Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Bersama Sahabat

ely's picture
Sahabat bagiku seperti seorang malaikat, yang Tuhan utus untuk membantu aku mengerti apa arti  kebersamaan dan perpisahan, yang bagiku memiliki nilai sama pentingnya.

Hal ini baru aku ketahui, ketika aku mencoba belajar tentangnya. Sepanjang usiaku hingga kini, ada beberapa orang yang pernah menjadi sahabatku. Mereka telah memberikan nilai-nilai sangat berarti dalam hidupku.

Sahabat pertamaku sewaktu kecil adalah seorang gadis cilik, manis, aktif, namun sangat pendiam ketika bersama dengan teman-teman lain, namanya Memey. Kami berteman sejak kami duduk di bangku Taman Kanak-kanak hingga Sekolah Menengah Umum.

Banyak cerita yang telah tercatat dalam persahabatan kami, namun ada sebuah cerita yang akan terus aku ingat sampai aku tidak lagi mampu untuk mengingatnya.

 
Tahun kedua, di bangku Sekolah Menengah Umum.Bukan salah siapa-siapa, hanya kami yang belum terbiasa dengan keadaan seperti itu. Waktu itu kami mengambil keputusan bersama untuk bergabung dalam ekstrakurikuler sekolah dengan  tim teater. Kami bersepakat bahwa ketika ada pertemuan atau latihan kami akan pergi dan pulang barsama, karena kebetulan Memey akan melewati rumahku ketika akan berangkat ke tempat latihan.

Pertemuan pertama pun akhirnya tiba, sesuai kesepakatan kami pergi dan pulang barsama.Pertemuan kedua juga begitu.Sampai pada pertemuan ketiga, aku ternyata harus mulai belajar untuk menunggu.Aku menunggunya sampai waktu yang tidak mungkin lagi bagiku untukmengikuti latihan, namunMemey tidak datang-datang juga.Aku sempat merasa kesal,bersyukur bahwa waktu itu cuaca mendung sehingga tidak turut membakar emosiku.Pertemuan ketiga aku absen karena menunggu.

Keesokan harinya, akupun telah siap dengan pertanyaanku padanya.Aku sengaja berangkat pagi-pagi, dan menunggunya di dalam kelas.Tak berapa lama iapun muncul di depan pintu kelas, serambi tersenyum dan langsung meminta maaf karena sudah menyadari lebih dulu kesalahannyasebelum aku bertanya padanya.  Memey memberi alasan bahwa ia ketiduran, jadi supaya tidak terlambat ia harus melewati jalan pintas. Memey  berharap dapat bertemu denganku di tempat latihan.Tentu saja aku bisa memaafkannya, karena alasannya terlihat masuk akal.(Waktu itu kami tidak punya handphone atau telepon rumah sehingga kesulitan dalam berkomunikasi jarak jauh.)

Hari-hari berjalan seperti biasa persahabatan kami tetap diwarnai dengan kebersamaan, sampai-sampai teman-teman di kelas, ibu kantin dan beberapa guru sering bertanya heran, bila hanya melihat aku atau Memey berjalan sendiri di sekitar sekolah. Ya, kami pun merasa belum lengkap kalau salah satu dari kami tidak ada.

Pertemuan teater terus berjalan seperti biasanya.Namun untuk waktu berikutnya ternyataaku harus kembali belajar menunggu.Jam 3 sore, di teras rumah beratapkan seng tanpa pepohonan, bukan waktu dan tempat yang cukup nyaman untuk menahan emosi, karena cuaca panas menyengat, tanpa awan yang menahan sengatan matahari. Memey tidak muncul-muncul juga untuk menjemputku, sedang aku pun tidak ingin memutuskan berangkat sendiri, takut kalau nanti dia masih dalam perjalanan.Aku menunggu sampai memutuskan untuk tidak berangkat, karena waktu sudah tidak memungkinkan.Setengah jam lebih menunggu, membuat otak dalam kepalaku serasa meleleh, karena emosi dan kepanasan karena terik matahari.

