"Ooi, sini! Lempar ke Ratna!" "Aaaww! Nggilani aaah!" "Sini, sini! Ke Lilianti!" "Hehh! Ojo thooo! Whaaa!!"
Kecut hatiku melihat satu persatu cewek diplonco menggunakan cicak bule gendut yang dipingpong ke sana kemari. Tampak cowok-cowok terpingkal-pingkal menyoraki para cewek yang ribut mengibas-ngibas rok mereka. Blaik! Ga mungkin menghindar, pintu kelas sudah dijaga sama bodiguard. Belum sempat mikir lama-lama, tau-tau ... plukk! Whaaa ... cicak itu sudah mendarat tepat di pangkuanku!
Merinding sekujur tubuhku melihat reptil gemuk yang melotot di atas rokku. Aku terdiam kaku. Sementara jantungku terus empot-empotan. Saking bingung mau berbuat apa, antara sadar ga sadar tau-tau tanganku sudah bergerak ke arah binatang gemuk itu .... Hiiiyyy! Begitu tersentuh bagian perutnya yang dingin dan giyal-giyul ... hampir saja kulempar lagi makhluk itu!
"Nih, ambil." Kusodorkan si bule pada cowok yang berdiri paling dekat denganku. Aku belagak cuek, padahal telapak tanganku sudah duinngginn setengah mati! Huahhh ... plong rasanya begitu cicak itu lepas dari jari-jariku. Dan sepanjang sisa hari itu aku bebas dari bulan-bulanan cowok-cowok itu. Juga hari-hari berikutnya kalau mereka lagi iseng bawa binatang ke sekolah. Aku tinggal pasang tampang cuek, pura-pura berani, sudah males mereka gangguin, merasa ga bakal ada hasilnya.
Seru juga pengalaman kelas 3 sd itu. Ke depannya, saat aku beranjak dewasa, pengalaman itu beberapa kali berguna ketika aku berhadapan dengan situasi-situasi sulit (nyaris dikompas segerombol anak sma waktu nunggu bis, misalnya. Tegang banget waktu itu. Tapi Tuhan sudah siapkan cara mengatasinya jauh-jauh hari. Ya lewat pengalaman dengan si cicak bule itu).
Gara-gara si bule, sampai sekarang aku ga geli sama cicak. Sekarang kalau ada cicak di rumah kami, akan ada tiga cewek yang ribut berteriak, "Cicak?! Mana ... mana ...? Tuuu, cicaaak!" Dan bertiga kami akan berebut berlari ... mendekat.
kasihan cicaknya
kasihan banget cicaknya, klo anak-anak cewek kegelian sama si cicak, mungkin si cicak udah mual2 karena dilempar ke sana ke mari.
Aduh ak paling jengkel klo ada anak kecil yang isengnya pake menyiksa binatang, kayak ga ada keisengan lain aja :(
Bukan cm anak kecil deng, tapi temen jg, ak paling sebel klo punya temen yang suka main siksa binatang. Ga kreatif banget!!!!!
Omong2 soal cicak, dulu di rumah kakekku ada tokek gede banget, klo malam selalu keluar dan bersuara "Tekek, tekek, tekek" ga takut sama orang, jadi lucu sekali.. ak suka nunggu dia keluar, klo keluar ak manggil adik2ku buat "menyapa" bersama2. Tapi sekarang udah ga ada lagi, mungkin sudah meninggal.. iks...
In reply to kasihan cicaknya by pyokonna
PermalinkSiksa Binatang
Waduh, kalo gitu pyokonna pasti jengkel sama saya, soalnya dari kecil (sampe sekarang) saya doyan banget sama yang namanya nyiksa serangga. Kalo nyamuk, kalo bisa ndak ditepuk sampe mejret dulu, tapi sempoyongan aja, biar bisa saya cabuti sayapnya :P
Apalagi kalo kecoa, duh, jangan mulai deh
In reply to Siksa Binatang by Rusdy
Permalink@Rusdy: musuhan ya
huadhuhh, serangga2 pasti ga sejahtera hidupnya selama Rusdy masih ada di dunia (nguuung ... nguuung ... awaaas ada Rusdy ... kabuuur!!)
Eha
In reply to kasihan cicaknya by pyokonna
Permalink@pyokonna: malang benar
emang malang benar nasib si bule. kalo diinget-inget lagi aku suka nyesel, kenapa dulu dia kubalikin ke temen cowokku ... coba kalo kulepasin, pasti si bule lebih bahagia .... tapi ya mo gimana lagi, wong waktu itu panik n ga sempet mikir
Eha
Kalau ada adikku, cicak itu
Kalau ada adikku, cicak itu pasti ditangkap, ditambahkan pada nasi goreng, lalu diberikan pada anaknya. Soalnya, cicak konon bisa untuk obat sakit flek pada paru-paru
“Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang berkomentar kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.”
Wawan
In reply to Kalau ada adikku, cicak itu by Purnawan Kristanto
Permalink@Purnawan Kristanto: nelen anak tikus
itu mateng tho mas? kalo guru aljabarku dulu, cindhil ditelen hidup2 buat obat asma katanya
Eha
@eha: Cicak???
Kalau ada yang menganggap saya bukan pria sejati atau bagaimana, monggo, silahkan, terserah, saya tidak akan protes..
Mbak eha, seumur-umur saya paling takut dan geli sama binatang-binatang seperti kodok/katak, cicak, kadal, kecoa, tikus, dan ulat bulu. Hiiiyyyyyy....
Kalau ditanya bagaimana saya bisa mengambil gambar binatang-binatang seperti itu, jangan ditanya bagaimana perasaan saya yang sebenarnya..
Shalom!
(...shema'an qoli, adonai...)
@ebed_adonai: bahayanya buka2 rahasia
wah, bahaya tu buka2 rahasia di sini. bisa2 waktu kopdar nanti banyak yang sangu: "binatang seperti kodok/katak, cicak, kadal, kecoa, tikus, dan ulat bulu. Hiiiyyyyyy...."
ha ha ha ... nyesel ya?
Eha
In reply to @ebed_adonai: bahayanya buka2 rahasia by Evylia Hardy
PermalinkHa..ha..ha.. betul-betul.
Ha..ha..ha.. betul-betul. Ide bagus. Tadinya aku sempat berpikir untuk membatalkan ikut Kopdar karena takut digelitikan oleh kang Ebed. Tapi sekarang aku nggak takut lagi. Tinggal mampir sawah, lalu bawa ulat yang besar-besar. Kalau perlu bawa olan-olan (ulat pohon turi)
“Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang berkomentar kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.”
Wawan
In reply to Ha..ha..ha.. betul-betul. by Purnawan Kristanto
Permalink@Purnawan Kristanto: buka2an rahasia
naaa ... sekarang ganti mas wawan yang buka rahasia rencana sangu-nya. coba kalo mas wawan ga nyebut2 ulat sawah & olan2, pasti ebed ngotot iku kopdar buat gelitik-gelitikan. tapi setelah baca ada ulat yang mo ikut kopdar ... ganti ebed yang mikir-mikir ... dateng gak ya
Eha