Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Nesdok

victorc's picture
Shalom, selamat pagi saudaraku. Pagi ini izinkan saya membicarakan tentang sudut pandang. Apakah Anda pernah mendengar kisah berikut ini? 
Suatu hari, ada tiga orang teman lama sedang melewatkan waktu setelah makan siang. Yang satu adalah seorang insinyur, lalu temannya dokter, dan yang terakhir adalah ekonom. Topik yang mereka bicarakan adalah penciptaan menurut kitab Kejadian. Si insinyur mengawali dengan pertanyaan: "Ingatkah kalian bahwa Tuhan memisahkan lautan dari daratan? Menurut saya Tuhan itu seorang insinyur." Lalu kawannya yang dokter menyahut: "Tidak mungkin. Tuhanlah yang mengoperasi Adam dan mengambil rusuknya, lalu menciptakan Hawa. Jadi Dia adalah dokter." Si ekonom jadi kesal, lalu menukas: "Kalian semua tidak mengerti. Menurut kalian, dari manakah asalnya semua kekacauan di dunia? Hanya seorang ekonom yang bisa."
Ya, ini adalah sebuah humor yang sudah kuno. Mungkin kalau ada orang keempat, dia akan menambahkan perspektif baru, yaitu bahwa Tuhan juga seorang pelukis. Sebab Dialah yang melukis cakrawala, langit dan pegunungan dengan begitu indahnya.
Omong-omong tentang pelukis, saya ingin melanjutkan artikel yang saya tulis sebelumnya tentang dyslexia (3).

Dyslexia
Ceritanya, teman SMA saya menulis buku yang sangat bagus tentang anaknya yang mengalami kesulitan membaca, lalu buku itu diangkat menjadi film berjudul Wonderful Life. Kali ini saya tidak akan menulis lagi tentang film tersebut, namun saya akan fokus tentang seorang anak yang mengalami dyslexia.*
Ketika teman saya ini, namanya Lia, mulai mengajar anaknya mengeja benda-benda di dalam rumah, ia mendapati bahwa anaknya sering keliru:
- Sendok, Qil.
- Nesdok.
- Sen-dok
- Nes-dok
Saya mencoba membayangkan, kalau Lia terus-menerus mendapat jawaban yang keliru, bisa-bisa ia frustrasi. Namun ia tidak menyadari penyebab sebenarnya kesulitan mengeja yang dialami Aqil, sampai Aqil di kelas 2 dan ibunya memperoleh laporan bahwa Aqil mengalami dyslexia. Aqil juga diprediksi tidak akan memiliki karir akademis apa pun dalam hidupnya. Dan tidak ada obat apapun bagi penderita dyslexia.
Bagaimana jika Anda memiliki anak seperti Aqil? Mungkin Anda akan menuduh Tuhan tidak adil dan sedang marah kepada Anda. Demikian juga Lia, sepulang dari tempat ia mendengar laporan bahwa Aqil mengalami dyslexia yang tidak bisa sembuh, ia masuk ke sebuah taxi, dan menangis keras-keras. Ia protes kepada Tuhan yang dirasanya tidak adil kepadanya.
Namun si sopir taxi malah menegur dia: "Ibu kenapa menangis? Kok tidak bisa bersyukur. Kan ibu bisa menyekolahkan anak ibu di sekolah mahal ini, mestinya bersyukur karena tidak semua orangtua bisa menyekolahkan anaknya di sini. Ibu juga bisa naik taxi yang mahal ini, lihat di kanan kiri kita banyak orang yang kepanasan dan berkeringat naik sepeda motor. Belajarlah untuk bersyukur."
Lia bercerita kepada saya, bahwa saat ia mendengar teguran dari sopir taxi itu, ia merasa pipinya seperti ditampar oleh Tuhan. Ia lalu merenung, sopir taxi ini betul juga ya, ia mesti belajar bersyukur dan tidak hanya protes kepada Tuhan.
Bagaimana kisah Lia selanjutnya dalam membesarkan Aqil? Saya tidak akan memberikan spoiler di sini. Silakan membacanya di buku Wonderful Life karya Amalia Prabowo, atau silakan menonton film Wonderful Life.

