Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Selfism Syndrome (1)

Liem Sien Liong's picture

“Sebab semuanya mencari kepentingannya sendiri,

bukan kepentingan Kristus Yesus” (Filipi 2:21)

 

Bacaan hari ini: Filipi 2:19-24.

Self-ism Syndrome (1)

 

            Sering kali kita berpikir bahwa modernitas telah mendorong munculnya berbagai filosofi hidup yang buruk, seperti materialisme, kapitalisme, hedonisme dan sebagainya. Memang tidak dapat kita sangkali bahwa semua “isme” tersebut hasil modernitas. Namun jika kita meneliti lebih mendalam, maka inti persoalannya bukanlah pada modernitasnya (perkembangan peradaban yang lebih modern), melainkan pada individu/manusianya.

            Manusia yang telah jatuh dalam dosa, memang masih dapat menghasilkan peradaban yang baik dalam batas-batas tertentu (misalnya, dalam hal ilmu pengetahuan). Kemampuan ini mereka miliki karena gambar dan rupa Allah di dalam dirinya tidak hilang sama sekali. Namun kecenderungan dosa telah mendorong segala peradaban yang baik tersebut untuk melayani dan menyembah manusia. Akibatnya, peradaban yang baik menghasilkan filosofi hidup yang tidak baik, seperti yang telah disebutkan di atas. Mengapa demikian?

            Sebenarnnya wujud filosofi hidup yang berakar pada dosa adalah “self-isme.” Filosofi ini telah membonceng materialisme, kapitalisme dan hedonisme sebagai “medianya,” sehingga tidak heran di dalam isme-isme tersebut kita akan menemukan “aktor”-nya, yaitu “self-isme.” Namun, karena self-isme itu sangat “pandai,” maka pada kesempatan lain, ia memusuhi media yang dipakainya untuk menutupi keburukannya sendiri. Maka kita yang mengerti akan hal ini, tidak akan heran apabila ada orang yang mencaci-maki materialisme, kapitalisme, hedonisme, namun mereka sedang membangun “isme” lain untuk melayani self-ismenya, seperti munculnya postmodernisme sebagai tandingan dan kritik terhadap modernisme, dsb.  Rasul Paulus telah mengatakan dan mengamati filosofi ini, bahwa “semuanya mencari kepentingan diri sendiri, bukan kepentingan Kristus” (Flp. 2:21). Semua orang menyukakan dan menyembah diri sendiri, dan tidak memuliakan Allah. Karena itu, waspadailah “self-isme” ini, sebab jika tidak, maka kita akan terjerat untuk melayaninya.

 

__________________

Dear, my friend

Ang Chen Chen

Mengenai pencobaan Ayub memang seringkali dipandang bahwa Allah sedang bertaruh dengan iblis, namun hal ini tentu akan menimbulkan asumsi yang menakutkan sebab kredibilitas Allah bergantung pada s