“Aku butuh alasanmu” kataku tanpa basa-basi karena masih emosi, ketika pagi itu kami bertemu di kelas.

Dengan wajah memelas dan cemas melihat emosiku, Memey menjawab “aku sakit perut, tapi sembuh sebelum waktu pertemuan”, “karena takut terlambat aku lewat jalan pintas”. “sorry, jangan marah ya “ katanya minta maaf.

Aku terdiam sesaat, “mengapa tidak lewat rumahku saja, meski terlambat” pertanyaanitu langsung terngiang dalam kepalaku tapi tidak juga keluar dari mulutku.Masih dengan perasaan kesal, aku hanya bisa bilang “ya, gak pa pa!”, dengan nada ketus, berharap dia tahu kalau aku masih kesal.
Tapi emosiku tidak berlangsung lama, keesokan harinya persahabatan kami sudah kembali seperti biasa.

Latihan berikutnya, kami kembali sepakatuntuk berangkat barsama, dan aku mengingatkan dia, bahwa aku akan menunggunya, jadi jangan lewat jalan pintas sekalipun waktunya sudah kepepet. Ia menyetujui kesepakatan itu.

Sore itu cuaca seperti biasa, panas dan menyengat.Lima menit, sepuluh menit, lima belas menit, aku menunggunya dengan perasaan kesal.Keringatku sudah mulai bercucuran.Aku kembali emosi di buatnya.Tapi kali ini aku tidak akan menunggunya seperti kemarin, aku memutuskan untuk berangkat sendiri. Ketika hampir sampai di tempat latihan samar-samar dari jalan aku mengenali seseorang berjalan terburu-buru tidak jauh dari persimpangan jalan di tempat aku berdiri.Seseorang yang akhirnya aku kenali itu adalah Memey, emosiku  semakin menjadi. “Entah bagaimana ia tega meninggalkan aku”, pikirku.

Sesampai di tempat latihan, aku tidak langsung menegurnya, karena waktu itu kami sama-sama sudah terlambat.Aku segera mengambil tempat untuk mendengarkan arahan dan kemudian kami pun memulai latihan.Dengan terpaksa aku harus mengekspresikan peran komedi, dengan wajah berat,  karena masih menahan emosi.Sekilas ketika pandangan kami bertemu, aku bisa melihat wajahnya, tampak gelisah.

Latihanpun selesai, aku sengaja berlambat-lambat, dan berharap dia dapat menangkap maksudku yang memintanya untuk memberi penjelasan.Mengerti maksudku, iapun akhirnya menunggu sampai semua teman-teman meninggalkan kami dan langsung menemuiku.
“aku minta maaf” katanya pelan sedikit merengek, seperti anak kecil yang minta diberikan permen.
“apa alasanmu” kataku datar.

Lama ia tidak menjawab, mungkin memikirkan kata-kata yang tepat. “aku harus menjaga adikku, ketika mama ke pasar” akhirnya ia menjawab.

“bagaimana dengan kesepakatan kita” kataku lagi, masih dengan nada datar.

“aku benar-benar minta maaf”, katanya dengan nada menyesal yang belum juga hilang dari ekspresi wajahnya. "aku memang salah, seharusnya aku tetap menjemputmu dan tidak menyepelekan kesepakatan kita” katanya lagi, masih dengan nada memelas.

Aku tak lagi ingin bertanya. Kami pulang bersama, tanpa berkata-kata, hanya kalimat perpisahan ketika akhirnya kami tiba di depan rumahku.

Esoknya, iya menyambutku di gerbang sekolah dengan senyum khasnya.Aku pun mencoba untuk membalas senyumnya, emosiku yang tadinya masih tersisa akhirnya mulai reda, aku dapat kembali tersenyum ketika iya menyambutku.Kami mulai berbicara seperti biasa tanpa mengungkit masalah kemarin, karena sebenarnya aku sedang mencoba untuk mengerti masalahnya.

Tiba waktu latihan berikutnya, kali ini aku tidak menyinggung lagi untuk pergi dan pulang bareng. Tapi ketika pulang sekolah, iayang memintaku untuk menunggunyauntuk berangkat latihan bersama, sampai ia datang.Aku pun mengiyakan permintaannya dengan senang hati, sambil memastikannya dengan bertanya “jangan telat ya?”, “ok, sist” katanya menjawabku.
Entahlah, kali ini aku tidak ingin benar-benar menunggunya.Karena pikirku, dia bisa saja terlambat lagi seperti kemarin dan langsung berangkat ke tempat latihan, tanpa mengingatku yang lagi menunggunya dengan kesal. Hanya saja kali ini, sepertinya aku yang akan terlambat, karena harus mengerjakan pekerjaan rumah yang kemarin tertunda.

Seperti dugaanku, ia belum juga muncul, dan aku memutuskan untuk berangkat sendiri. Berjalan agak tergesa-gesa di atas trotoar kecil membuatku sedikit berkeringat.Tapi karena takut terlambat aku tetap saja berjalan cepat tidak perduli keringat yang mulai bercucuran.

Keluar dari simpang jalan, aku dapat melihat jelas, di seberang jalan Memey berjalan bersama dua orang teman-taman yang lain, menuju ke tempat latihan. Entah, apa yang aku rasakan, aku tidak merasa emosi seperti kemarin,hanya saja dalam hati, aku merasa bahwa Memey benar-benar tidak dapat dipercaya.  Kesimpulan itu keluar begitu saja dari kepalaku.

Sampai di tempat latihan, ketika ia menyapaku dengan senyum khasnya aku dapat membalas senyumnya, tapi senyumku terasa hambar, karena sudah terlanjur membuat “cap” terhadap kepribadian Memey.

“berangkat bertiga ya?” tanyaku datar, ketika ia mendekatiku.

“iya” katanya, dengan pelan, mungkin menyadari kesalahannya.

“waktu pulang sekolah, mereka memintaku untuk menunggu mereka supaya bisa berangkat sama-sama, jadi karena mereka datangnya terlambat, aku memutuskan untuk tidak melewati rumahmu”, “maaf ya”, katanya dengan nada pelan, berharap aku dapat kembali menerima alasannya kali ini.

 “ooooooh…” kataku, dengan nada yang berpura-pura untuk mengerti.

 

Kejadian berturut-turut itu membuatku tidak lagi ingin mempercayainya.Sehingga kami tidak pernah lagi berangkat bersama ketika latihan.Selalu saja ada alasanku, ketikaia mengajakku berangkat latihan.Ia pasti mengerti mengapa akuselalu membuat alasan untuk menghindari ajakannya, tapi sepertinya Memey tidak melakukan tindakan apa-apa terhadap sikapku. Ada saja ulahnya yang menurutku tidak menyenangkan, dan ini membuat aku terpancing untuk mengkambinghitamkan Memey ketika ada masalah.Kejadian-kejadian yang kami alami, membuat persahabatan kami menjadi renggang sampai kami naik kelas tiga SMU.

Sebelumnya masalah seperti ini tidak pernah terjadi di antara kami, aku juga heran mengapa Memeybisa berubah menjadi orang yang seperti itu.

Selama setahun kami tidak berbicara satu sama lain, apabila tidak ada yang terlalu penting untuk dibahas. Alasan beda kelas dapat dengan mudah aku katakan, ketika ada teman-teman dan yang lainnya bertanya tentang kebersamaan kami yang tidak lagi terlihat.

Sampai akhirnya kami akan melaksanakan perpisahan sekolah.Ada perasaan dalam hatiku, takut untuk kehilangan dia, meski selama setahun kami tidak lagi bersama, hanya saja aku terlalu egois untuk mengungkapkan itu padanya.

Ya, selama setahun, aku memang selalu merindukan kebersamaan kami, bahkan aku selalu berusaha untuk mengetahui keberadaannya setiap hari di kelas, dengan mengintip lewat jendela atau bertanya pada teman sekelasnya tanpa sepengetahuannya.

Acara perpisahan sekolah diwarnai dengan hiruk pikuk siswa-siswi kelas 3 yang saling memuji, karena hari itu kami diwajibkan mengenakan pakaian adat masing-masing. Aku sendiri, harus mengenakan pakaian adat dayak, yang penuh dengan hiasan manik-manik dengan motif burung enggang. Ya, aku merasa ada suasana yang sangat berbeda hari ini di sekolah. Perasaan senang, terharu bercampur sedih, mengingat aku tidak akan pernah lagi  berkumpul dengan teman-teman sekelasku.

Di sudut sekolah aku melihat Memey duduk sendiri dengan busana adat Toraja, ia terlihat manis, hanya saja wajahnya sendu seperti ada sesuatu yang ia pikirkan.Aku tidak ingin memikirkannya, sekalipun aku sangat ingin mengatakan sesuatu kepadanya. Masih dengan sikap cuek, aku berjalan melewatinya ketika bermaksud ingin menemui seorang teman yang berada tidak jauh dari tempat duduknya. Namun tiba-tiba tanpa dugaanku Memey menarik tanganku, dan membawaku berjalan menuju halaman belakang sekolah. Sedikit heran dengan maksudnya, aku hanya mengikuti langkahnya dengan terburu-buru.

Sesampai di halaman belakang sekolah, aku dapat melihat dengan jelas pipinya yang sudah basah dengan air mata.

 “maafkan aku” katanya, dengan terisak-isak.

Akupun langsung memeluknya, “aku sebenarnya sudah memaafkanmu dari dulu” kataku terharu dalam isakku.Aku merasa tenang bisa dapat memeluknya dan menerimanya kembali menjadi sahabatku.

“aku merindukan persahabatan kita” katanya lagi, aku tak dapat berkata-kata, karena selama ini, itupun yang aku rasakan, hanya saja kami ternyata sama-sama egois untuk mengakui apa yang kami rasakan.
“Nanti setelah acara selesai, aku ingin menjelaskan sesuatu yang selama ini belum pernah aku ceritakan padamu” katanya lagi. “kamu ada waktukan?” tanyanya.

Tentu saja kalimat yang baru terucap mengundang pertanyaan untuk aku, tapi waktunya tidak tepat jika aku bertanya sekarang. “tentu!, aku selalu ingin tahu apa yang menjadi kisahmu”, kataku sambil tersenyum dan menatap matanya, untuk memastikan keseriusanku.

"yuk, kita gabung dengan teman-teman lain" ajakku kemudian, mengingat acara sebentar lagi akan dimulai.

 
Demikian persahabatan kami yang sempat terputus setahun dan kembali terjalin lagi.
 

                                                                      ***

 
Kejadian yang sama, kembali terulang dalam persahabatanku berikutnya. Tapi aku tidak lagi mengambil jalan pintas untuk menghentikan sejenak persahabatanku, karena aku ingin terus belajar bahwa kesalahan hanya perlu di mengerti dan diperbaiki bersama.

                                                                      ***

 
Bagiku kebersamaan dan perpisahan sama pentingnya.

Ketika dalam kebersamaan kita dapat menikmati semuanya dengan tertawa, menangis, kecewa bahkan sakit hati bersama. Dan ketika perpisahan datang, kita akan benar-benar menyadari bertapa tertawa, menangis, kecewa bahkan sakit hati adalah hal penting yang pernah dilewati dalam kebersamaan.

Dan semua yang penting ini, tidak akan pernah kita nikmati dan kita pelajari tanpa ada kebersamaan. Bersama sahabat kita dapat belajar dan melakukan banyak hal yang tidak dapat kita lakukan sendiri.

