Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Mau Bijak? Pergi Ke Yunani!

Japaom's picture

Saban pagi sambil menunggu putraku tercinta mempersiapkan diri berangkat sekolah, saya menyaksikan berita Metro Pagi. Tanggal 21 Oktober kurang lebih pkl 6.20, Gayus Lumbuun berbicara mengenai rencana perjalanan anggota DPR ke Yunani.

Perjalanan menuju sekolah, berikut Q & A saya dengan Jo:

Q : Tadi dengar berita TV?
A : Ya, anggota DPR mau studi tur ke Yunani.
Q : Mengapa belajar moral/etika ke Yunani?
A : Supaya bisa ketemu Paus disana.
Q : Hus, Paus di Vatikan, di Itali, bukan Yunani. (Jo SMP kls II, beberapa    lokasi geografi di Eropa-Timur Tengah belum terlalu dia kuasai).
Q : Mengapa harus belajar lagi, anggota DPR kan rata2 sudah S1/2 bahkan ada yang S3.
A : Pendidikan sih boleh tinggi, biar sudah S5, tapi karena moral kurang, mereka mau belajar lagi.
Q : Sekolahmu ada pelajaran PMK, daripada jauh2 dan mahal ke Yunani, kenapa tidak belajar di sekolah kamu saja?
A : Iya juga ya, tapi apa mereka mau? Kan ke Yunani bisa sekalian jalan2 dan dapat uang banyak.

Kami sudah tiba di sekolah. Pembicaraan ringan kami berhenti sampai disana.

Keesokan harinya, saya melanjutkan:

Q : Masih ingat anggota DPR yang mau ke Yunani?
A : Oh itu, mau belajar norma ke Yunani.
Q : Kenapa tidak mengusulkan anggota DPR belajar norma ke sekolah kalian saja. Sekolahmu kan ada pendidikan moral Konghucu. Konghucu adalah filsuf yang sangat terkenal. Ajaran moralnya bukan hanya diajarkan di China, bahkan seluruh dunia. Guru BP kamu siapa namanya?, bu Maria. Kamu ceritakan berita anggota DPR ke bu Maria. Nanti kalian tulis surat mengundang anggota DPR ke sekolah kalian.

Saya lalu menceritakan anak2 TK/SD di Amerika diajarkan guru mereka menulis surat kepada anggota Kongres atau Senat yang mewakili dapil/distrik mereka......

Q : Mengapa anggota DPR perlu belajar norma lagi?
A : Habis kalau lagi sidang pada merokok, ngobrol, mainin HP, tidur.

Kami sudah sampai di halaman depan sekolah.

Jadi ingat kata Gus Dur, anggota DPR hanyalah segerombolan anak2 TK.

"Tong shi ren, lei bu qi ; liu su zhong, ren zhe xi" = Walau semua manusia sama, tetap berbeda kualitasnya ; kebanyakan kita orang biasa, manusia sejati sangatlah langka. DZG hal.80.

"Guo ren zhe, ren duo wei ; yan bu hui, se bu mei" = Orang-orang yang berbudi, orang segan dan mengagumi ; mereka bicara apa adanya, tidak menjilat, mengangkat-angkat. DZG hal.81.

PlainBread's picture

Wakil Rakyat

Sebelum jadi wakil rakyat, mereka juga dari rakyat. Bahkan setelah jadi wakil rakyat pun, mereka masih tetap rakyat.

Katanya biaya APBN untuk anggaran dinas seluruh pejabat itu sampe hampir 20 trilyun. Kalo dipikir, memang mengenaskan.

Tapi kalo dipikir2 lagi, bukankah memang ada paradigma bahwa jadi pejabat/wakil rakyat itu adalah terhormat, berwibawa, dan menduduki kasta tinggi tersendiri di dalam masyarakat?

Rakyat sudah memilih wakilnya, partainya. Studi banding akan terus berlanjut selama paradigma tersebut masih tidak berubah. Paradigma yang berasal dari konsep pragmatis, mungkin.

Orang yang sekarang teriak2 anti studi banding, bisa jadi 5-10 tahun terpilih jadi wakil rakyat. Dan kita bisa lihat apakah orang tersebut tetap akan anti studi banding. Buktinya orang2 yang ada di dalam sana, dulu sebelum terpilih jadi wakil rakyat, kritisnya minta ampun protes sana sini. Sudah duduk lupa berdiri. Sudah masuk lupa keluar.

Studi banding ini hanyalah tip of iceberg saja. Kalo mau dipecut, bukan saja wakil rakyat yang mengeluh, tapi juga rakyat.  Rakyat yang mengeluh tarif tinggi tapi tersenyum kalo diam2 korupsi. Rakyat yang teriak ketidakadilan dari pemerintah tapi pembantu di rumah tidak dikasih hari libur. Rakyat yang teriak anti kolusi tapi diam2 melakukan TST (tau sama tau). Rakyat yang emosi liat darah tumpah di jalan tapi merokok di dalam gedung dan transportasi publik. Bedanya wakil rakyat dengan rakyat itu cuma bicara skala kok.  Selebihnya tidak ada bedanya. Kalo wakil rakyat harus dipecut, rakyat juga harus dipecut. Berani gak rakyatnya?

hai hai's picture

Yu Nani Memang Bijaksana

 Yu nani memang bijaksana, sementara Yu jinah (Waljinah) memang pandai menyanyi. Belajarlah kepada ahlinya.

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak