adalah hati kita. Dari dalam hati kita mengakui bahwa hanya Tuhan Yesus yang bisa memberikan harapan. Dan di dalam ketidakberdayaan, mari kita minta anugerah Tuhan untuk menguatkan kita menghadapi seluruh kesulitan ini dan belajar dari segala kesalahan untuk bekerja keras memuliakan Allah.
Orang-orang yang bisa melihat Yesus sebagai Raja yang akan datang kembali adalah orang-orang yang bisa melihat visi dunia ini, apa yang akan terjadi dengan dunia ini dan bagaimana seharusnya kita menguasai dan menaklukkan dunia ini bukan hanya untuk kenikmatan diri sendiri tanpa memikirkan orang-orang lain dan Tuhan, tetapi justru sebagai bagian untuk memelihara dunia ini dan menggenapkan rencana Allah.
Semoga lebih banyak orang di bangsa ini yang betul-betul mengakui keberdosaan dan keterbatasan dirinya, serta mengakui bahwa sang Raja yang bisa menolong kita untuk menghadapi kesulitan ini, menanggung apa yang harus ditanggung dengan anugerah kekuatan dari Allah, dibukakan visi kepada kekekalan dan mengerjakan segala sesuatu dalam kesementaraan ini untuk menggenapi kehendakNya dan bagi kemuliaanNya.



At the cross, at the cross where I first saw the light,
And the burden of my heart rolled away,
It was there by faith I received my sight,
And now I am happy all the day!
Isaac Watts

Klik di sini untuk lihat seluruh syair dan lagunya


20 Maret 2007

__________________

 

http://roielministry.blogspot.com/ (blog mirror)

garamdunia's picture

Cara Praktis Mengatasi Masalah Indonesia

Baron Arthur menulis:

"
Sementara hidup yang hanya berpusat pada keadaan dan memanfaatkan Tuhan...

...tidak ada satupun dalam hidup ini yang bisa memuaskan hidup manusia...

...Bukan meminta dan menyuruh Tuhan langsung mengubahkan seluruh keadaan dan krisis yang ada. Tetapi, yang perlu diubahkan adalah hati kita...
"

Setuju! Kalau dunia menggunakan 'kebijaksanaan dunia' untuk mengatasi masalah sosial, melalui pendidikan, perbaikan ekonomi, hak-hak sosial, teknologi, dan lain sebagainya, kita sebagai pengikut Tuhan hanya bisa menggunakan kekuatan Tuhan, yaitu:

"Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah" 1 Korintus 1:18

Tentunya tidak ada yang salah dengan memajukan pendidikan, perekonomian, teknologi dan lain sebagainya. Masalahnya, mari kita bayangkan bangsa Indonesia menjadi lebih maju dan kaya dari bangsa Eropa, tapi tidak mengenal Tuhan, apakah ini lebih baik??

Ya, marilah kita rubah dunia ini dengan hal yang terpenting dahulu, yaitu kegagalan manusia dalam menyembahNya, maka selebihnya akan ditambahkan melalui berkatNya (bukan sebaliknya)

"Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu" Matius 6:33

(Mencari kerajaan Allah untuk kekayaan dan kesejahteraan semata tentunya missing the point apa maksud kerajaan Allah dan kebenaranNya, tapi itu lain topik Wink)

Baron Arthur's picture

Kata bijak dari C.S. Lewis

C.S. Lewis pernah mengatakan,

"Aim at heaven, and you will get earth thrown in; aim at earth, and you will get neither."

Ia juga berkata,

If you read history you will find that the Christians who did most for the present world were precisely those who thought most of the next. It is since Christians have largely ceased to think of the other world that they have become so ineffective in this.

Justru orang-orang yang memikirkan akan Kerajaan Allah dengan benar, pasti akan berpartisipasi dan memikirkan kebenaran diterapkan di segala aspek hidup di dunia, bagi kemuliaan Allah. Yang tidak memikirkan , mungkin tidak pernah mengerti the next/other world. Di mana Kerajaan Allah bukan hanya already but not yet, tapi menjadi betul-betul nyata (yet).

http://roielministry.blogspot.com/ (blog mirror)

__________________

 

http://roielministry.blogspot.com/ (blog mirror)

Bin Nun's picture

Mujizat masih berlangsung!

Jangan bimbang! Mujizat masih terus berlangsung... di sini, di tempat ini, saat ini... SabdaSpace dan semua bloggers nya adalah MUJIZAT. Thanks be to GOD... BIG GBU! JM.