Kesukaran yang berguna
Menurut penelitian yang dilaporkan Malcolm Gladwell (2), pengidap disleksia menggunakan belahan otak kanan lebih banyak ketika membaca dibanding dengan pembaca normal. Belahan otak kanan adalah sisi konseptual. Itu bagian yang salah untuk tugas yang ketat dan perlu ketepatan seperti membaca. Mungkin hal ini disebabkan oleh susunan jaringan syaraf di bagian otak tertentu yang tidak berkembang sebagaimana otak anak normal.
Adakalanya ketika pengidap disleksia membaca, tiap langkahnya terhambat, seolah berbagai bagian otak yang bertanggung jawab dalam membaca sedang berkomunikasi lewat hubungan yang lemah. 
Salah satu cara mengetes keberadaan disleksia pada anak kecil adalah dengan menyuruhnya melakukan "penyebutan nama otomatis dengan cepat." Tunjukkan berbagai warna dengan cepat - merah, lalu hijau, lalu biru, lalu kuning- dan cek tanggapannya. Lihat warna. Kenalk warna. Hubungkan nama dengan warna. Sebut namanya. Itu otomatis bagi kebanyakan kita, namun tak otomatis bagi pengidap gangguan membaca.  Atau coba tes berikut: dengarkan dua bunyi ini "sen" dan "dok." Bisakah mereka menggabungkannya menjadi "sendok"?
Seperti pengalaman Lia di atas, Aqil mengalami kesulitan tidak hanya dalam mengeja namun juga dalam menggabungkan suku kata. Menurut penuturan dalam bukunya, Aqil merasa seperti huruf-huruf itu melompat-lompat dalam benaknya.
Lalu bagaimana membesarkan anak seperti ini?
Dalam kasus Lia, secara perlahan ia mulai menyadari bahwa Aqil memiliki 3 kelebihan yang sangat menonjol: imajinasi yang liar, ketrampilan sosial yang tinggi, dan bakat melukis yang luar biasa. 
Seperti dikisahkan dalam film Wonderful Life, Lia pernah mengajak Aqil berjalan-jalan di hutan, dan di suatu tempat Aqil berhenti lama. Ketika ditanya ibunya kenapa dia tidak mau jalan terus, dia menjawab: "sebentar Umi, ini sepatuku lagi berbicara dengan jamur-jamur pohon ini." Artinya, imajinasinya sangat tidak biasa untuk anak seusianya. Dan ketika sampai di rumah, Aqil langsung menuangkan imajinasinya ke atas kertas dan jadilah gambar tentang jamur yang bercakap-cakap dengan sepatunya.
Aqil juga pernah kesasar di jalan, dan ibunya cemas ketika melihat anaknya dikerubuti orang. Ternyata orang-orang mengerubutinya bukan karena ketabrak, namun karena mereka mengagumi gambarnya. Aqil ternyata dapat dengan mudah menceritakan gambarnya kepada orang-orang dan mereka menyukai dia. Itulah ketrampilan sosial.
Setelah itu, Lia menyadari bahwa Aqil mungkin tidak memiliki masa depan akademis seperti anak-anak lain, namun Aqil memiliki masa depan yang lain, yaitu sebagai pelukis. Ya pelukis muda yang otodidak seperti Basquiat yang sangat terkenal sebagai pelukis mural di New York. Bahkan konon Andy Warhol yang ngetop itu pernah belajar pada Basquiat yang dianggap pelukis jalanan.
Kini, 3 tahun kemudian, berita terakhir yang saya dengar desember 2016, Aqil baru selesai mengadakan pameran lukisan di salah satu galeri di Jakarta, lalu akhir desember dilanjutkan dengan pameran di Amsterdam.
Kiranya benar kalimat ini: Tuhan menciptakan setiap anak dengan rancangan yang indah. Adalah tugas orangtuanya untuk menemukan rancangan tersembunyi itu.
Kelebihan khusus anak-anak yang mengidap disleksia juga pernah dibahas di majalah Scientific American (1).

