Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Nokia dan Apple pun Bangkrut di Jepang

Bayu Probo's picture

Tahukah Anda kalau pemilik koleksi terlengkap tas Hermes—konon sebijinya berharga 50 juta rupiah—adalah orang Indonesia—negara berpenduduk 220 juta dengan pendapatan per kapita 2.000 dollar setahun. Kalau yang ini pasti Anda tahu: salah seorang Bu Menteri Kabinet Indonesia adalah penggila tas Louis Vuitton—harganya tidak lebih murah daripada tas Hermes.

 

Mungkin oleh karena itu Menteri Perdagangan Indonesia, Marie Pangestu, dengan nada setengah frustrasi berujar, “Kita harus mencuci otak supaya tidak impor minded dan memahami kalau produk Indonesia berkualitas juga” dalam sambutannya di Sidang Pleno I Hipmi, di hotel Shangri la, di Jakarta Selasa ini (hotelnya pun pakai hotel impor—bukan Hotel Santika atau Prime Plaza yang jaringan dalam negeri misalnya—ironis bukan). Anda bisa dapat berita lengkapnya di detik.com http://www.detikfinance.com/read/2009/03/10/135350/1097055/4/mendag-perl...

 

Namun, kisah sebaliknya terjadi di Jepang. Pertengahan November tahun 2008, Nokia menghentikan seluruh jaringannya di Jepang karena tingkat penjualannya selalu kandas dikalahkan produk-produk Jepang sendiri.

 

Apple komputer yang meluncurkan I-Phone, sebuah cellular phone yang digandrungi di seluruh dunia, jadi bahan tertawaan di Jepang karena fitur-fitur yang ditawarkan I-phone terlihat sangat jadul dibandingkan dengan fitur-fitur yang ditawarkan Dokomo (vendor lokal). Akhirnya I-phone pun tidak laku di Jepang.

 

Mercedes Benz, BMW, Roll Royce, Ford, General Motor pun hanya punya kemungkinan kecil untuk menembus pasar Jepang. Orang Jepang tahu produk-produk itu lebih berkualitas daripada produk mereka sendiri, tetapi mereka tahu, jika mereka menggunakan produk-produk di luar Jepang, sama saja mereka dijajah asing. Bahkan orang Jepang pun mempunyai mode pakaian kebanggaan mereka sendiri: harajuku—Agnes Monica begitu tergila-gila dengan mode pakaian ini.

 

Memang kisah di Jepang tidak terjadi begitu saja. Bagi mereka—kemungkinan besar—memakai produk-produk luar negeri sama saja artinya dengan dijajah oleh bangsa itu. Jadi, jika ada produk buatan sendiri, mereka cenderung memakai buatan sendiri meski mereka tahu produk buatan sendiri lebih buruk kualitasnya.

 

Saya pernah dengar tentang kisah Fuji dan Kodak. Kisah ini berawal dari awal berdirinya Fuji Film, saat itu, tahun 1934, Kodak sudah berkibar sebagai perusahaan pembuat film untuk kamera yang termasyhur. Konon sewaktu Fuji film pertama kali diluncurkan, kualitasnya jauh di bawah Kodak dan harganya lebih mahal. Namun, anehnya orang-orang Jepang tetap saja menggunakan Fuji sebagai film bagi kamera mereka. Hasilnya, sekarang Fujifilm bisa dikatakan  sebagai produsen film terbesar di dunia.

 

Sekarang adalah saat terbaik untuk membuat gerakan meningkatkan harga diri kita sebagai bangsa merdeka dengan menggunakan barang-barang produksi dalam negeri. Saat barang impor menjadi sangat mahal, inilah peluang para pemasar produk dalam negeri untuk menggenjot produk mereka dengan meningkatkan kualitas produk dan layanan. Kita buat barang impor tidak laku seperti Nokia dan Apple di Jepang.

 

Sayang seribu sayang. Kandungan lokal KFC dan McDonald jauh lebih banyak daripada tempe goreng. KFC dan McDonald ayamnya dipelihara dan disembelih di beberapa pesantren di Indonesia sedang tempe goreng, kedelai—bahan utamanya—diimpor dari Amerika Serikat. Juga, saya sendiri, beberapa pakaianku masih produk China. Walah-walah benar-benar setengah mati deh pakai produk dalam negeri.

