Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

WHO are YOU ????

Pestaria Happy's picture

Seekor anak burung, hidup
dalam suatu komunitas yang berbeda dengannya. Dia hidup bersama dengan
sekelompok ayam. Sejak kecil burung itu diperlihara oleh induk ayam dengan
baik. Diberi makan, diajarkan bagaimana menjadi seekor ayam, sampai ia menjadi
seekor burung yang dewasa. Suatu saat ia melihat di langit ada seekor binatang
yang mampu terbang tinggi, berputar-putar, turun naik, dan melihat segala
ciptaan Tuhan tanpa halangan apapun. Burung ini mulai membayangkan, andai aku
mampu seperti itu, pasti menyenangkan. Burung ini hanya sebatas berharap, namun
tidak dapat merealisasikannya karena selama hidup, dia tidak diajarkan
bagaimana terbang, walaupun dia seekor burung yang mampu terbang. Ilustrasi
ini, menggambarkan siapa yang ada disekelilingmu menentukan siapa kamu yang
sebenarnya.

Kau adalah rata-rata dari
kelima orang yang paling sering bergaul denganmu,” kata Jim Rohn, seorang
jutawan swadaya dan penulis sukses. Tidak dapat dipungkiri kebenarannya.
Mungkin
kita mulai mengeluarkan pembelaan diri atau defe....,
dan berkata ah.... belum tentu juga tergantung kitanya aja. Pembelaan itu tidak
salah, dan mungkin juga ada benarnya, tetapi sejauh ini dengan siapa anda
bergaul, menentukan seperti apa diri kita. Kita menjadi orang yang paling sering
bergaul dengan kita.

Dunia ini, menawarkan berbagai
macam tipe orang yang bisa kita temui. Ada orang yang selalu mengeluh dan
menyalahkan orang lain atas keadaan mereka. Ada juga orang yang selalu
menghakimi orang lain, menyebarkan gosip dan hanya berbicara hal-hal yang buruk
tentang orang lain.
Ada juga orang yang positif, mendukung dan
membangkitkan semangat. Trust in you... memberi
peluang kepadamu, ikut berbahagia atas segala kesuksesanmu. Tergantung kamu,
mau memilih yang mana???? Pilihanmu menentukan akan menjadi apa dirimu.

Lalu kita harus bagaimana?
Seorang penulis terkenal John Assaraf
dengan bukunya yang berjudul ”The
Street Kid’s Guide to Having It All” berkata Aku tidak berkeliaran dekat siapa
pun yang tak ingin kujadikan teman.
Titik. Bagiku, itu merupakan sebuah
karunia, dan aku bisa tetap positif. Aku berkeliaran dekat orang yang bahagia,
yang berkembang, yang ingin belajar, yang tidak keberatan berkata maaf atau
terima kasih... dan yang menjalani saat-saat menyenangkan. Artinya kita perlu ”Selektif”
dalam memilih dengan siapa kita
akan bergaul. Coba kita pikirkan sejenak, buatlah daftar siapa saja yang rutin
anda temui. Kemudian coba lihat, bagaimana cara ia berpikir, merasa, dan
bersikap dalam menghadapi suatu masalah. Bukan bermaksud untuk menghakimi
tetapi tidak salah jika kita lebih selektif.

Langkah selanjutnya, jika kita
menemui orang-orang yang tidak membangun atau sikap negatif, alangkah lebih
baik jika kita ”menghindari” orang-orang yang demikian. Sedapat mungkin hindari
orang-orang yang demikian dengan cara apapun. Lebih baik melewatkan waktu
seorang diri daripada dengan orang-orang yang akan menghambat kita dengan
mentalitas korban mereka dan standar biasa mereka.

Tentunya tidaklah semudah itu,
untuk mencari teman bergaul. Bagaimana kita bisa menemukan orang-orang yang
bersikap positif atau setidaknya mampu mendorongmu untuk menjadi lebih baik?
Kamu bisa gabung dengan orang-orang yang selalu bersikap positif atau bergabung
dengan pelayan-pelayan gereja, mengikuti seminar, simposium atau apalah yang
membawamu kearah yang lebih baik. Bergaullah dengan mereka. Lalu coba lihat
apakah yang menjadi kunci sehingga mereka menjadi pribadi yang menarik. Cobalah
lihat dengan melakukan apa yang mereka lakukan, membaca apa yang mereka baca, berpikir
seperti cara mereka berpikir, dan seterusnya. Jika cara baru berpikir dan
berperilaku itu berhasil gunakanlah. Jika tidak, tinggalkan dan teruslah
mencari serta mencobanya.

joli's picture

@Pesta... Who am I

Dear Pesta,

Untuk artikelmu kali ini aku tidak sepakat kalau Who are you ditentukan dan di drive oleh lingkungan kita.. kita menjadi positif ketika lingkungan positif dan sebalik-nya maka jauhi-lah dan hindari hal2 dan lingkungan yang membuat kita tidak produktif.

Sebagai ciptaan yang dikarunia free will dan diciptakan segambar dan serupa dengan Allah, kita mampu untuk tidak di drive lingkungan, justru Firman Tuhan mengatakan :Jadilah Terang.. Jadilah Garam...

Arti-nya justru kita-lah yang seharusnya berani bersaksi dan menyatakan warna kita kepada dunia baik di lingkungan positif maupun negatif..

bacalah tulisan Purnomo "Gereja butuh orang jahat" dan  "melayani sambil mengutil"

 

Btw Pesta teruslah menulis.. saya suka kesaksianmu dan kamu memberikan contoh yang pas dengan Yoh 9...

cerita tentang pelayanan ke desa-desa sungguh membuat kita selalu mengingat kebesaran Sang Pencipta, seperti ketika pulang beZuk saya juga mengalami seperti bateerai yang full charge.... 

Priska's picture

Not always lah...

Salam kenal ya Pesta, Di beberapa hal aku setuju dengan blog mu yang ada di atas. Dengan siapa kamu bergaul, dan siapa orang2 di sekitarmu, itu yang akan menentukan siapa sebenarnya kamu. Itu ada benarnya juga sih... (karena beberapa orang yang menerapkan rumus ini, cukup berhasil) Tapi di reality hidupku, itu sama sekali koq tidak bisa berlaku. Justru, saat ini.. orang2 yang ada di sekitarku, kebanyakan adalah anak2 broken home, anak2 dari pinggiran jalan, (yang jelas, anak2 yang tidak semua orang bisa menerima mereka). Kalau aku yang notabene juga berasal dari mereka (hanya oleh kasih karunia Tuhan saja aku bisa diubahkan), tidak juga mau nerima mereka... so... how??? Tidak semua orang bisa menerapkan rumus yang sama... jadi ya, harus ngalami dewe lah... :) "I can do all things through Christ who strengthen me"
__________________

"I can do all things through Christ who strengthen me"

Pestaria Happy's picture

hai...Priska... salam

hai...Priska... salam kenal.

sebelumnya terima kasih ya udah mau membaca artikelku dan mau memberikan komentar. pertanyaan yang sama juga diajukan ama Joli... seperti aku harus memberikan penjelasan agar lebih bisa dipahami dengan benar.  memang di sekitar kita sekarang ini banyak kita temui banyak orang yang justru mungkin tidak pas untuk kita jadikan teman. tetapi bukan maksudku untuk pilih-pilih teman. kalau kita sudah mempu untuk mengendalikan diri kita dalam arti kuat dengan lingkungan yang berbeda. menurut saya itu bagus. misalkan.... kita punya pengalaman dari keluarga yang broken home lalu kita akan menolong mereka agar menjadi lebih baik, saya setuju. tapi ingat kita harus kuat terlebih dahulu. dan kita yang tahu bagaimana dan sejauhmana kekuatan kita. jangan coba-coba bila kita belum yakin betul dengan diri kita. mungkin bisa membawa teman lain untuk menolong mereka.

 di dalam Alkitab Yesus memberikan kita banyak contoh.... misalkan Yesus justru bergaul dengan zakeus si pemugut cukai dan ternyata penerimaan Yesus membuatkan hasil dengan pertobatan zakeus. ada pula perempuan yang kedapatan berbuat zinah. Yesus tidak menghakimi dan terjadi pertobatan. Aklitab juga memerintahkan kita untuk tidak bergaul dengan orang-orang yang mudah gusar (Amsal....). langkah yang terpenting kenali diri dulu. jika belum mampu jangan coba-coba bergaul dengan orang yang mempengaruhi kita ke arah yang negatif. jika sudah kenal dirimu, jangkaulah mereka yang terpenting dari semuanya andalkan Roh Kudus agar kita dimampukan Ok....  tak tunggu komentarmu di tulisanku yang akan datang.