Inovator
Menurut suatu survei, di antara kebanyakan inovator (penemu) dan para pemimpin perusahaan, sekitar sepertiganya mengalami disleksia. Psikolog Jordan Peterson menyatakan inovator dan kaum revolusioner cenderung memiliki campuran tertentu sifat-sifat unik khususnya tiga yang berikut: keterbukaan, kehati-hatian, dan keramahan. Apakah tiga sifat ini berkorelasi dengan sifat yang dikembangkan oleh pengidap disleksia? Bisa jadi demikian.
Satu hal yang pasti, seringkali anak-anak baik normal maupun tidak, mesti mengembangkan suatu strategi sejak dini, bagaimana mereka dapat menemukan tempatnya di dunia. George Bernard Shaw mengatakan: "Orang yang masuk akal menyesuaikan diri dengan dunia, orang yang tak masuk akal terus mencoba menyesuaikan dunia dengan dirinya. Oleh karena itu segala kemajuan bergantung kepada orang yang tak masuk akal."
Lalu bagaimana dengan teori evolusi yang mengajarkan penyesuaian diri melalui seleksi alam? Menurut teori Darwin, mereka yang tidak dapat menyesuaikan diri tidak akan bertahan. Benarkah bahwa hanya yang kuat, yang cepat, dan yang cerdas yang akan bertahan?
Berikut ini adalah jawaban yang saya berikan kepada seorang profesor matematika asal Amerika yang baru pulang dari pulau Galapagos. Galapagos adalah pulau di mana Charles Darwin pernah meneliti dan mengembangkan gagasan evolusinya.
Intinya, saya menjawab bahwa kisah Daud versus Goliat mengatakan dengan apik bahwa bukan yang terkuat dan tercepat yang akan bertahan, namun mereka yang mengandalkan Tuhan dan memahami dirinya sendiri yang akan bertahan. 
Jadi jika anak Anda tidak mungkin menjadi insinyur atau dokter atau ekonom, mungkin ia memiliki masa depan lain sebagai pelukis, ilustrator atau inovator.

"Punya-Mulah lengan yang perkasa, kuat tangan-Mu dan tinggi tangan kanan-Mu."- Mzm. 89:13

Jawaban saya selengkapnya berikut ini.

Versi 1.0: 15 Januari 2017, pk. 19.00
VC

*Note: artikel ini ditulis untuk Amalia dan semua ortu yang memiliki anak yang mengalami gangguan belajar, termasuk autis, ADHD, disleksia dll. Terimakasih atas bukunya.

Referensi:
(1) https://www.scientificamerican.com/article/the-advantages-of-dyslexia/
(2) Malcolm Gladwell. David dan Goliath. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2013.
(3) http://sabdaspace.org/dyslexia

-----
Jawaban email saya kepada seorang profesor matematika:

On evolution

Dear Prof. Florentin Smarandache

In response to your email:

"I just returned from Galapagos, where Darwin went about 180 years ago. You are a scientist and a religious man. Can you tell me what do you think about Evolutionism vs. Creationism ?"

Congratulation to your tour, hopefully you got new insights from the field experience. You can write a book for example: "Galapagos revisited," or something like that.

If you want to know evolution vs. creation, you need a thick book on this subject. But allow me to offer you a simple guide to the whole panorama on this topic.

I will not pretend to say that I know the latest development on evolutionism and creationism debate, but I will try to explain to you some objections on Darwinian evolution theory. With respect to creationism, I will desccribe it later.

