Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Tribute: Darlin' Darlene (2)

John Adisubrata's picture

THE DARLENE ZSCHECH STORY

Oleh: John Adisubrata

SHOUT TO THE LORD

Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi!” (Mazmur 100:1)

Ternyata gereja lokal KECIL di kota Sydney yang mempunyai visi dan misi AMAT BESAR tersebut adalah Gereja Hillsong yang terletak di sebuah ‘suburb’ bernama Baulkham Hills. Gereja yang baru saja beberapa tahun sebelumnya dirintis oleh Ps Brian Houston (Gembala Sidang) dan isterinya, Bobbie, mempunyai sebuah visi yang amat pasti dan terarah, yaitu: Memproklamirkan kebesaran nama Tuhan melalui lagu-lagu puji dan sembah kontemporer yang akan diproduksi di dalam gereja mereka untuk memperkenalkan Kristus dan kasih karunia-Nya kepada masyarakat dunia, terutama generasi-generasi yang masih muda belia.

Mark terjun menjadi ‘volunteer’ di bidang produksi, video dan dokumentasi, sedangkan Darlene menggabungkan diri dengan tim musik Gereja Hillsong yang berada di bawah pimpinan Geoff Bullock, seorang pemusik yang sangat berbakat dan penggubah lagu-lagu kristiani kontemporer yang termahir di Australia pada masa itu.

Awalnya Darlene hanya menjadi salah seorang penyanyi di antara banyak penyanyi-penyanyi lainnya. Kadang kala saja ia menerima kesempatan untuk memimpin satu atau dua buah lagu-lagu pujian dan penyembahan yang kebanyakan adalah hasil karya pena Geoff Bullock.

Berdua dengan David Evans, seorang penyanyi muda berbakat yang berasal dari kota Adelaide, mereka menjadi penyanyi inti tim musik tersebut yang mendukung Geoff dari belakang. Karena pada waktu itu ia juga merangkap sebagai Worship Leader Gereja Hillsong.

Tetapi … semua orang yang sudah dari semula dipilih dan ditentukan oleh Tuhan untuk menduduki jabatan-jabatan tertentu di ladang-Nya, tidak bisa dihalang-halangi oleh ‘musuh’ kita, atau oleh orang-orang yang dipakai olehnya untuk menghancurkan rancangan-rancangan Tuhan bagi kehidupan mereka.

Dalam waktu hanya beberapa tahun saja, seperti ‘cream’ putih dingin yang segera mengambang ke atas ketika dituangkan ke dalam secangkir kopi yang panas, bakat Darlene yang istimewa, yang jelas melebihi rekan-rekannya mulai tampak menonjol sekali. Baik jemaat, maupun tim pemusik gereja itu, maupun para penggemar lagu-lagu kristiani karya mereka, semua bisa merasakan keunikan cara-caranya ketika ia memimpin pujian.

Pada tahun 1994, ketika live album Hillsong Church yang ketiga diluncurkan: People Just Like Us, kedudukan Darlene, David dan Geoff sudah disejajarkan oleh para pemimpin gereja sebagai Worship Leaders tim penyembahan mereka. 

Lagu ciptaan Darlene, Shout to the Lord, diselipkan di antara lagu-lagu gubahan Geoff Bullock, yang biasanya selalu memonopoli daftar isi lagu-lagu yang ada di dalam album-album karya gereja tersebut sebelumnya.

Itulah awal mula meledaknya pelayanan seniwati bertabiat halus, lembut dan pendiam ini, yang sekarang sudah bertaraf antarbangsa di bidang seni musik kristiani. Namanya tidak hanya dikenal di kalangan sendiri saja, tetapi juga oleh dunia musik sekuler di mana-mana. 

Lagu Shout to the Lord, yang diilhami oleh ayat-ayat Mazmur 100, diakui oleh masyarakat Kristen di seluruh dunia sebagai sebuah lagu praise and worship yang paling populer masakini di antara pilihan lagu-lagu ‘hymne’ dan lagu-lagu rohani lainnya.

Menurut catatan statistik, pada saat ini lagu penyembahan tersebut dinyanyikan oleh kurang lebih 30-60 juta orang di dalam ibadah-ibadah gereja antar-denominasi di seluruh dunia setiap minggu, termasuk gereja-gereja di Indonesia. Jumlah orang-orang yang menyanyikannya setiap tahun meningkat terus.

Jika ada lagu-lagu rohani yang awalnya sangat digemari oleh masyarakat Kristen pada umumnya, tetapi dengan berlalunya waktu juga cepat dilupakan, lagu Shout to the Lord semakin lama menjadi semakin mengesankan hati. Lagu yang mampu menjamah hidup setiap pendengarnya ini terus menyebar luas dengan bebas ke mana-mana, diterjemahkan oleh pelbagai bangsa dan dinyanyikan di dalam persekutuan-persekutuan umat kristiani serta ibadah-ibadah gereja di pelosok-pelosok dunia yang terpencil.

Oleh karena begitu seringnya dipergunakan, lagu yang baru berumur belasan tahun ini sekarang sudah hampir menjangkau puncak tertinggi yang sedang diduduki oleh lagu Amazing Grace, sebuah lagu rohani populer lainnya, yang juga paling sering dinyanyikan oleh orang-orang di dalam ibadah-ibadah gereja di seluruh dunia.