 

bertzzie's picture

Terkadang masalahnya bukan di kualitas...

Terdakang masalahnya bukan cuman di kualitas produk yang lebih rendah. Gw gak pernah mempermasalahkan kualitas produk dalam negri, karena harganya yang murah amat. Kita dapat apa yang kita bayar bukan ?

Masalahnya juga ada pada ketersediaan produk. Ambil software sebagai contoh. Ada berapa sih software mass production buatan dalam negri yang bisa dipake konsumen ? Gak usah sampai yang luar biasa kompleks kayak Sistem Operasi, tapi software umum yang gak ribet-ribet amat seperti text editor yang punya fitur plus kayak Notebook ++ buatan Indo ada gak ? Kalaupun ada gw yakin tuh sikit banget.

Untuk pasar-pasar tertentu entah kenapa orang Indo gak mau masuk, mungkin pasar itu juga perlu dikembangkan. Menurut gw sih harusnya produk Indo itu ada di semua pasar dan juga harus punya pemasaran dan promosi yang oke biar masyarakat tahu. Dan muncullah masalah kedua, pemasaran dan promosi.

Beberapa waktu lalu kan ada tuh himbauan mentri make sepatu lokal, nah gw bahkan gak tau sepatu lokal itu merknya apa aja. Mungkin perlu promosi yang lebih pintar dan tepat, gak perlu harus mahal kan ?

Faktanya, bukan cuman kualitas produk di Indonesia yang parah, kualitas manusia juga parah (sehingga beberapa masalah di atas bisa terjadi). Untuk perbaiki itu juga gak gampang, n kalaupun kita punya infrastruktur, sistem, dan orang buat perbaikin itu kaykanya juga dalam waktu deket gak bakal bisa tercapai :(

Sedih amat, Indonesia gw tercinta... :(:(

KEN's picture

I Love Japan!

Siapa bilang produk Jepang kere2? Bo'ong, saya sudah membuktikannya. Nokia memang tak pernah digubris sama orang2 Jepang, alias tak laku, kalo I-Phone saya tidak tau. Orang2 Jepang memproduksi HP buatan mereka sendiri, hanya dalam jangka waktu 3 bulan saja, sudah ada keluaran baru lagi, dan kualitasnya tentu bisa bertahan lebih dari 3 bulan, bahkan lebih, bahkan memiliki menu2 yg komplit, Nokia gak ada apa-apanya deh, (asalkan pakenya gak dibanting-banting). Bukan hanya HP, barang2 baru lain pun bisa mereka ciptakan dalam waktu singkat. HP buatan mereka berbasis CDMA 2000 1x (semacam operator esia, makanya saya suka pake perangkat esia), hanya dengan 2 merk Do Co Mo dan au. Apakah anda sudah tau? Begitu anda mau melandas di bandara Jepang, anda akan melihat suatu pemandangan perkotaannya seperti di film2 Hollywood yg menceritakan mengenai dunia masa depan, begitulah bayangannya, anda akan takjub dengan teknologi mereka, sungguh luar biasa. Mereka telah menciptakan motor yg mirip dengan motor matik, tapi tanpa roda, bagian bawah motor ini memiliki lempengan logam dan di bawahnya ada lempengan logam berbentuk bundar, tapi masing2 logam itu tidak saling menyentuh, coba tebak apa itu? Sewaktu saya perhatikan di salah satu showroomnya, motor itu mengambang di udara, ck.. ck.. ck..

Dan masih banyak lagi kehebatan2 Jepang yg saya kagumi dan yg tak pernah saya bayangkan sebelumnya, yg terutama adalah etos kerja mereka yg luar biasa, ilmu inilah yg saya bawa sampai saat ini. Well, let's go to the future guys!

 

 

>>>=GOD=LOVE=YOU=>>

          If Not Us, Who?

        If Not Now, When?

Penonton's picture

Biar Jelek...tetep solider..cinta produk dalem negri....

Salam para pembaca,

 

Berhubung saat ini Indonesia benar-benar memerlukan kerja sama dan kerja keras ,demi agar bisa keluar dari krisis global  maka...

Salah satu caranya adalah dengan menjaga peredaran uang belanja masyarakat, agar tetap berada di dalam negri (tidak membelanjakan uang ke luar negri).

Kita dapat mendukung serta turut berperan aktif dengan memperbanyak membeli produk-produk lokal atau memprioritaskan untuk memakai produk-produk lokal ketimbang produk asing.

Memang....produk lokal mungkin terlihat jelek....terlihat payah..dan....kurang bergengsi....

Tapi ingat....ini harus dilakukan...jika Indonesia ingin selamat.

Jadi....ayo semangat......solider.....dukung produk anak bangsa......belilah produk-produk lokal agar uang kita tidak mengalir ke luar negri....

Ingat....negara-negara seperti Singapore, begitu tergantung kepada anggaran belanja dari orang-orang indonesia.Jika kita bisa menahan diri untuk tidak membelanjakan uang kita di Singapore, maka dijamin Spore akan sekarat....seperti yang terjadi sekarang ini......

Marilah kita berusaha agar kita semua dapat  melewati badai krisis global dengan selamat.

Terima Kasih,

 

From Oz far..far...away

 

 

__________________

xxx

ebed_adonai's picture

@Bayu Probo&KEN

@Bayu Probo: Met kenal mas Bayu!

@KEN: Tul, KEN! Saya juga pake Nikon, tangguh, kok. Dari jaman bapak saya sampai sekarang masih bagus. Saya juga suka sama,..itu, tuh KEN,..sssttt,..yang Jepang, he..he.. (maksudnya superhero Jepang, lho KEN, seperti Gundam, Gaban, dll).

(...shema'an qoli, adonai...)

__________________

(...shema'an qoli, adonai...)

KEN's picture

hahaha @ebed

Goggle V, Megalo-man, Staria Baja Hitam, hahahaha....

 @Bayu Probo, watakushi wa Ken desu, doitashimashite!

 

 

>>>=GOD=LOVE=YOU=>>

          If Not Us, Who? 

        If Not Now, When?

Bayu Probo's picture

Kok malah membanggakan Jepang?

Yang teman-teman komentari itu adalah Jepang tahun 2009. Jika Anda belum tahu, kondisi Jepang sewaktu kalah perang, 1945, jauh lebih buruk daripada Indonesia. Indonesia sewaktu lepas dari penjajahan mendapat tebusan perang berjuta-juta dolar Amerika dan dianugerahi kekayaan alam berlimpah, Jepang dua kota dibom atom dan harus membayar berjuta-juta dolar sebagai bangsa yang kalah perang dan hampir tanpa kekayaan alam.

Produk-produk Jepang (mobil, elektronik, dll) tahun-tahun awal mereka memproduksi (1960-an) jadi bahan olok-olok di Amerika. Hanya orang mlarat Amerika yang beli produk Jepang. Di Indonesia juga begitu--setahuku tahun 1960-an tidak ada orang Indonesia yang mau beli produk Jepang. Soekarno tidak pernah naik mobil Jepang.

Namun, sekarang kondisinya sudah terbalik. Amerika yang pemenang perang malah berutang pada Jepang dan "bergantung" secara ekonomi kepada Jepang.

Intinya apa? Yang membuat orang Indonesia kuat adalah sikap orang Indoensia sendiri. Selama kita mengidap inferior complex--rendah diri dan menganggap yang luar negeri lebih bagus--yah begitulah kita adanya.

Saya suka saran bertzzie: ketersediaan produk -- kalau gak ada produk buatan Indonesia ya sementara pakai yang impor dulu -- dengan semangat pelajari produk itu dan buat sendiri yang buatan dalam negeri (seperti yang dilakukan China dan Israel) dan saran dan Penonton: semangat militan untuk memilih produk Indonesia daripada produk luar. Salam juga buat ebed_adonai.

KEN's picture

Anda salah mengerti mas bayu

Jepang secara kenyataan memang hebat, karna kebetulan saya pernah ke sana, jadi setelah saya kembali ke tanah air, beruntung saya bawa kunci daripada kehebatan mereka yaitu etos kerjanya.

Nah mas bayu, bila anda sedikit "berpikir positif" dengan komentar saya, maka anda akan melihat bahwa komentar saya itu menyemangati saudara2 di sini untuk meneladani bangsa Jepang, anda sendiri mengatakan, Jepang dari menjadi bahan2 olok2 bangsa lain, tapi sekarang kenyataannya? mereka sudah begitu terbang tinggi, apakah hal itu tidak layak mendapat pujian dari saya paling tidak, yg merasa beruntung bisa belajar dari bangsa Jepang ini?