Comments on evolutionism:

a. Origin of ideas:
Some authors wrote that Charles Darwin was influenced by Erasmus Darwin, his grandfather, although Charles tried to deny this influence. And Erasmus was known as anti-Christianity scientist. Now you know what I try to say.(2)(3)
Secondly, Charles Darwin was influenced by Adam Smith, but perhaps only a little. He was much more influenced by Malthusian thinking on scarcity of resources which triggers human struggle:

"In October 1838, that is, fifteen months after I had begun my systematic inquiry, I happened to read for amusement Malthus on Population, and being well prepared to appreciate the struggle for existence which everywhere goes on from long- continued observation of the habits of animals and plants, it at once struck me that under these circumstances favourable variations would tend to be preserved, and unfavourable ones to be destroyed. The results of this would be the formation of a new species. Here, then I had at last got a theory by which to work". - Charles Darwin - Autobiography(5)

b. methodology:
As you know much more on statistics, allow me to tell you: what will you do if a student want to generalize his small scale experiment? You will say that it is inadequate generalization, right? But many scientists deny to say that Darwinian theory was based on inadequate generalization of observations he made in Galapagos island. In biblical study, we are told that we should not inject our ideas into the text (eisegesis), but instead we should learn from the text (exegesis). If we consider "nature" as the text, then we can also say that Darwin's fault was he did too much "eisegesis" instead of "exegesis."

c. Impact:
Charles Darwin has impacted on many ruthless businessmen since early days, that is why some people call him as the father of economics study. (1)(4)
Is it true that we can do a business without any regard on morality or business ethics? Yes, many businessmen still think like animals, that is the truth. And this is the ultimate source of economics inequality and poor business ethics on workers.
Nowadays, we see how ruthless is the life standard of MNC manufactures in third world countries, in the name of business efficiency. That is a scandal!
In biology thinking, these businessmen were influenced and brainwashed by Richard Dawkins's book: the selfish gene. They say that they have rights to be selfish. That is how modern humanity becomes degraded. Of course, I refer to business ethics in 19th century era which were influenced by Darwinian thinking. Nowadays many MNCs have practiced better business ethics.

d. Recent developments:
There are many developments nowadays,  will mention only two:
- evolutionary economics: the study of economics as evolutionary science.
- evolutionary biology: how evolution theory impact biology. Interestingly, one scholar and researcher in this field offers a new term: frozen evolution, which undermines the very notion of forced transmutation.(10)

e. Lev Landau:
Prof. Lev Landau, a Nobel Laureate from Russia, once was asked what is his opinion on evolution£. He just joked on that issue: "if inherited transmutation is correct, then a woman should give birth daughters who are not virgin.". (Of course, all daughters are born as virgins from their mother, so the notion of inherited transmutation is wrong.)

f. lluminati, Lochness Monster and other stuff
New study tells that Charles Darwin was a member of Illuminati.(6)(8)
Moreover, I was told by Jesus Christ several years ago, that Charles Darwin praised animal's strength, although he claimed that he is a Christian. But his thoughts were anti-Christian, just like his grandfather, Erasmus Darwin.
Jesus also told me that Darwin praised an animal especially Lochness Monster, but unfortunately I cannot give you a link on that.

g. Conclusion: David and Goliath
Did you read a famous biblical story of David vs. Goliath? Who won? 
Goliath represented the strength and speed of giant, but David represented a weak and smaller soldier who stands in the name of God.
If Darwin is correct, then Goliath should win ultimately, but you know the rest of the story. Read Malcolm Gladwell (10)(7).
As a Christian, I should say that we are all weak and meek, and we are sent like sheeps into the crowd of wolves. But I believe in the story of David vs. Goliath. 
Hopefully you will learn one or two from this message.