Perlu dicatat, lagu gubahan John Newton ini diperkenalkan kepada jemaat kristiani untuk pertama kalinya dua abad yang lalu. (Baca: Fenomena Australia: 'Hillsong Church' (1))

Jadi melalui hasil penelitian statistik yang amat langka ini dapat disimpulkan, bahwa penggenapan firman Tuhan mengenai kepesatan perkembangan tubuh Kristus di akhir zaman sedang digenapi oleh-Nya. Karena meskipun akhir-akhir ini gereja Tuhan harus menghadapi berbagai macam masalah, seperti tentangan, larangan, penutupan, pembakaran, bahkan penganiayaan-penganiayaan, pertumbuhannya yang melaju dengan cepat di seluruh penjuru bumi tidak dapat dihalang-halangi lagi. Karena kemutlakan firman Tuhan tidak akan pernah bisa diganggu-gugat oleh ‘siapa’ pun juga! 

Lagu Shout to the Lord secara resmi direkam oleh paling sedikit 20 artis kristiani kenamaan lainnya. Lagu yang melukiskan kekaguman hati umat yang mengasihi, menghormati dan memuja kedahsyatan Penciptanya ini juga dibajak oleh tak terhitung banyaknya artis-artis yang lain secara diam-diam!

Sampai sekarang Darlene sudah menciptakan banyak sekali ‘choruses’ dari lagu-lagu praise and worship yang tak terlupakan. Lebih dari 70 lagu-lagu gubahannya sudah diterbitkan oleh Hillsong Music Australia (HMA), ditulis olehnya selama hampir 20 tahun, semenjak ia melayani di gereja besar tersebut. Lagu-lagu ciptaannya selalu mempunyai nada-nada alunan yang amat unik, manis dan ‘catchy’ sekali, dilengkapi dengan syair-syair lagu yang erat berdasarkan pada ayat-ayat firman Tuhan.

Selain Shout to the Lord, lagu-lagu ciptaan Darlene yang sangat dikenal dan digemari oleh jemaat tubuh Kristus di seluruh dunia adalah: Lord I Give Myself, God is in the House, I Will Run to You, All Things are Possible, I Live to Know You, I Know It, Glory to the King, The Potter’s Hand, And That My Soul Knows Very Well, Let the Peace of God Reign, One Hope, Worthy is the Lamb, Blessed, My Hope, You are Worthy, Glorify Your Name dan lain sebagainya.

Pada tahun 1996 untuk pertama kalinya nama Darlene Zschech menjadi termasyhur di seluruh dunia ketika album CD Shout to the Lord diluncurkan secara internasional oleh Integrity Music di Amerika Serikat. Album itu berhasil menduduki tingkat tertinggi (No 1) tangga lagu-lagu kristiani negara itu 30 minggu lamanya.

Tahun berikutnya album tersebut dinominasikan oleh Dove Awards di Amerika sebagai Album of the Year. Sedangkan lagu Shout to the Lord dinominasikan oleh mereka sebagai Song of the Year pada tahun 1998.

Setahun kemudian Darlene menerima penghargaan: International Impact of the Year Award dari American Gospel Music Association di Nashville, Amerika, kota asal banyak sekali lagu-lagu Kristen yang termasyhur di dunia.

Ia juga dinominasikan sebagai Songwriter of the Year oleh Dove Awards pada tahun 2000. 

Darlene Zschech diakui di dunia sebagai Worship Leader wanita yang pertama, yang berhasil mematahkan tradisi-tradisi kuno, di mana biasanya hanya kaum pria saja yang diperbolehkan untuk memimpin ibadah-ibadah puji dan sembah di dalam setiap acara pertemuan yang diadakan oleh tubuh Kristus.

Semenjak tahun 1996 Darlene menjabat sebagai Worship Pastor Gereja Hillsong. Sekarang ia mengawasi kurang-lebih 800 volunteers yang bekerja di Worship and Creative Arts Departments, departemen musik mereka. Acara rutin Hillsong Television, di mana ia juga hampir setiap minggu tampil sebagai pemimpin pujian dan penyembahan, ditayangkan dari kota Sydney di Australia, ke 180 negara di seluruh pelosok bumi.

Selain ia bertanggung-jawab atas semua produksi-produksi rekaman live albums Hillsong Music Australia, bersama dengan suaminya, Darlene juga ditugaskan sebagai Associate Director dari Hillsong Conference, yang diselenggarakan setiap tahun di awal bulan Juli di kota metropolitan yang amat besar itu.

Telah dicatat, pada tahun 2006 konferensi yang termasyhur tersebut sudah dikunjungi oleh lebih dari 29000 delegasi-delegasi yang datang dari seluruh dunia untuk mengikutinya.

“Aku, Akulah yang mengatakannya dan yang memanggil dia juga, Akulah yang mendatangkan dia, dan segala usahanya akan berhasil.” (Yesaya 48:15) 

(Bersambung)

Tribute: DARLIN’ DARLENE (3)

THE DARLENE ZSCHECH STORY

THANK YOU FOR THE CROSS