Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

APOLOGETIKA KRISTEN---Antitesis : Pertentangan Kebenaran dan Ketidakbenaran

Vantillian's picture
Antisesis merupakan salah satu pokok pemikiran apologetika Kristen yang harus ditinjau dan dipikirkan dengan serius. Apologetika Kristen pada umumnya cenderung mencari suatu persamaan ground yang sama sebagai titik temu bersama dalam melakukan suatu pembelaan iman Kristen. Kita tidak lagi mengganggap bahwa manusia berdosa yang belum percaya TELAH memiliki suatu dasar pemikiran yang melawan penyataan Allah. 
 
Di sepanjang penyataan Allah melalui Alkitab, terdapat antitesis yang NYATA dan JELAS antara kebenaran dan ketidakbenaran. Antara manusia berdosa dan hukum Allah. Antara nilai duniawi dan nilai sorgawi. Antara Allah dan Iblis. Antara Kerajaan Surga dan Kerajaan kegelapan. Antara Taman Firdaus dan Taman Eden. Antara surga dan neraka. Sampai disini, kita akan cenderung mengambil kesimpulan bahwa di dunia ini terdapat DUA KUASA yang saling memperebutkan otoritas atas ciptaan ini. Manusia sepertinya terletak diantara tarikan dua dunia yang saling bertolak belakang. Siapa yang bisa membujuk ataupun memaksa manusia berpihak kepadanya, maka dia akan menang. Apakah ini yang diajarkan oleh antitesis Alkitab? Apakah Alkitab mengajarkan bahwa dunia ciptaan pada awalnya sampai akhirnya merupakan pertentangan antara kuasa terang dan kuasa gelap? Sebelum anda membaca lebih lanjut, ada baiknya anda klik DISINI untuk memahami dasar ini. 
 
Istilah antitesis dalam blog ini cenderung merupakan suatu pertentangan pemikiran atau suatu dasar diantara kedua titik yang tidak bisa didamaikan. Antitesis merupakan istilah untuk mengungkapkan suatu pengkutuban antara dua hal yang tidak bisa digabungkan. Untuk itu, diperlukan suatu sintesis supaya bisa tercapai suatu tesis kembali. Ketiga istilah ini sebenarnya dipopulerkan oleh Hegel, seorang filsuf idealis yang merumuskan filsafatnya dengan menitikberatkan kepada sejarah manusia. Dalam blog ini, saya akan menggunakan istilah yang sama---dalam relasi arti yang lain--dengan merujuk kepada dasar apologetika kristen. 
 
Tesis—antitesis—sintesis pernah diusulkan menjadi suatu langkah atau landasan dalam pemikiran tentang Allah Tritunggal, dimana ketigaNya secara dinamis mempunyai Pribadi yang tesis-antitesis-sintesis sekaligus. Tetapi dalam pemikiran lebih lanjut terdapat beberapa bahaya dalam pemikiran ini. Karena mengganggap Allah sebagai Allah yang sedang berproses dalam sejarah manusia. Dalam blog ini, saya hanya akan memfokuskan ketiga istilah itu dalam kaitannya dengan TINDAKAN Allah, bukan PRIBADI Allah. 
 
Secara sederhana pemikiran ini mengganggap bahwa di dalam dunia ini, terdapat pemikiran yang senantiasa akan menghasilkan pemikiran yang baru, dimana yang baru akan dihasilkan dari pertentangan yang ada dan sekaligus menjadi suatu penyelesaian bagi antitesis tersebut. Misalnya : TESIS= kaum borjuis (kaya), ANTITESIS=kaum buruh (proletar), SINTESIS=paham komunis. Komunisme menawarkan jalan untuk menjembatani antara tesis kaum borjuis (kaya) dengan antitesis kaum buruh (miskin) sehingga bisa tercipta keadilan sosial bagi keduanya.  Tetapi sayang, dalam prakteknya, komunisme sebagai suatu sintesis MALAH memunculkan antitesis baru yang menentangnya, antara lain idealisme dan individualisme. Dengan demikian ketiga rangkaian tersebut tidak akan habis-habisnya dalam sejarah manusia. 
 