You can do what I can’t do
I can do what you can’t do
Together we can do great things…  (mother Teresa)
______________
 
Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka. (Pkh 4 : 9)

                                                              SELESAI

 
__________________

Lakukan segala sesuatu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia ...

iik j's picture

3m1, sahabat

Dear 3m1.

Dan semua yang penting ini, tidak akan pernah kita nikmati dan kita pelajari tanpa ada kebersamaan. Bersama sahabat kita dapat belajar dan melakukan banyak hal yang tidak dapat kita lakukan sendiri.

You can do what I can’t do
I can do what you can’t do
Together we can do great things…  (mother Teresa)
 
Wawwww... cerita soal sahabat nih ya...
Aku juga ah..
 
Kalo dulu... SMP atau SMA temen sih banyak, tapi sahabatku mentok selalu cuma 1-2 di tiap 3 tahunnya. ha ha ha ha... tipe susah bersahabat.. (dulu..). Ketika lulus SMA.... selama nerusin pendidikan selanjutnya blassss... aku menghilang dan tidak  mau bersahabat dengan siapapun. he he he he... hidup sendiri kayak autis. hi hi hi hi..
 
Perubahan terjadi (selalu) dimulai waktu aku bertobat lahir baru. Aku mulai membuka diri untuk berteman dan bersahabat lagi. Dan mulai lah satu per satu sahabat aku miliki.
 
kemudian di pekerjaan. Wah... aku dapatkan sahabat yang bener2 luar biasa  4 orang.. he he he.. sampai akhirnya kita menjuluki diri kami sendiri keluarga BIKINI BOTTOM... he he he... kebetulan karakter kami mirip2 dengan personel disana... ya spongebob, patrick, dll... ha ha ha... asik bener... bisa ketawa bersama, menangis bersama, makan bersama, bahkan saling memaki bersama. hi hi hi... duh jadi kangen sama mereka.
 
dan... kemudian masuk SS. banyak teman kudapatkan.. tapi cuma beberapa juga yang akhirnya benar-benar menjadi sahabat.
 
Di sini jga aku mendapati sahabat yang luar biasa, dan aku tidak mau kehilangan.
 
sahabat...
emang penyejuk jiwa ..
 
hi hi hi hi...
 
 
 
ely's picture

@mba ik, lahir baru

 
Perubahan terjadi (selalu) dimulai waktu aku bertobat lahir baru. Aku mulai membuka diri untuk berteman dan bersahabat lagi. Dan mulai lah satu per satu sahabat aku miliki.
 
 mba ik, aku juga ...
aku benar2 mengerti arti sahabat setelah aku menerima Kristus secara pribadi, sahabat seiman yang saling menguatkan, melengkapi, menegur dsb ...
 
tetap semangat !!!
 
__________________

Lakukan segala sesuatu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia ...

smile's picture

3m1 : Pslam 73:24-25

3m1....ini ditambahin biar lengkap....
 
 
source :
__________________

"I love You Christ, even though sometimes I do not like Christians who do not like You include me, but because you love me, so I also love them"

lynwerthei's picture

Reply to comment | SABDA Space - Komunitas Blogger Kristen

Today, while I was at work, my cousin stooe my apple ipzd annd tested to see if iit can survive a 40 foot drop, just so she can be a youtube sensation. My iPad is now broken and she has 83 views. I know tgis is completely off topic but I had to share it with someone! my site: Pld Repair Manual
__________________

Feel free to visit my blog; Pld Repair Manual

ely's picture

@Smile, thx

Makasih ya...
 
Mudah2an tidak salah mengartikan,
 
Maksud gambar itu sahabat jarak jauh?
atau
Dunia maya ya???
 
Masalahnya gambar orang yang satunya cuma bayangan ... hehehehehe
__________________

Lakukan segala sesuatu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia ...