Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Who is the next....?

Andreas Priyatna's picture

Masih ingatkah film Tujuan Terakhir? Film tersebut cukup menarik dan menegangkan, walaupun ditonton untuk yang kedua kalinya atau bahkan yang ketiga kalinya. Tapi yang akan dituliskan di sini adalah bukan mengenai film itu, tetapi suatu kejadian di kantor kami yang mirip sekali dengan film tersebut, walaupun tidak mengakibatkan kematian. Kejadiannya adalah hanya merupakan mala petaka yang terjadi terus bergilirian di antara kami dalam satu unit kerja hanya dalam waktu dua minggu. Kejadian pertama adalah dua minggu yang lalu ketika teman kami “M” masuk rumah sakit karena terserang virus yang aneh yang mengakibatkan suhu badan tinggi dan muntah. Sampai keluar dari rumah sakit setelah tiga hari dirawat, Dokter tidak dapat memberikan diagnosa, virus apa atau penyakit apa yang menyerang teman kami itu. Tiga hari berselang teman kami “R”  jatuh dari motor tanpa ada yang menabraknya. Tidak ada luka ataupun memar akibat dari jatuhnya itu, namun dia tidak dapat bangun dari tempat tidur hampir satu minggu lamanya. Kejadian ketiga adalah tiga hari setelah kejadian kedua, yaitu teman kami “T” hendak menuju kantor dengan mengendarai mobil. Di tengah perjalanan, tiba-tiba ada batu sebesar kepalan tangan yang loncat dari sebuah truk yang berada di depannya. Tanpa bisa dielakan, batu itu menabrak kaca depan dan pyaar..., butiran kaca pun masuk ke mata, masuklah teman itu ke rumah sakit. Kejadian ke empat terjadi ketika kami melakukan Outing di daerah BDG. Di tengah perjalanan kami berhenti karena akan istirahat makan siang. Salah seorang teman kami “K” yang membawa mobil juga ikut berhenti di belakang bus dan makan di dalam bus bersama-sama. Setelah makan siang “K” kembali ke mobilnya dan ternyata kaca mobil pintu belakangnya telah dipecahkan oleh orang dan sebuah tas yang berisi laptop plus beberapa gadget beserta seluruh asesoris dan juga dompetnya telah raib.

Hari senin pagi..., berarti tiga hari setelahnya..., kami di kantor tertawa-tawa melihat foto-foto outing..., tiba-tiba ada telepon berdering..., salah satu teman kami “A” di ujung telepon mengatakan bahwa dia tidak dapat masuk kerja..., karena mobilnya hancur dihajar truk tanah dari belakang. Oh..., my God..., tapi untungnya dia masih selamat. Hari senin itu kami tidak serius dalam bekerja..., karena merasa ada hal yang aneh..., seperti dalam film Tujuan Terakhir..., so..., who is the next...?.   Itu kejadiannya hari senin, kemudian pada hari rabu pagi pukul sepuluhan, teman kami “RM” sedang bekerja seperti biasanya, tiba-tiba kursinya seperti dibalikan oleh seseorang, sehingga “RM” jatuh terlentang dengan kepala bagian belakang menghantam lantai. “RM” langsung dilarikan ke rumah sakit untuk diperiksa dan ternyata “RM” mengalami gegar otak ringan. “Waah..., seram buanget nih...., koq terus-terusan ada mala petaka yaa...?”.  

Hari Senin kami kembali bekerja, seperti biasanya ada doa pagi dan briefing pagi dan ternyata ada berita pagi... yang kembali mengejutkan kami semua. Teman kami “RD” masuk rumah sakit karena pada hari Jumat waktu pulang kerja menuju rumahnya, motor yang dikendarai “RD” ditabrak mobil, sehingga “RD” tersungkur mencium trotoar, rahangnya bergeser dan dagunya robek.

Wow..., ada tujuh kejadian yang terjadi secara berurutan. Mengapa mala petaka datang terus menerus menimpa kami semua secara bergiliran?.

Well..., kalau mau dipikir secara jernih..., sebenarnya semua kejadian di atas sebenarnya biasa saja, hanya kebetulan waktu kejadiannya berdekatan, seolah-olah saling berkaitan.

Kalau kita mengingat-ingat kembali nasihat kakek dan nenek dahulu, sepertinya ada benarnya. Kakek dan nenek selalu ngomong kamu kudu eling lan waspada..., kamu harus eling dan waspada. Eling artinya ingat..., ingat akan keadaan diri kita..., mengenali kelemahan dan kekurangan diri kita..., tidak sombong dan selalu mawas diri. Kalau waspada itu adalah sikap berhati-hati, menghindari perbuatan negatif yang mengakibatkan penderitaan. Jadi singkatnya eling dan waspada adalah berfikir, bertutur kata, bersikap, bertindak-tanduk, serta berinteraksi dengan sesama manusia dengan sopan santun, sikap budi yang luhur, arif dan bijaksana.

Menjalani kehidupan dengan menerapkan kaidah-kaidah seperti tersebut di atas, dapat menghindarkan kita semua dari hukum karma atau hukum sebab-akibat, yang sudah sering kita dengar yaitu siapa yang menabur, dia akan menuai dan siapa menabur angin akan menuai badai.

Ini persis sekali dengan apa yang tertulis di Hosea 8 : 7 yang berbunyi “Sebab mereka menabur angin, mereka akan menuai puting beliung”

Dan satu lagi “Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu” Galatia 6 : 8

Who is the next...?

No..., thank you.

 

widdiy's picture

supaya tidak jadi the next....

Supaya tidak jadi the next, sebaiknya selalu berhati-hati dan mengawali semua kegiatan dengan doa.