Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Perempuan

king heart's picture

Perempuan tampaknya menjadi hal yang sangat menarik diperbincangkan akhir akhir ini. Untuk perpolitikan dikaitkan dengan politik pada pemilu tahun 2009 diwajibkannya untuk pertama kalinya kuota 30 % dari jumlah daftar calon legislatif yang didaftarkan. Mengapa diwajibkan ? Banyak alasan yang mendasarinya. Pro kontrapun sampai kini masih hangat merebak, meskipun banyak pihak mensyukurinya sebagai salah satu bentuk emansipasi. Semua partai kini mengamini hal tersebut, padahan kita tahu ketika Megawati dicalonkan dan menjadi kandidat kuat sebagai presiden pada pemilu 2004 banyak yang anti dan menolaknya dengan berbagai alasan, agama pun dijadikan alasan pembenarannya. Namun kini hal itu telah berlalu, namun hal ini dikaitkan dengan strategi pemenangan pemilu tampaknya sangat kuat untuk tidak dijadikan alasan.

Untuk perpolitikan sebenarnya tidak seberapa menarik perhatian saya, perhatian saya lebih ditujukan peranan perempuan di dalam kehidupan bergereja. Sayangnya saya belum punya gambaran yang jelas dan pas mengenai hal in, sehingga melalui blog ini,diharapkan teman teman yang memiliki pendapat bisa ikut berbagi.

Kalau boleh disederhanakan ada beberapa pendapat mengenai peranan perempuan di dalam pelayanannya :

1. Perempuan boleh melayani dipos apapun termasuk menjadi rasul, nabi dan pendeta ( gembala )

2. Perempuan bisa menjadi pendeta ( gembala ) dan  boleh menyampaikan Firman di mimbar umum

3. Perempuan hanya bisa menjadi penginjil, tidak bisa menjadi pendeta, tetapi boleh menyampaikan firman di mimbar umum

4. Perempuan hanya bisa menjadi penginjil, tidak bisa menjadi pendeta dan hanya bisa melayani firman di mimbar khusus wanita dan kegiatan lain dalam lingkup terbatas

5. Perempuan tidak bisa menjabat jabatan formal di gereja dan melayani secara terbatas di lungkup yang terbatas

 

Semoga pembagian itu bisa mencakup semua pendapat yang ada mengenai pelayanan perempuan di gereja. Tujuan perenungan ini bukanlah untuk mencari pembenaran atau memicu pertikaian ataupun pertentangan namun hanya membuka wawasan bahwa ternyata ada yang memaknai tugas pelayanan perempuan yang berbeda di masing masing gereja. Apa pendapat anda ?

 

__________________

Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?

gkmin's picture

jika sudah dianggap setara, tidak perlu dikuota...

kuota 30% di calon legislatif bagi perempuan, bukankah justru menunjukkan bahwa perempuan masih pada posisi yang tidak sama dengan laki-laki. Jika sudah dianggap setara, bukankah justru tidak perlu ada aturan sekian persen-sekian persen, karena peluangnya sudah dibuka seluas-luasnya. Masalah bahwa ternyata caleg perempuan yang mendaftar atau didaftar hanya sepersekian persen, memang tidak bisa dipaksa bahwa perempuan harus "suka" politik. Kuota hanya memaksa orang yang tidak layak menjadi caleg terpaksa dipasang sebagai "pupuk bawang" (timun wungkuk)untuk memenuhi perundang-undangan. Namun, karena undang-undang tidak mengatur sanksi bagi parpol yang tidak memenuhi kuota, ya.. kuota 30% itu menjadi normatif. Kesetaraan juga tidak berarti trus kuotanya menjadi 50%. Kesetaraan tidak selalu berarti imbang secara kuantitas, yang paling penting adalah sama PELUANGnya, tidak perlu dikuota. Harus disadari bahwa tidak semua pekerjaan (yang disukai) laki-laki, harus diagihkan untuk perempuan, hanya karena alasan keseteraan/emansipasi. Apakah ada kuota dokter perempuan harus sekian persen, guru perempuan harus sekian persen, TNI perempuan harus sekian persen, pilot perempuan harus sekian persen, sopir bus/trailer perempuan harus sekian persen, pendeta perempuan harus sekian persen, majelis perempuan harus sekian persen? Kadang sesuatu yang tidak perlu diatur,diatur-atur, biar kelihatan bahwa kehidupan berbangsa-bernegara, juga bergereja menjadi tampak sulit. Sesuatu yang sulit kadang masih dianggap lebih "powerful" daripada sesuatu yang longgar. Saya setuju dengan emansipasi perempuan, tapi tidak setuju dengan kuota-kuota-an..., justru kuota menunjukkan posisi yang masih harus "disubsidi" agar eksis, bukankah justru bukan merendahkan perempuan?

gkmin.net -salatiga-jawa tengah

__________________

gkmin.net -salatiga-jawa tengah

king heart's picture

Emansipasi

Menurut para politisi Indonesia sih itu udah termasuk emansipasi alsannya perempuan Indonesia jarang yang mau terjun ke dunia politik selain itu menurut mereka sih peraturan ini sekarang sudah jauh lebih maju dibanding sebelumnya karena dipengaruhi budaya patriarki di mana lelakilah yang menentukan urusan perpolitikan di negara ini. Dengan kuota 30 % itu saja ternyata tidak semua partai sanggup lo memenuhinya. He he he sulit memang
__________________

Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?