Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Nilai Manusia

yujaya27's picture

Di dalam sebuah artikel belasan tahun yang lalu (ilustrasi dari Sabda), tentang hasil penelitian dari seorang ahli biologi yang meneliti nilai manusia, berdasarkan beberapa unsur yang terdapat di dalam tubuh manusia, seperti lemak, zat besi, fosfor, air dan kapur. Unsur-unsur tersebut kemudian dinilai dengan uang dan dijumlahkan, maka di dapat seharga yang nilainya tidak sampai 10 juta rupiah, sebuah nilai yang sangat murah sekali untuk ukuran manusia. Di sisi yang lain, masih ingatkan sebuah film serial TV jaman dulu, yang berjudul "Six Million Dolar Man", kisah seorang astronot yang mengalami kecelakaan fatal, kemudian agar dia tetap bisa hidup, maka organ tubuhnya harus diganti dengan bionic human technology, yang nilainya seharga 6 juta dolar Amerika, sebuah nilai yang cukup fantastis pada jaman itu.

Lalu berapakah nilai manusia sebenarnya? Di satu sisi ekstrim, manusia menilai manusia lainnya dengan rendah sekali, tidak terlepas apakah beragama atau tidak. Yang tidak beragama mempercayai manusia berasal dari hewan yang berevolusi selama ribuan tahun, hingga akhirnya menjadi manusia seperti sekarang ini, yang beragama pun tidak lebih baik juga, dengan mudahnya atas nama agama membunuh sesama manusia, jiwa manusia seperti tidak ada nilainya sama sekali. Di ekstrim yang lain, manusia menilai dirinya terlalu tinggi sekali, percaya di dalam dirinya mempunyai potensi besar, yang bisa dikembangkan dengan sangat luar biasa, membangun kepercayaan diri yang bergantung dan hanya berpusat kepada diri sendiri, sehingga bisa jadi menjadikan dirinya sebagai Tuhan. Pemahaman seperti ini banyak ditemukan di dalam perkataan para motivator, tidak terlepas motivator beragama Kristen maupun yang bukan Kristen, sebenarnya "spirit" pemahaman seperti ini sudah ada sejak dahulu, masih ingatkan menara Babel dan kejatuhan Adam&Hawa?

Melalui bacaan Firman Tuhan minggu ini (Mazmur 8), kita dapat melihat dan belajar dari pemahaman raja Daud tentang dirinya(manusia), bagaimana dia yang walaupun seorang raja, tetap mengerti posisi dirinya di hadapan Allah yang Maha Besar, maka dia mengawali mazmurnya dengan sebuah pujian mengagungkan kebesaran Allah, menyadari dirinya sebagai manusia yang kecil tidak ada artinya, tetapi Allah telah memberikan kehormatan dan kemuliaan yang begitu besar kepada manusia. Demikian berharganya manusia bagi Allah, sehingga mendapat perhatian khusus, diberikan kuasa untuk memerintah atas alam ciptaan-Nya. Kemudian mazmur ini ditutup dengan sebuah kalimat konfirmasi yang menegaskan bahwa hanya Tuhan Allah yang patut dimuliakan di seluruh bumi. 

Jika kita sebagai manusia yang hina, tetapi sudah diberikan Allah sebuah kemuliaan yang begitu besar, maka marilah kita menyikapi setiap hal di dalam kehidupan kita dengan rendah hati, bersyukur dan memuliakan Allah sang pencipta.

Singapore 25 Jan 2018

Tulisan untuk Warta Jemaat 28 Jan 2018