Pemikiran yang sama dapat kita lihat dalam pengajaran Alkitab dimana Tesis dari Allah adalah Antitesis dari Iblis. Antitesis Allah adalah sintesis Iblis. Sedangkan sintesis dari Allah adalah lawan dari  tesis Iblis. Apa maksudnya?
 
Tesis FirmanNya adalah dasar dari KETAATAN ciptaanNya. Ketika Malaikat (ciptaanNya) mengingkariNya sehingga jatuh, maka keberadaannya menjadi antitesis dari FirmanNya. Karena itu maka Firman Allah menjadi senjata Yesus untuk melawan percobaan Iblis di padang gurun. Mengapa? Karena tesis Allah adalah antitesis Iblis. 
 
Antitesis Allah adalah melawan ketidakbenaran. Tetapi justru ini yang menjadi sintesis Iblis dimana ketidakbenaran dijadikan sintesis kebenaran. 
Sintesis Allah mencakup rencana penyelamatanNya, sedangkan ini merupakan tesis dari Iblis dimana Iblis tidak ingin manusia diselamatkan dengan menjadi antitesis dari Firman ( Bapa segala dusta )
 
Sintesis Allah : Mendamaikan antitesis antara manusia berdosa dan keadilan Allah di dalam Yesus Kristus menurut Tesis FirmanNya
Sintesis Iblis : Mendamaikan antitesis antara manusia berdosa dan hukum Allah di dalam antitesisnya terhadap kebenaran Allah supaya tesisnya tercapai.
 
Sintesis Iblis adalah sintesis kompromi terhadap kebenaran, sehingga ketidakbenaran dapat masuk ke dalamnya. Sintesis Iblis adalah penggabungan antara kebenaran dan ketidakbenaran. Sintesis Iblis TIDAK mengenal antitesis antara benar dan salah. Sintesis Iblis adalah antitesis kebenaran dan tesis kebohongan. 
 
Sintesis Allah adalah sintesis yang mengembalikan semua kemuliaan bagi Nama Tuhan. Sintesis Allah adalah sintesis yang menunjukkan kembali SIAPAKAH yang benar-benar BERKUASA. Sintesis Allah adalah  Firman Allah ( tesis ) yang menguduskan orang berdosa ( antitesis). Manusia telah menghendaki yang jahat ( antisesis ) dan ingin TERLEPAS dari Firman Allah ( tesis ). Akibatnya dosa masuk melalui Adam, dan menjadi suatu Antitesis terhadap Kebenaran. Setiap manusia dikuasai oleh dosa dan melawan kebenaran. Antitesis ini sudah diungkapkan melalui nats-nats Alkitab mulai dari PL sampai PB. 
 
Kejadian 3:15 – “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu dan engkau akan meremukkan tumitnya.” 
 
Kejadian 3:15 sering ditunjuk sebagai protoevangelium, proklamasi pertama dari kabar baik untuk keselamatan manusia. Tetapi Kejadian 3:15 merupakan kebenaran antitesis yang pertama dikisahkan dalam Alkitab. Kedua fakta ini menunjukkan kepada antitesis Allah yang dibawa ke dalam keadaan manusia sekarang ini.  
 
Tetapi lebih tepat lagi, antitesis secara eksplisit dideklarasikan oleh Allah dalam ayat 15, dimana Ia berkata bahwa Dia “akan mengadakan permusuhan” antara keturunan perempuan dan keturunan ular – antara anak-anak Allah (yang dipersatukan dengan Juruselamat mereka, Mesias,: Galatia 3:16, 29) dan anak-anak iblis (Yoh 8:44). Patut dicatat bahwa penekanan jatuh pada kata “permusuhan” sebagai kata pertama di dalam bahasa Ibrani di Kejadian 3:15 (“Permusuhan akan Aku Adakan”). Dan Allah sendiri  yang mengangkat, menegakkan dan mengadakan permusuhan antara manusia. 
 