Version 1.0: 15 january 2017, pk. 5:19
VC

References: (1) Jerry Bergman. Url: http://www.creationontheweb.com/images/pdfs/tj/j16_2/j16_2_105-109.pdf
(2) http://www.talkorigins.org/faqs/precursors/precurstrans.html
(3) http://creation.com/darwinism-it-was-all-in-the-family
(4) https://evolution-institute.org/article/charles-darwin-as-the-father-of-economics-a-conversation-with-robert-frank/
(5) http://www.ucmp.berkeley.edu/history/malthus.html
(6) http://beforeitsnews.com/alternative/2014/08/charles-darwin-illuminati-family-member-exposed-the-illuminati-evolution-deception-video-3016576.html
(7) Malcolm Gladwell. David and Goliath. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2013.
(8) http://www.fourwinds10.net/siterun_data/government/new_world_order/news.php?q=1269135385
(9) http://www.frozenevolution.com
(10) http://davidandgoliathmalcolmgladwell14.weebly.com/chapter-summaries.html
__________________

Dari seorang hamba Yesus Kristus (Lih. Lukas 17:10)

"we were born of the Light"

Prepare for the Second Coming of Jesus Christ:

http://bit.ly/ApocalypseTV

visit also:

http://sttsati.academia.edu/VChristianto


http://bit.ly/infobatique

jesusfreaks's picture

Mempertanyakan pernyataan Teori Darwin ?

Dear pak Victor,

Lalu bagaimana dengan teori evolusi yang mengajarkan penyesuaian diri melalui seleksi alam? Menurut teori Darwin, mereka yang tidak dapat menyesuaikan diri tidak akan bertahan. Benarkah bahwa hanya yang kuat, yang cepat, dan yang cerdas yang akan bertahan?

saya hendak menanyakan kalimat yang saya BOLD, apakah itu merujuk ke maksud teori Darwin. karena setahu saya, justru teori Darwin hendak menjelaskan BUKAN YANG TERKUAT, BUKAN YANG TERCEPAT, BUKAN YANG TERCERDAS yang akan BERTAHAN ? tapi yang mampu berADAPTASI.


__________________

Jesus Freaks,

"Live X4J, Die As A Martyr"

-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS- 

victorc's picture

JF: trims komentar Anda sangat menarik...

Memang dalam artikel ini saya tidak membahas secara spesifik tentang teori evolusi, karena saya tidak menelitinya secara khusus. Hanya saya mengontraskannya dengan kalimat George Bernard Shaw yang saya kutip, dengan istilah kunci di sini adalah "menyesuaikan diri."
Memang kalau dibaca ke teks asli Darwin, dia hanya menulis "survival of the fittest." Sehingga para pendukungnya berkilah bahwa Darwin tidak pernah memaksudkan bahwa yang akan bertahan adalah yang terkuat dan tercepat. Namun Anda juga mesti membaca Autobiografi Darwin, di mana dia menulis bahwa dia mendapat inspirasi dari teori Malthus. Jadi boleh dikatakan bahwa Darwinisme sosial adalah implikasi langsung dari teori evolusi Darwin.
Dalam konteks biologi modern, kebanyakan ahli kini dipengaruhi oleh Neo-Darwinisme yang dipelopori oleh Richard Dawkins dengan bukunya: The Selfish Gene. Dalam buku tersebut ditekankan bahwa sel-sel kita selalu bersaing dalam segala hal, dan mereka memiliki ciri selfish. Nah, lalu ini dijadikan pembenaran untuk mengembangkan model ekonomi yang bertumpu pada keserakahan dan egoisme semata (selfishness).
Dalam beberapa diskusi yang pernah saya lakukan, hanya ada sedikit ahli biologi yang berani menentang teori evolusi tersebut, satu di antaranya adalah Jaroslav Flegr, peneliti biologi evolusioner. Ia menulis buku berjudul: The Frozen Evolution. Lihat www.frozenevolution.com. Jika Anda berminat, silakan japri email Anda, nanti saya kirimkan bukunya dalam format pdf. Thanks, Jbu.
VC
__________________

Dari seorang hamba Yesus Kristus (Lih. Lukas 17:10)

"we were born of the Light"

Prepare for the Second Coming of Jesus Christ:

http://bit.ly/ApocalypseTV

visit also:

http://sttsati.academia.edu/VChristianto


http://bit.ly/infobatique