Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Pola Hidup yang Seimbang

sarlen's picture

Secara
faktual, sejumlah orang yang sedang memiliki beban atau sedang
menghadapi sejumlah masalah dalam hidupnya, kadang kala menyalahkan
Tuhan sebagai Pribadi Yang Maha Kasih namun mereka "pikir" tidak
menolong mereka di saat mereka sedang kesusahan karena beban dan
masalah di dalam kehidupannya.

Lucunya lagi, entah kenapa
seringkali pada banyak bagian kehidupan yang lain, mereka ini justru
melupakan Tuhan. Yaaa... mereka justru lupa bahwa Tuhan itu ada, di
saat hidup dan keinginan mereka sedang di penuhi oleh kebahagiaan,
sukacita ataupun kesenangan.

Jelas, sikap hidup seperti ini
tidaklah fair (khususnya, kepada Tuhan). Sikap hidup yang tidak
seimbang ini seringkali mereka gunakan untuk "menuduh" Tuhan. Padahal,
apabila mereka menggunakan prinsip-prinsip keimanan, yaitu percaya dan yakin, maka permasalahan yang di hadapinya akan dapat terpecahkan.

Tuhan Yesus mengatakan : "Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu..." (Matius 11 : 28)

Dalam
konteks ayat Firman Tuhan ini, sikap hidup yang tidak seimbang dengan
menuduh Tuhan sebagai Pihak yang telah membuat manusia menjadi makin
terbebani, telah dapat di sanggah. Kenapa demikian? Karena Tuhan tidak
akan pernah meninggalkan kita di dalam kesusahan dan IA tidak akan lupa
kepada kita.

IA justru berseru kepada kita yang sedang
memiliki beban atau sedang menghadapi masalah berat dalam hidupnya,
agar datang kepadaNya.

Firman Tuhan itu lalu di sambut dengan bunyi Firman Tuhan yang lainnya :
"Oleh
karena itu Aku berkata kepadamu : Mintalah, maka akan diberikan
kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan
dibukakan bagimu...

(Lukas 11 : 9)

makna kata-kata dalam Firman Tuhan itu tegas, jelas dan pasti :
Mintalah maka akan diberikan...
Carilah maka kamu akan mendapatkan...
Ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu...

Sebaris
ayat Firman Tuhan itu tidak satu pun yang menyebutkan kata :
"mudah-mudahan..." atau "semoga..." atau "ada kemungkinan..."

Apabila
kita memperhatikan seluruh isi Firman Tuhan, kita akan mengetahui bahwa
Tuhan tidak pernah menyatakan FirmanNya dengan setengah hati, yang di
tunjukkan dengan kata-kata mudah-mudahan, semoga atau ada kemungkinan.
Firman Tuhan selalu dinyatakan dengan iya atau tidak,
apa upah bila melakukan Firman Tuhan dan apa upah bila tidak melakukan
Firman Tuhan. Firman Tuhan itu penuh dengan kepastian dan janji yang
pasti.

Kembali pada pokok bahasan,

Kalimat dalam Firman Tuhan dalam Lukas 11 : 9 itu sangatlah jelas : maka kamu akan di beri, maka kamu akan mendapat, dan maka pintu akan di bukakan bagimu.

Kenapa akan?
Prosedur standar
dalam kita memohon dan meminta kepada Tuhan adalah melalui jalur doa.
Dalam hal ini, selain Tuhan mendengarkan doa yang kita sampaikan
kepadaNya, IA juga menilik hati kita :
Apakah kita bersungguh-sungguh?
Apakah kita tidak memiliki maksud yang lain?
Atau entah dalam bentuk lainnya.

Ya, bedanya manusia dengan Tuhan, adalah Tuhan tau akan isi hati kita.
Firman
Tuhan : Lalu Ia berkata kepada mereka : "Kamu membenarkan diri di
hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi
manusia, dibenci oleh Allah." 
(Lukas 16 : 15)

Oleh
sebab itu, apabila kita meminta sesuatu kepada Allah Bapa melalui jalan
doa, kita memintanya dengan sungguh-sungguh dan hati yang tulus, tanpa
ada niat tersembunyi di balik permintaan kita itu.

Sebagai jaminannya, Firman Tuhan berkata :
"Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya."  (Matius 21 : 22)

Bagaimana caranya agar kita mendapatkan jawaban atas permasalahan yang sedang kita hadapi?

"Mintalah maka akan di beri..."
Dalam hal ini, Tuhan Yesus mengajarkan kita agar kita datang kepadaNya di dalam doa dan ucapan syukur.

"Carilah, maka kamu akan mendapatkan..."
Dalam
hal ini, Tuhan juga meminta kita agar kita juga berusaha, tidak hanya
merenung menyesali sesuatu atau larut dalam kepenatan diri, akan tetapi
bangkit untuk meraih sesuatu. seperti ingin menggapai sebuah mimpi atau
cita-cita, maka diharapkan kita juga berbuat untuk dapat meraih mimpi
atau cita-cita. kita jangan hanya menjadi seorang pemimpi (tanpa ada
huruf "n" di belakangnya), tetapi kita menjadi seorang "pengusaha",
alias mau mengusahakan sesuatu...

Apabila kita berusaha, maka
faktor untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, 50% sudah berada di
tangan. Faktor selanjutnya yang dibutuhkan untuk mendapatkan apa yang
kita inginkan adalah Beriman. Keterkaitan antara iman dan usaha kita
untuk mendapatkan apa yang kita inginkan adalah tak dapat dipisahkan.

Sikap
hidup yang beriman membuat kita termotivasi untuk berbuat lebih baik
lagi dan lagi. Ada kepercayaan diri di dalamnya. Namun, apabila kita
beriman tanpa kita berbuat sesuatu, hasilnya akan nol besar. Demikian
pula bila kita hanya berusaha tanpa kita beriman bahwa usaha kita itu
akan menghasilkan, hasilnya pun akan nol besar.

Seperti
seseorang yang ingin mendapatkan pekerjaan, ia tahu potensi dirinya
tapi dirinya tidak berusaha untuk melamar pekerjaan, maka sia-sia lah
mimpi nya untuk bekerja.

Oleh sebab itu, tidaklah salah apabila Firman Tuhan berbunyi : Iman tanpa perbuatan adalah mati...  

Tuhan
tidak pernah membuat kita patah semangat. Tuhan justru membuat agar
hidup kita selalu bergairah, bersemangat, dan tiada pantang menyerah.
Jadi, ketika ada permasalahan yang menghampiri hidup kita, janganlah
sekali-kali kita menyalahkan Tuhan karena IA sendiri sudah berfirman
agar kita datang padaNya, meminta padaNya, dan percaya serta yakin
padaNya, agar apa yang menjadi keluh-kesah dan permasalahan yang kita
hadapi, akan beroleh jawaban.

S'mua baik... S'mua baik...
Sgala yang t'lah Kau perbuat, didalam hidupku...

God Bless You Everybody

. Sarlen Julfree Manurung

antisehat's picture

seimbang

dear sarlen,

nambahin yaaa...

seimbangkan juga kesehatan jasmani dan rohani...?

hehe...

___________________________

giVe tHank’s wiTh gReaTfull heArt

www.antisehat.com