Jangan menyembunyikan kenyataan hanya karna ke-naif-an mas bayu, bila saya salah, karna judul komentar saya yg di atas mengatakan "I Love Japan" padahal seharusnya saya mengatakan "I Love Indonesia", begitu kan? Baiklah, saya mengatakan "I Love Indonesia", tapi setelah saya "Love Indonesia", lalu saya memberikan ide2 idealisme untuk kemajuan bangsa, tetap ditolak, apakah bangsa yg saya cintai itu artinya membalas mencintai saya?

 

>>>=GOD=LOVE=YOU=>>

          If Not Us, Who?

        If Not Now, When?

ebed_adonai's picture

@Bayu_Probo: ada betulnya...

Ha..ha..ha..maksudnya bukan membanggakan Jepang lho, mas, saya cuma ngobrol santai saja dengan bro KEN, kalau produk-produk Jepang memang mumpuni, terlepas dari bagaimanapun prosesnya mereka bisa menjadi seperti sekarang ini.

Ada betulnya memang, yang dikatakan sdr bertzzie dan mas Bayu. Tapi menurut hemat saya (cmiiw) banyak juga kok sebetulnya produksi dalam negeri, jadi mungkin tidak terlalu masalah dengan ketersediaan pasar. Merk-merk seperti Polytron, Sanken, HiTech (ponsel), dll katanya kan produksi dalam negeri, dan berseliweran di mana-mana, walau tidak banyak yang tahu, karena nama-namanya memang agak menyamarkan "jati diri" produk tersebut. Sepertinya banyak juga deh yang pakai. Tapi, ya, tidak tahulah bagaimana kondisi yang sebenarnya, saya bukan ahli pasar, he..he.. Namun kalau ada produk dalam negeri yang berkualitas, dan harganya murah pula, saya pasti mau. Apalagi kalau gratis...

Shalom!

(...shema'an qoli, adonai...)

__________________

(...shema'an qoli, adonai...)

bertzzie's picture

Menurut gw kalau barang-barang elektronik

Kualitasnya tidak usah top banget juga gak apa-apa. Well, untuk produk seperti itu (terutama hp dan komputer misalnya) toh dalam 2-3 tahun juga pasti diganti, entah karena gak "in" lagi atau karena gak sanggup dipakai buat kerja secara efektif lagi.

Problemnya di produk Indo ini IMO masih dalam lingkaran pemasaran. Serius, gw sama sekali gak tahu apa itu HiTech, Sanken dkk. Dan bukannya Polytron itu Jepang ? Kalau emang itu Indonesia, kenapa gak bikin tulisan "Made in Indonesia" gede2 ? 

Kalau memang pemerintah (atau kita sendiri) ingin kita benar-benar memakai banyak produk dalam negri, setidaknya ktia harus tahu dulu kan mana yang produk dalam negri, mana yang produk luar ? Nah, di pasaran kita sekarang (yang gw alamin sendiri sih) malahan gak ada nampak mana "Made in Indo", mana "Made in Overseas". Dan celakanya lagi, produk yang sudah terlanjur populer di masyarakat itu produk luar. Masyarakat pastinya memilih produk yang dah mereka kenel dong ?

Menurut gw gak masuk akal kalo produk dalam negri mau merebut tahta no 1 di kandang sendiri tanpa memberi tahu orang-orang di kandang mereka kalau mereka ada. 

Bayu Probo's picture

Salah Mengerti & Naif

KEN, maafkan daku deh kalau saya salah mengerti. Memang tulisan Anda kalau dibaca sekilas membuat pembacanya menilai Anda begitu terkagum-kagum dengan Jepang. Namun, ternyata kalau saya membaca komentar Anda dengan pesan tersirat di balik tulisan, terlihat Anda mencintai negara Indonesia.

Komentar terakhir Anda, "Baiklah, saya mengatakan "I Love Indonesia", tapi setelah saya "Love Indonesia", lalu saya memberikan ide2 idealisme untuk kemajuan bangsa, tetap ditolak, apakah bangsa yg saya cintai itu artinya membalas mencintai saya?" Memang susah dijawab. Sebab kecintaan terhadap produk dalam negeri dan semangat untuk membagikan ilmu memang harus ada political will dan apresiasi dari pemerintah.

