Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Kebesaran hati murid-murid Yohanes Pembaptis

mujizat's picture

Shaloom,

Kisah Rasul pasal 19 menceriterakan bagaimana Paulus mengunjungi daerah pedalaman Efesus yang sepertinya adalah murid2 Yohanes Pembaptis karena pernah dibaptis dengan baptisan Yohanes, atau setidaknya mereka adalah orang-orang yang telah dibaptis oleh murid-murid Yohanes Pembaptis. Lalu Paulus - setelah berbincang-bincang seperlunya - berdoa menumpangkan tangan atas mereka, dan sebanyak duabelas orang percaya menerima Roh Kudus, dibaptis Roh Kudus, dengan manifestasi berbahasa Roh dan bernubuat.

Selengkapnya kisah itu sebagai berikut:

Kisah Rasul 19:1-9

1 Ketika Apolos masih di Korintus, Paulus sudah menjelajah daerah-daerah pedalaman dan tiba di Efesus. Di situ didapatinya beberapa orang murid.
2 Katanya kepada mereka: "Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika kamu menjadi percaya?" Akan tetapi mereka menjawab dia: "Belum, bahkan kami belum pernah mendengar, bahwa ada Roh Kudus."
3 Lalu kata Paulus kepada mereka: "Kalau begitu dengan baptisan manakah kamu telah dibaptis?" Jawab mereka: "Dengan baptisan Yohanes."
4 Kata Paulus: "Baptisan Yohanes adalah pembaptisan orang yang telah bertobat, dan ia berkata kepada orang banyak, bahwa mereka harus percaya kepada Dia yang datang kemudian dari padanya, yaitu Yesus."
5 Ketika mereka mendengar hal itu, mereka memberi diri mereka dibaptis dalam nama Tuhan Yesus.
6 Dan ketika Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat.
7 Jumlah mereka adalah kira-kira dua belas orang.
8 Selama tiga bulan Paulus mengunjungi rumah ibadat di situ dan mengajar dengan berani. Oleh pemberitaannya ia berusaha meyakinkan mereka tentang Kerajaan Allah.
9 Tetapi ada beberapa orang yang tegar hatinya. Mereka tidak mau diyakinkan, malahan mengumpat Jalan Tuhan di depan orang banyak. Karena itu Paulus meninggalkan mereka dan memisahkan murid-muridnya dari mereka, dan setiap hari berbicara di ruang kuliah Tiranus.

Hal yang menarik perhatian Muji dari kisah tersebut adalah kebesaran hati murid-murid Yohanes Pembaptis untuk menerima ajaran baru yang lebih baik; mereka tidak menutup diri terhadap apapun yang sekiranya dapat memperbaiki "tata ibadah" mereka kepada Tuhan.

Paulus juga sangat berhikmat ketika mengingatkan jemaat pedalaman itu akan pesan Yohanes Pembaptis (ayat 4).

Dan ketika jemaat "kawanan kecil" itu membuka diri terhadap kebaikan Allah melalui pelayanan rasul Paulus, mereka buka hati terhadap anugerah Allah, mereka tanpa curiga mau saja ketika Paulus menumpangkan tangan atas (kepala) mereka , maka terjadilah Baptisan Roh Kudus; mereka mulai berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat (ayat 6).

Sepertinya kisah tersebut bisa menjadi pelajaran buat gereja Tuhan saat ini.

Pertama, menerima baptisan Roh Kudus adalah penting, sebab dengan cara demikian, selain alkitabiah, juga membuat penyertaan Roh Kudus lebih nyata dan tidak tersanggah bahwa di dalam diri orang percaya tersebut ada Roh Kudus. Jika tidak penting, bagaimana mungkin Paulus menyempatkan diri lakukan penumpangan tangan dst,...