Disini kita dapat melihat bahwa dunia BUKAN merupakan tempat perebutan kekuasaan antara Allah dan Iblis. Tetapi dunia merupakan tempat dimana sekarang telah terkutuk karena dosa, dan menjadi tempat permusuhan antara Allah, manusia berdosa, dan Iblis. Allah lah YANG MENETAPKAN adanya permusuhan, bukan sebagai suatu TESIS dari Iblis. Jadi, dunia berada di bawah “yang jahat” adalah hasil dari penetapan antitesis terhadap tesis Allah. Dengan demikian, ajaran pengkhotbah roh yang menyatakan bahwa kita ditebus dari Iblis adalah suatu pengajaran ngawur. Justru ajaran pengkhotbah roh adalah ajaran yang menjadikan dunia ini menjadi TESIS Iblis. Seakan-akan Iblis menjadi pemilik dunia yang diciptakan oleh Firman Allah ( Tesis Allah ).
 
Antitesis yang demikian dijumpai hampir di seluruh kisah Alkitab. Mulai dari Kejadian pasal 4 mengenai Kain dan Habel, yang jika dibandingkan dengan 
 
I Yohanes 3:11 Sebab inilah berita yang telah kamu dengar dari mulanya, yaitu bahwa kita harus saling mengasihi;
I Yohanes 3:12 bukan seperti Kain, yang berasal dari si jahat dan yang membunuh adiknya. Dan apakah sebabnya ia membunuhnya? Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar.
I Yohanes 3:13 Janganlah kamu heran, saudara-saudara, apabila dunia membenci kamu. 
 
Antitesis “permusuhan” juga didapati dalam kisah bangsa Israel yang keluar dari Mesir, dimana terdapat pertentangan antara Musa dengan ahli sihir Firaun, bangsa Israel dengan tentara Firaun.
Penerapan Hukum Taurat yang menuntut bangsa Israel menjadi kudus, dalam arti dipisahkan dari bangsa lain yang menyembah berhala. Bahkan dalam kitab Mazmur dan nabi kecil terdapat antitesis yang kuat antara orang benar dan orang fasik.
 
Di dalam Perjanjian Baru kita melihat bukti yang lebih jauh, dan tuntutan untuk antitesis antara gereja dan dunia. Yesus menekankan dan menuntut sebuah tuntutan yang jelas dari antitesis ketika Ia memproklamasikan “Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku” (Mat 12:30), karena, Ia berkata,”tidak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan” (Mat 6:24). Dan Yesus mengidentifikasikan “musuh” (bahasa ini sangat menyolok), musuh dari Kerajaan (Mat 13:39), adalah Setan. Petrus menyebutnya (Setan) “lawan” dari orang percaya (I Pet 5:8). Paulus menegaskan mengenai musuh dari orang kristen yaitu roh-roh penguasa angkasa ( Efesus 6). 
 
PEMAHAMAN tentang Antitesis—Tesis Kebenaran versus Ketidakbenaran
 
Percobaan Yesus di padang gurun merupakan suatu contoh yang nyata antara Tesis Allah vs Antitesis Iblis ATAU Tesis Iblis vs Antitesis Allah
 
Lukas 4:3 Lalu berkatalah Iblis kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, suruhlah batu ini menjadi roti." 
Lukas 4:6 Kata Iblis kepada-Nya: "Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki. 
Lukas 4:9 Kemudian ia membawa Yesus ke Yerusalem dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu dari sini ke bawah,
Lukas 4:10 sebab ada tertulis: Mengenai Engkau, Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk melindungi Engkau,
Lukas 4:11 dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu." 
 