Dalam hal ini pemerintah Indonesia belum dua hal itu. Banyak ilmuwan, olahragawan, dan orang-orang berjasa di negara Indonesia tersia-sia di negara sendiri malah sangat dihargai di luar negeri.

Jadi, pilih caleg & capres yang peduli orang Indonesia.

KEN's picture

tidak apa2 mas bayu

salah paham itu biasa, salah jalan itu bahaya.

mas bayu, partai2 kini begitu banyak, terkadang bahkan bukan hanya terkadang, saya bingung untuk memilih, semua partai menjanjikan hal2 yg sama, hampir tidak ada bedanya. tapi, buktinya nol (maaf yah).

saya ingat, dulu dari 3 partai, sekarang menjadi puluhan partai...

sewaktu saya berangkat ke jepang, waktu itu hanya 3 partai muncul lagi beberapa partai, tetapi sepulangnya saya dari jepang, jujur aja saya kegat, loh loh loh... partai koq segitu banyaknya sekarang? buat apa sih? kalo saya jawab di sini, wah bisa repot.

saya pernah menegur seorang teman yg sekarang jadi caleg, eh dianya kesel, bilang ke saya ngomong harus hati2. lalu dengan cerdik dan suara agak lantang (serius) saya kasih kalimat ini, sebenarnya kalimat ini saya dapatkan dari pak tong, kira2 begini kalimatnya: "sewaktu Yohanes Pembabtis menegur raja Herodes main perempuan, dia langsung dibenci, ditangkap, setelah ditangkap dipenggal kepalanya, inikah pemimpin2 bangsa di zaman ini?!!! dia mungkin terhenyak, kaget, dia lalu terdiam seribu bahasa, kayak org kebingungan gitu, hahaha.

nah mas bayu, ini sedikit kesaksian dari saya, kalo ada kata2 yg kurang memuaskan, saya mohon maaf sekali lagi.

nah bagi para caleg, maju terus ya, umbar janjimu dan buktikanlah!!! saya tunggu!!!

 

>>>=GOD=LOVE=YOU=>>

         If Not Us, Who?

       If Not Now, When?

Bayu Probo's picture

@ Ebed -- Polytron, Sanken, HiTech

He he he oke deh. Terima kasih tambahan data tentang tiga produk asli Indonesia yang bernama samar itu. Nama-nama itu memang terpkasa dipakai karena orang Indonesia apriori dengan produk bernama Indonesia. Omong-omong, di kantor Wapres denger-denger ada razia sepatu impor. Walau kebijakan itu tampak nasionalis, tetapi paling-paling hanya hangat-hangat tahi ayam.

Yang membanggakan--dan agak ironis--adalah batik mendunia, gara-gara dibajak Malaysia. he he he.

Mey Weh's picture

A C I....

Lam kenal semua...ikut nimbrung ya....
Indonesia,Nusantara,Ibu pertiwi...
Jujur sy katakan bhwa sy bener2 cinta dan bangga sama tanah air ini,apa lg kalo baca sejarah nenek moyang bangsa kita...Waah langsung melambung tinggi rasa syukur sy pd Tuhan karena dilahirkan jd anak bangsa yg berlandaskan Pancasila berlambangkan GARUDA bisa bikin sy merinding dari ujung kaki sampe ujung kepala karena membayangkan seandainya saja Nusantara tercinta ini Gagah sama seperti lambang nya....
Tapi ketika sy melihat fakta kenyataan yg ada langsung klepek klepek hati sy ini....aduh sy bener2 kecewaaaaaa pd diri sy sendiri dan generasi bangsa ini.
Kekecewaan sy pd diri sendiri karena sama seperti seorg anak yg ga mampu membalas budi pd org tua nya yg telah membesarkan,tapi bukan karena tidak mau,masalah nya karena tidak mampu,dan ke tidak mampuan nya karena org tua yg ga mampu,apa hrus menyalahkan mereka? Kan itu namanya kurang ngajar.Jd yg sy mampu lakukan saat ini sbagai org kecil hanya berdoa pada BAPA disorga dengan setulus2 nya,dengan segenap akal budi dan hati sy untuk kebangkitan kembali kejayaan bangsa ini dan agar Tuhan mau membangkit kan seorg pemimpin bagi bangsa ini untuk membawa rakyatnya kembali pada TUHAN (seperti Musa yg membawa israel kembali pada TUHAN)...smoga doa sy ini di dengar oleh-NYA...amien