SAYA SETUJU BBM NAIK!

Pagi itu memang seperti pagi yang lainnya, antrian jirigen sudah memanjang di depan sd negeri itu, mereka sudah berkumpul dari jam 6 pagi kurang di daerah Kampung Sawah, Ciputat. Mereka ikat jirigen dengan tali bergandengan agar tidak ada yang menyelak, bersatu dalam kesusahan, bersatu karena disusahkan sungguh suatu perwujudan dari lambang rantai dalam Pancasila.

Pagi itu memang seperti pagi yang lainnya, si anggota dewan telat bangun pagi karena semalaman dugem dengan gundik-gundiknya, sarapan sudah tersedia karena pembantu ada lima di rumah. Telepon genggam selalu berdering, menanyakan tentang saham yang ingin dijual atau tidak.  Bukankah hidup ini indah, pikirnya. Tidak percuma sogok sana-sini saat di partai dulu agar kedudukanku bisa seperti ini. Setiap rapat amplop sudah tersedia untuk dibagikan  dari perusahaan yang ingin dimenangkan tendernya. Tak percuma parkiran gedung menjadi showroom terbuka mobil mewah. Dia hanya ingin tidak kalah dengan teman sesama anggota dewan yang baru saja beli bmw seri terbaru. Sungguh suatu perwujudan sila kedua yang keliru dari Pancasila. Tapi masa bodoh amat lah... modalku sudah keluar banyak, harus balik modal dong...

Pagi itu memang seperti pagi yang lainnya, anak-anak sekolah mengikuti Ujian Nasional yang direkayasa... ada yang mendapat jawaban lewat sms, lewat hp, bahkan lewat oknum guru sendiri... kecurangan di sana-sini, lalu keputusan kelulusan diserahkan ke sekolah.... mau tingkat kelulusan 0 pun tak jadi masalah, anak itu tetap lulus, jadi buat apa repot-repot ujian nasional dan membuat anak stress bahkan ada yang meninggal ketika sedang mengerjakan ujian di kelas karena sakit jantung.... Pemerintah Bangsat! Bukankah itu saja sudah bukti cukup bahwa ada yang tidak beres dengan sistem kita... ada yang tidak beres dengan cara kerja OTAK kalian... anak-anak adalah masa depan bangsa... apakah dengan kekuasaan kita bebas mempermainkan masa depan bangsa... 

Pagi itu memang seperti pagi yang lainnya, pedagang-pedagang berteriak HARGA NAIK! Mahasiswa-mahasiswi dengan hati nurani murni berteriak didepan pagar dewan... jangan naikkan harga! Pikirkan rakyat kecil! Lalu anggota dewan hanya menanggapi dengan senyum simpul sambil membetulkan letak kartu yang salah dalam permainan solitaire di laptop barunya.... sebuah ironi.... Aku mengerti bbm kita memang harus naik karena harga dunia naik... tapi bukankah adalah sebuah kebodohan jika kita membiarkan kesusahan berlangsung di negara kita sementara koruptor terus saja merajalela dan kaum miskin kota juga semakin merajalela....

Pagi itu memang seperti pagi yang lainnya, tapi setelah bbm naik tanpa ada tahapannya, semua orang menjerit...  anak kecil menjerit kekurangan gizi, para pekerja menjerit kebutuhan hidup mahal, ibu rumah tangga menjerit kebutuhan pokok naik, barang-barang produksi semakin mini ukurannya, semuanya menjerit.... anggota dewan berpikir kemana akan menghabiskan liburan, mencari tanah-tanah garapan yang ingin dijadikan mall atau apartemen sambil bermain golf di lapangan yang teduh.

Pagi itu memang seperti pagi yang lainnya... tapi kali ini Pemerintah harus bertindak tegas untuk selamatkan bangsa, gantung koruptor, tidak ada lagi kolusi dan nepotisme... bukankah kita semua harus TAKUT AKAN TUHAN... bukankah negara kita negara yang beragama.... bukankah TAKUT AKAN TUHAN adalah permulaan akan hikmat dan kebijaksanaan....  aku tidak tahu berapa lama lagi keadaan seperti ini.... 5 tahun lagi... 10 tahun lagi... berapa Presiden lagi berganti.... 2 kali lagi.... 3 kali lagi... aku tidak tahu... hanya satu yang aku tahu pasti... Bapa mengijinkan semuanya terjadi.... Bapa yang akan terus berjalan bersama kita hadapi kesusahan hidup.... Kita lemah tapi kita akan menjadi yang terkuat di antara sesama kita... bukankah TUHAN ALLAH ada di pihak kita... bukankah kita kenal dekat dengan Anak-Nya YESUS KRISTUS TUHAN... bukankah Roh Kudus ada di dalam hati dan pikiran kita dan memberi hikmat... 

Pagi itu memang seperti pagi yang lainnya... tapi rohku menyala-nyala.... TUHAN kuatkan aku...

TUHAN KUASA, JANGAN TAKUT LAGI!

BIG GBU!

JM15052008.1341.