Kedua, jika gereja tidak mengenal baptisan Roh Kudus, anggaplah itu bagian dari proses menuju kebenaran. Maka ketika kebenaran itu datang, baiklah itu disambut dengan membuka diri tanpa rasa curiga bahwa jemaat akan dirampas. Karena bagaimanapun, jemaat adalah milik Kristus, dan bukan milik gembala (pendeta). Akan lebih baik jika "stick holders" yaitu pendeta, gembala, penatua, majelis atau dengan nama jabatan apapun disebut, mulai tanya Tuhan dan membuka diri dengan Baptisan Roh Kudus seperti sudah dicontohkan dengan jelas di Kisah Rasul. Gembala atau pendeta tidak perlu kehilangan jemaat jika mereka melakukan yang sesuai kehendak Allah.

Ketiga, adalah hak setiap orang Kristen, sekali lagi: HAK !  ,... untuk menerima Baptisan Roh Kudus. Membodohi jemaat dengan menolak setiap kegerakan Roh Kudus, dalam hal ini misalnya soal Baptisan Roh Kudus, adalah tindakan tercela. Memang bisa saja terjadi "pemalsuan" baptisan Roh Kudus, tetapi Muji begitu yakin jika "pelaku" tulus di hadapan Tuhan, maka pastilah Dia akan mencegah setiap kepalsuan. Kalau yang ini merupakan keyakinan Muji.

Keempat, tindakan "memindahkan jemaat" dari suatu gereja yang "kurang sepenuh roh" (mengutip Rogermixtin vs Muji) ke dalam gereja tertentu adalah tidak selalu tepat, salah-salah bisa bermotif kedagingan. Namun tindakan "mengkhamirkan" lebih terpuji. Toh baptisan Roh Kudus yang dilakukan sekali saja akan dapat memicu kepenuhan2 Roh Kudus berikutnya, meskipun orang tersebut berjemaat di gereja yang "kurang sepenuh" asalkan orang bersangkutan tetap menjalin kahidupan karibnya dengan Tuhan melalui : "makan" Firman Tuhan setiap hari, melakukan pujian penyembahan setiap hari dengan benar dan membuka diri untuk melayani Tuhan, kapanpun Dia hendak memakai dia untuk memperluas wilayah Kerajaan Allah. Muji angkat topi untuk bapak drg Yusak Cipto yang - sekalipun sudah dipakai Tuhan luarbiasa , namun (tidak pernah?) melepaskan statusnya sebagai jemaat GKI (kalau ini Muji hanya dengar-dengar saja).

Shaloom,

 

__________________

 Tani Desa

minie's picture

@Mujizat, Pemalsuan Babtisan Roh Kudus

Mujizat:

Hal yang menarik perhatian Muji dari kisah tersebut adalah kebesaran hati murid-murid Yohanes Pembaptis untuk menerima ajaran baru yang lebih baik; mereka tidak menutup diri terhadap apapun yang sekiranya dapat memperbaiki "tata ibadah" mereka kepada Tuhan.

Minie:

4 Kata Paulus: "Baptisan Yohanes adalah pembaptisan orang yang telah bertobat, dan ia berkata kepada orang banyak, bahwa mereka harus percaya kepada Dia yang datang kemudian dari padanya, yaitu Yesus."

Saudara Muji, murid-murid Yohanes Pembabtis diatas tidak sedang menerima ajaran baru, ataupun sedang menerima "tata ibadah" yang lebih baik, tapi sedang diberitahu oleh Paulus kalau mereka harus percaya kepada kata-kata Yohanes yang memberitahu akan kedatangan Dia, yaitu Yesus Kristus.

 

Mujizat:

Pertama, menerima baptisan Roh Kudus adalah penting, sebab dengan cara demikian, selain alkitabiah, juga membuat penyertaan Roh Kudus lebih nyata dan tidak tersanggah bahwa di dalam diri orang percaya tersebut ada Roh Kudus. Jika tidak penting, bagaimana mungkin Paulus menyempatkan diri lakukan penumpangan tangan dst,...

Minie:

Saya pernah dibabtis  atas nama Bapa, Putra dan Roh Kudus dengan cara ditumpangi tangan juga.  Apakah babtisan saya sudah termaksud babtisan Roh Kudus?

Selain itu, Paulus membabtis mereka karena mereka sebelumnya belum tahu kalau Yesus yang dimaksud oleh Yohanes sebagai Dia yang akan datang kemudian.

