Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Nene dan Huruf K

hai hai's picture

Saya ingat, waktu kuliah dulu pernah naksir seorang gadis gara-gara huruf K. Dia orang Jawa tulen karena di depan namanya ada gelar RA (raden Adjeng) Andjani. Kecantikannya sangat klasik dengan kulit sawo matangnya. Walaupun nggak pernah mengagul-agulkan silsilahnya dan bergaul bebas namun walaupun samar, prilakunya benar-benar jawani, halus dan penuh tata krama.

Ketika ngobrol rame-rame di kantin dan aku cerita tentang nenekku, tiba tiba dia protes. Menurutnya NENEK harus dilafalkan NENE bukan NENEK. "Dari tadi kuping gua sakit denger lu bilang nenek."

"Kalau mau dilafalkan NENE untuk apa ditulis NENEK?" Aku membantah, kemudian terjadilah diskusi tentang tata bahasa Indonesia yang berlanjut ke debat kusir karena masing-masing orang bertahan pada "pokoknya".

Saya tidak tahu setan mana yang lewat dan merasukiku. Begitu saja aku bertanya kepada Raden roro Andjani, "Nene dong? Boleh!" Dia tertawa lalu bilang begini, "Nah gitu dong yang bener memang nene, mana ada nenek?"

Aku bertanya kepadanya lagi, "Jadi, boleh nene?" Ketika dia bilang boleh aku berkata, "Buka dong!" Dia memandangku, "Buka? Apanya yang dibuka?" Aku tersenyum, "Kalau nggak dibuka gimana gua bisa NENE?"

Teman-teman menatapku bingung. Beberapa saat kemudian satu persatu mulai terbahak-bahak sambil memaki, "Anjring!" Walupun semua yang ada di sekeliling meja itu terbahak-hak namun Raden Adjeng Andjani justru terlongong-longong kebingungan.

Ketika aku kembali bertanya, "Nene bolehkan?" Dengan polosnya, dia menjawab. "Iya nene yang bener, bukan nenek." Kami benar-benar terbahak-bahak dan sejak itu Raden Adjeng Andjani kehilangan namanya karena dia mendapat gelar baru, NENE. Dan kami suka ketika melihat dia tersipu-sipu waktu kami berkata, "Ne, aku mau nene yang bener bukan nenek." Dia cantik sekali ketika melotot sambil tertawa renyah.

NB.
Ini hanya kisah fiktif. Bila ada kesamaan nama dan gelar serta karakter, itu namanya juga usaha.

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

Mey Weh's picture

Nene...Klo di + y...

Tuhan...Jika saatnya nanti ingat lah akan aku yg kecil ini.
king heart's picture

Punya kaki berapa ?

"Anjring!"

Apa betul kalau anjing berkaki empat, maka anjring berkaki emprat ???

 

 

Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?

__________________

Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?

hai hai's picture

@Kingheart, Asal Usul Anjring

Kingheart, waktu kuliah dulu, ketika saya dan teman-teman mengucapkan kata "ANJRING" yang kami maksud bukan anjing namun AMIN. Hal itu berlangsung sejak tahun 1985.

Salah satu teman kuliah kami, gagap. Setiap kali ikut misa atau berdoa bersama, dia tidak pernah menyelesaikan ucapan AMIN padahal mengucapkan AMIN di dalam MISA dan DOA bersama sangat penting.

Setelah melakukan penelitian, kami menyimpulkan bahwa ada SATU kata yang selalu diucapkan dengan LANCAR tanpa GAGAP oleteman kami itu. Kata itu adalah: ANJING. Karena kata ANJING bisa menyebabkan banyak masalah maka kami meminta teman itu mencoba mengucapkan berbagai kata yang mirip kata ANJING. Ternyata, teman tersebut justru mengucapkan kata ANJRING jauh lebih lancar dari dia mengucapkan ANJING.

Lalu kami pun menulis surat kepad Pastoran Mahasiswa untuk diteruskan ke Keuskupan Agung Jakarta guna diteruskan ke Vatican, agar teman kami tersebut diberi DISPENSASI boleh mengucapkan kata ANJRING dengan makna AMIN. Dengan alasan WIN WIN Solusion.

Teman kami merasa nyaman karena ikut berprtisipasi dalam misa SPENUHNYA.

MISA tidak akan terhambat karena menuggu teman kami tersebut menyelesaikan kata AMIN.

Itulah asal-usul kata ANJRING di dalam kelompok Pecinta alam kami dan kelompok teman-teman kuliah kami. ANJRING bukan ANJING karena ANJRING adalah AMIN.

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak