Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Saluran berkat

victorc's picture

Teks: Kisah Para Rasul 2:45
"dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing."

Shalom, saudara-saudari terkasih dalam Tuhan Yesus. Mungkin kita pernah mendengar atau menyanyikan lagu lawas ini:

Jadikan aku saluran berkat
(Ira B. Wilson, 1924 | SCHULER | George S. Schuler,1924 | 6/4 Do = C)

Di dalam hidup berliku – liku, banyak keluh dan kesah.
B’ri terangmu di tempat g’lap itu
Girangkanlah yang susah

Reff
Jadikan aku saluran berkat dan pemancar terang Yesus
Jadikan aku, oh Juru s’lamat, saluran berkat bagi s’kalian.

Bagian 2
Undangkanlah kasih-Nya yang murni, Yesus memb’ri ampunan
Yakinkan orang lain dengan bukti
Hidup yang penuh iman

Dahulu saya juga cukup sering menyanyikan lagu ini, namun kurang sungguh-sungguh menghayati arti lagu ini. Lagu ini boleh dibilang semacam nazar di hadapan Bapa di surga: "jika Engkau memberiku umur panjang dan kesehatan maka aku berjanji menjadi saluran berkat."
Terlalu banyak orang Kristen zaman now hanya mencari berkat-berkat Tuhan, makin banyak dan tidak ada kata puas, namun mereka acap lupa akan tugas menjadi saluran berkat.
Dalam kesempatan kebaktian Natal tahun lalu, Pdt. Stephen Tong bercerita tentang Rev. Joel Osteen, seorang televangelis yang sangat terkenal di Amerika. Dan gerejanya sangat besar di suatu bukit di Houston, negara bagian Texas.
Suatu kali Houston mengalami banjir, dan sebagian besar kota itu terendam. Di antara daerah yang tinggi adalah bukit tempat gereja Osteen. Tapi sungguh tidak disangka orang, dia memerintahkan untuk menutup rapat-rapat pintu gerejanya bagi pengungsi. Dia mengatakan bahwa gereja tersebut hanya untuk para anggota. Akhirnya, muncul kartun di surat kabar yang menyindir sikap Osteen.

Gereja yang cair
Demikian pula dengan banyak gereja di negeri ini, kita semua mesti bertobat dari sikap kaku dan legalis sebagai gereja, dan belajar menjadi gereja yang ramah, terbuka dan cair bagi masyarakat. Lihat buku Liquid Church karya Pete Ward.*
Saya juga sedang belajar menjadi seorang Kristen yang cair, mengalir dan menjadi saluran berkat bagi sesama saya. Kira-kira dua tahun lalu saya mulai mengganti doa saya, dari: "Tuhan berkati dan lindungi saya," menjadi "Tuhan, jadikan aku saluran berkat-Mu bagi sesama."
Dan kira-kira awal tahun 2017 Roh Kudus berbisik bahwa Ia akan menyediakan berkat yang cukup agar saya bisa menjadi saluran berkat. Mulai 2017 itulah saya lebih sering merasakan berkat Tuhan yang melebihi kebutuhan saya, sehingga mulai dapat menolong orang-orang di sekitar saya.

Memberi dan menerima
Saya makin dikuatkan juga oleh karya profesor bisnis dari Wharton, Adam Grant. Beliau menulis bahwa di antara pemberi, penerima dan penyeimbang, si pemberilah yang lebih berpeluang mencapai prestasi dalam hidup. Saya jadi tersadar akan kalimat Paulus: "Lebih berbahagia memberi daripada menerima." (Kis. 20:35)
Jika diringkas, prinsip memberi dahulu baru menerima ini dapat disebut "GaTE principle" (Give and Take Economics principle), dan ini merupakan antitesis daripada ekonomi berbasis keserakahan dan egosentrisme sebagaimana yang kita pelajari dari buku-buku teks ekonomi, misalnya Adam Smith.
Memang sikap keserakahan itu berawal dari ketakutan dan kecemasan akan hari esok. Namun bukankah Yesus mengajarkan kita untuk tidak perlu khawatir akan hari esok? Dalam tindakan memberi itulah sesungguhnya Anda mengambil tindakan iman akan Tuhan yang Mahabaik yang senantiasa membalas apa yang dilakukan orang. Bacalah janji Tuhan:

"Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu." (Luk. 6:38)

Itulah prinsip ekonomi Kerajaan Surga, ekonomi berbasis rasa aman bukan rasa takut, belas kasihan bukan keserakahan. Karena justru dalam memberi dan berbagilah maka individu menemukan makna akan hidupnya.
Dan ekonomi yang sehat dan membahagiakan adalah jika masyarakat terbiasa untuk saling memberi, itulah landasan kohesi sosial. Saya kira nilai-nilai berbagi dan kohesi sosial itu juga merupakan amanat sila keadilan sosial dalam Pancasila.**
Kini saya terus berdoa, "Tuhan. Jadikan saya saluran berkat-Mu yang lebih baik lagi."

Bagaimana dengan Anda, sudahkah Anda mulai menjadi saluran berkat?

versi 1.0: 27 januari 2017, pk. 12:43
VC

Catatan:
*terimakasih kepada Bp. Pdt. Dr. Robby Chandra atas seminar beliau tentang Liquid Church, awal desember 2017.
**lihat artikel saya tentang budaya Cin-cai dan welasan dalam terang ekonomi hospitalitas. V. Christianto, Teologi Yesus sobat kita. Penerbit Nulisbuku.com, 2017.

Referensi:
(1) https://letlostgetfound.wordpress.com/2011/07/10/jadikan-aku-saluran-berkat/
(2) Pete Ward. Liquid Church. https://www.amazon.com/Liquid-Church-Pete-Ward/dp/0801047986
(3) Pete Ward. Liquid Ecclesiology. http://www.brill.com/products/book/liquid-ecclesiology
(4) Adam Grant. Give and Take. https://www.ted.com/talks/adam_grant_are_you_a_giver_or_a_taker
(5) 10 ways of Give and take. Url: http://www.dailygood.org/pdf/dg.php?sid=443

__________________

Dari seorang hamba Yesus Kristus (Lih. Lukas 17:10)

"we were born of the Light"

Prepare for the Second Coming of Jesus Christ:

http://bit.ly/ApocalypseTV

visit also:

http://sttsati.academia.edu/VChristianto


http://bit.ly/infobatique