 

Mujizat:

Ketiga, adalah hak setiap orang Kristen, sekali lagi: HAK !  ,... untuk menerima Baptisan Roh Kudus. Membodohi jemaat dengan menolak setiap kegerakan Roh Kudus, dalam hal ini misalnya soal Baptisan Roh Kudus, adalah tindakan tercela. Memang bisa saja terjadi "pemalsuan" baptisan Roh Kudus, tetapi Muji begitu yakin jika "pelaku" tulus di hadapan Tuhan, maka pastilah Dia akan mencegah setiap kepalsuan. Kalau yang ini merupakan keyakinan Muji.

Minie:

Apakah yang membedakan antara babtisan Roh Kudus dan yang tidak ada Roh Kudus?

dan pemalsuan babtisan Roh Kudus itu yang seperti bagaimana?

 

NB: Kenapa pertanyaan saya di blog anda yang lain tidak dijawab?

mujizat's picture

Minnie, baptisan Roh Kudus oleh pemegang Otoritas

 

Minie:

4 Kata Paulus: "Baptisan Yohanes adalah pembaptisan orang yang telah bertobat, dan ia berkata kepada orang banyak, bahwa mereka harus percaya kepada Dia yang datang kemudian dari padanya, yaitu Yesus."

Saudara Muji, murid-murid Yohanes Pembabtis diatas tidak sedang menerima ajaran baru, ataupun sedang menerima "tata ibadah" yang lebih baik, tapi sedang diberitahu oleh Paulus kalau mereka harus percaya kepada kata-kata Yohanes yang memberitahu akan kedatangan Dia, yaitu Yesus Kristus.

 

Muji:

Tidak! Memang saat itu Paulus sedang memberitakan ajaran baru yaitu soal Roh Kudus. Ini ayatnya:

Kisah Rasul 19:2

Katanya kepada mereka: "Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika kamu menjadi percaya?" Akan tetapi mereka menjawab dia: "Belum, bahkan kami belum pernah mendengar, bahwa ada Roh Kudus."

Potongan kalimat "kami belum pernah mendengar" , menunjukkan bahwa Paulus sedang memberitakan ajaran baru bagi Jemaat tersebut.

 

Minie:

Saya pernah dibabtis  atas nama Bapa, Putra dan Roh Kudus dengan cara ditumpangi tangan juga.  Apakah babtisan saya sudah termaksud babtisan Roh Kudus?

Selain itu, Paulus membabtis mereka karena mereka sebelumnya belum tahu kalau Yesus yang dimaksud oleh Yohanes sebagai Dia yang akan datang kemudian.

 

Muji:

Maksud Minnie dengan "pernah dibaptis" itu apa? Baptisan air ataukah baptisan Roh Kudus? Lalu saat itu Minnie masih bayi / kecil / belum nyadar soal hakikat baptisan ataukah Minnie sudah dewasa?

Lalu, apakah pembaptisnya memiliki otoritas Tuhan?

Pernyataan Muji ini mungkin memicu perdebatan panjang, namun Muji dapat menjelaskan agak singkat nanti.

 

Minie:

Apakah yang membedakan antara babtisan Roh Kudus dan yang tidak ada Roh Kudus?

dan pemalsuan babtisan Roh Kudus itu yang seperti bagaimana?

Muji:

Baptisan Roh Kudus adalah ditenggelamkannya (dipenuhinya) seseorang percaya dengan Roh Kudus.

Untuk terjadinya baptisan Roh Kudus (secara general) dibutuhkan:

pertama, iman dari yang hendak dibaptis,

kedua, otoritas dari pembaptis atau "pembaptis".

Dalam Kisah Rasul pasal 2 , Pentakosta, para Murid Yesus dan orang percaya sebanyak lebih kurang 120 orang, mereka adalah orang2 yang dengan iman sedang menantikan datangnya (baptisan) Roh Kudus, lalu Tuhan Yesus (pembaptis) membaptis ke seratus dua puluh orang itu.

