Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Tithing

Marvin's picture

PERSEPULUHAN
Mungkin kita tidak asing dengan istilah ini, bagaimana kita memberikan 10% dari pernghasilan yang kita dapat kepada Tuhan. Namun, yang asing bagi kita mungkin adalah apakah benar persepuluhan itu harus dilakukan? Kenapa? Ataupun kalau dilakukan, apakah itu bermakna bagi kita?
Jawabannya adalah persepuluhan harus dilakukan bagi orang Kristen, karena kita mengetahui bahwa sebenarnya kita tidak memiliki apapun di dunia ini, semuanya milik Tuhan, tetapi dalam FirmanNya Tuhan lebih menekankan bahwa sepersepuluh dari penghasilan yang kita dapat harus kita berikan sebagai persembahan syukur padaNya.

Lalu beberapa makna pentingnya yaitu:
1. Tujuan hidup orang Kristen adalah memuliakan Allah, salah satunya dengan persepuluhan ini.
2. Dengan melaksanakan persepuluhan, kita menunjukkan bahwa prioritas utama kita dalam hidup itu adalah Allah dan bukan uang.
3. Jika kita melakukan persepuluhan, kita sudah membasmi akar kejahatan yaitu cinta akan uang (1Timotius 6:10).
4. Menyenangkan hati Allah, karena bisa juga sebagai wujud kasih kita padaNya.
5. Ikut berbagian dalah pekerjaan Allah.


Dan mungkin masih banyak lagi manfaatnya bagi kita. Kalau menurut pengalaman pribadi saya, persepuluhan itu cukup sulit dilakukan. Disamping prosesnya itu tiada henti selama kita masih hidup, kadang merasa jika memberikan persepuluhan, kita malah kekurangan uang (padahal tidak, Tuhan yang mencukupkan kebutuhan kita, asal kita mau taat). Tetapi proses itulah yang membentuk karakter kita dan mendapatkan berkat-berkat dari Tuhan.
Oya, bukan point manfaatnya yang menjadi dasar kita melakukan persepuluhan. Semua yang kita lakukan untukNya karena kita mengasihiNya dan ingin menyenangkanNya.

Selain banyak manfaatnya, banyak hal juga yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan persepuluhan. Contohnya, bagaimana kalau kita yang masih belum berpenghasilan / bekerja? Pernah saya berbincang dengan teman saya, dan ia mengatakan bahwa itu masalah hati, jika orang tua sudah memberikan persepuluhan, maka terserah. Dan saya setuju dengan hal itu.
Jika kita mau membentuk karakter dan menyenangkan Tuhan sejak dini, tidak ada salahnya melakukan persepuluhan, dan jika masih belum bisa bagi yang belum berpenghasilan, Tuhan tetap menunggu. Berbeda hal lagi jika orang tuanya tidak memberikan persepuluhan, maka kita yang sudah mengetahui tentang hal ini justru diberikan tanggung jawab yang lebih berat. Yaitu menasihati orang tua untuk melakukan persepuluhan dengan menunjukkan bahwa kita melakukan persepuluhan atas dasar kasih.

Lalu yang perlu diperhatikan lagi adalah kita bertanggung jawab atas persembahan yang kita berikan. Kadang kita taat, tetapi tidak memperhatikan aspek lainnya. Misalnya kita memberikan persepuluhan tapi ujung-ujungnya kita tahu bahwa uang itu malah dipakai pendeta untuk foya-foya bukan untuk pekerjaan pemberitaan Injil atau pekerjaan kasih. Contoh lebih jelasnya adalah jika ada seorang yang ingin meminjam uang pada kita, apakah kita akan meminjamkan kepada orang yang benar-benar butuh akan kebutuhan primer atau kepada orang yang tidak tahu diri? Kita harus hati-hati dengan apa yang kita berikan, karena bisa saja kita mendukung orang untuk berbuat dosa. Memang ini hal yang sulit, tapi kita perlu menekan ini agar tidak menjadi-jadi.

Hal lain yang bisa jadi kesalahan adalah, persepuluhan dijadikan seperti komisi untuk hamba Tuhan. Misalnya ada pendeta yang membantu bisnis rekannya dan berhasil. Maka 10% keuntungan harus diberikan kepada pendeta itu.

Lalu katanya ada pendeta yang menganggap bahwa persepuluhan dikaitkan dengan suku-suku. Zaman dulu dari kedua belas suku Israel, persembahan persepuluhan diberikan pada satu suku, yaitu suku Lewi. Berarti yang pendeta dapatkan sebagai suku Lewi adalah 110%. Sedangkan pendeta itu berkata bahwa ia hanya memakai persembahan persepuluhannya hanya 40%, dan 70% nya lagi baru untuk pekerjaan Tuhan. Sebenarnya ini juga kurang terlalu jelas, tapi ini jelas salah.

Kalau ada yang seperti ini, betapa liciknya pendeta itu.

Kemudian, ada dosen saya juga pernah menyinggung soal persepuluhan ini. Dia pikir persepuluhan itu sebagai money laundering. Artinya, agar membuat uang yang kita pakai itu tidak haram, kita mencuci uang itu dengan persepuluhan. Karena pada dasarnya mungkin kita mendapatkan uang dengan cara tidak etis, atau illegal. Atau kita sudah dibayar 8 jam bekerja tetapi 2 jam kita bermalas-malasan, kita menghapus dosa melalui persepuluhan. Padahal, itu merupakan hal yang terpisah, tidak bisa dikaitkan.

Ya, permasalahan mengenai uang memang tiada habisnya ..

Uang dapat memberikan kebahagiaan dalam dosa..
Uang juga dapat memberikan sukacita dalam Tuhan..
Uang dapat menawarkan pekerjaan kekal..
Uang juga dapat memberikan pekerjaan sementara..
Manakah yang kita tentukan?

Kita harus bisa mengatur apa yang Tuhan pecayakan (uang) pada kita, bukan kita yang diatur apa yang Tuhan percayakan (uang) pada kita.

 “Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap dalam dirinya?”  1Yohanes 3:17 Maleakhi 3:10

                                                    God Bless~