Kisah Rasul 8:14-20

14 Ketika rasul-rasul di Yerusalem mendengar, bahwa tanah Samaria telah menerima firman Allah, mereka mengutus Petrus dan Yohanes ke situ.
15 Setibanya di situ kedua rasul itu berdoa, supaya orang-orang Samaria itu beroleh Roh Kudus.
16 Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorangpun di antara mereka, karena mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus.
17 Kemudian keduanya menumpangkan tangan di atas mereka, lalu mereka menerima Roh Kudus.
18 Ketika Simon melihat, bahwa pemberian Roh Kudus terjadi oleh karena rasul-rasul itu menumpangkan tangannya, ia menawarkan uang kepada mereka,
19 serta berkata: "Berikanlah juga kepadaku kuasa itu, supaya jika aku menumpangkan tanganku di atas seseorang, ia boleh menerima Roh Kudus."
20 Tetapi Petrus berkata kepadanya: "Binasalah kiranya uangmu itu bersama dengan engkau, karena engkau menyangka, bahwa engkau dapat membeli karunia Allah dengan uang.

Orang2 Samaria menerima baptisan Roh Kudus ketika rasul Petrus dan Yohanes menumpangkan tangan ke atas kepala orang2 Samaria itu. Tentulah Simon (yang bukan Petrus) melihat sesuatu manifestasi tertentu pada orang2 Samaria (yaitu berbahasa Roh) yang membuatnya takjub sehingga ingin memiliki kuasa (untuk membaptis dengan Roh Kudus) itu.

Dalam hal ini, rasul Petrus dan Yohanes memiliki otoritas sebagai "Pembaptis" Roh Kudus, sedangkan Pembaptis Roh Kudus sejati tentu saja adalah Tuhan Yesus.

Lalu apa bedanya baptisan Roh Kudus dengan yang buka dari Roh Kudus?

Kalau yang dari Roh Kudus, maka (salah satu contoh) manifestasinya ialah berbahasa Roh (walau Muji berpendapat: tidak harus begitu).

Kalau "kepenuhan" roh (yang dikira) kudus , manifestasinya memang mirip-mirip manifestasi lahiriah dari kepenuhan Roh Kudus. Terkadang, manifestasi orang yang kerasukan (roh jahat) memang hampir sama dengan manifestasi karena kepenuhan Roh Kudus.

Salah satu cirinya adalah damaisejahtera yang meliputi terbaptis dan rasa kedekatan dengan Yang Mahamulia, karena iblis dan setan memang tidak dapat memberikan rasa damaisejahtera, tetapi yang sebaliknya.

Minnie:

NB: Kenapa pertanyaan saya di blog anda yang lain tidak dijawab?

 

Muji:

Jika pertanyaan Minnie wajar, seperti pertanyaan yang ini, hanya dibutuhkan sedikit kesabaran, tetapi kalau itu kekanak-kanakan, Mungkin tidak perlu Muji jawab.

Shalom,

__________________

 Tani Desa

PlainBread's picture

Menarik

Menarik untuk menemukan kenyataan bahwa murid2 Yohanes Pembaptis sudah ada di Efesus ketika Paulus baru diutus ke sana. Mungkin bisa dibilang Yohanes lebih panjang jangkauan pengajarannya daripada Yesus dan murid2Nya.

mujizat's picture

Api pertobatan?

PlainBread:

Menarik untuk menemukan kenyataan bahwa murid2 Yohanes Pembaptis sudah ada di Efesus ketika Paulus baru diutus ke sana. Mungkin bisa dibilang Yohanes lebih panjang jangkauan pengajarannya daripada Yesus dan murid2Nya.

Muji:

Info "penginjilan" oleh Yohanes Pembaptis tidak banyak ditulis di Alkitab. Tapi semangat Y Pembaptis, n powernya dikala mengabarkan pertobatan sungguh luarbiasa, sebagai seorang nabi yang gagah berani (nabi sejati).

Mungkin lebih panjang, mungkin juga lebih duluan, mengingat yang antusias mendengar pengajaran Y Pembaptis dari berbagai kalangan, termasuk prajurit (Romawi?).

Untuk comment PB di blog lain, lagi meneliti kitab Ayub.

Salam,

__________________

 Tani Desa