Silakan anda baca pernyataan di atas, apakah anda mengganggap Iblis sedang menyatakan suatu kebenaran? Apakah Iblis sedang menyatakan SUATU tesis kebenarannya? Bukankah “kebenaran” Iblis adalah dusta dan ketidakbenaran? Inilah yang disebut dengan Tesis Iblis sama dengan Antitesis Allah. Yesus menjawab dengan Firman Kebenaran sebagai antitesis dari tesis Iblis. Dengan kata lain, SEMUA kebenaran Allah adalah lawan  SEMUA ketidakbenaran Iblis.  TIDAK ADA satupun aspek dari Iblis yang menyukai kebenaran. Ketika Iblis mengemukakan setengah kebenaran, ia sedang berantitesis dengan SELURUH kebenaran Allah. Inilah dasar pemahaman dari percobaan Yesus di padang gurun. Karena itulah Iblis mengutip ayat Firman, bukan untuk menyatakan tesis Allah, tetapi sedang menyatakan berantitesis dengan FirmanNya. Bukankah ini juga adalah percobaan Iblis terhadap Hawa? Inilah pemahaman yang lebih mendalam dari Tesis—Antitesis—Sintesis Allah dan Iblis. 
 
Semua pemikiran, perasaan, tindakan orang percaya adalah suatu antitesis terhadap ketidakbenaran. Paulus menuliskan dalam Roma 8:7 : Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya. Karena itu, orang yang dipimpin oleh Roh Allah, akan tunduk kepada tesis Allah yaitu Firman, dan bukan tesis Iblis yaitu semua dusta yang melawan kebenaran. 
 
Apologetika Kristen harus didasarkan atas antitesis ini, yaitu Kebenaran Tuhan adalah kebenaran alfa dan omega yang selalu bertentangan dengan kebenaran otonomi diri ( maupun dusta Iblis). Kebenaran Allah adalah FINALITAS bagi segala kebenaran, bahkan bagi ketidakbenaran karena akan menjadi HAKIM baginya. Pembelaan iman Kristen bukan pembelaan terhadap kebenaran, tetapi pembongkaran terhadap ketidakbenaran. Suatu permusuhan, bukan kompromi. Suatu perseteruan, bukan pluralitas. Kebenaran Allah adalah TESIS—ANTITESIS—SINTESIS itu sendiri. Sejarah dunia berada di dalam rangkaian kebenaran ini. Semua pemikiran modern maupun postmodern yang melawan kebenaran Tuhan, sedang berusaha menjadi sintesis bagi dirinya sendiri. Manusia TIDAK DAPAT menjadi sintesis bagi dirinya sendiri. Hanya Kebenaran Allah yang dapat menggenapinya. Kedaulatan manusia adalah antitesis dari kedaulatan Allah. Itulah mengapa kerusakan total telah merasuk ke dalam semua aspek kehidupan manusia. Pemikiran, perasaan, kehendak, tindakan manusia berdosa mencerminkan keinginan untuk menjadi sintesis bagi dirinya. Sehingga dengan demikian menjadi suatu tesis bagi orang lain, tetapi kenyataannya menjadi antitesis dari kebenaran sejati. Itulah ANTITESIS dari apologetika Kristen, yang menyiapkan jalan bagi suatu SINTESIS penginjilan, supaya bisa kembali ke TESIS yang benar, yaitu Kebenaran Allah.
 
NB : Blog ini menggunakan banyak istilah sintesis—antitesis—tesis hanya sebagai upaya pemahaman dengan cara yang lain terhadap kebenaran Firman. 
ground's picture

@vantillian;Hegel ... lalu dengan Allah.

Hegel (filsuf Jerman ; 1770-1831) mengajukan bahwa "apa yang kita benar-benar miliki adalah sebuah thesis, dan lawannya adalah anti-thesis, dan jawaban dari hubungan mereka bukan dalam pergerakan horizontal dari sebab dan akibat, melainkan jawabannya selalu sintesis."

Tetapi dengan Allah, kebenaran berbeda dengan apa yang Hegel pikirkan. Kita memiliki THESIS dan ANTITHESIS, namun kedua lawanan yang jelas ini dipegang dalam ketegangannya (tension) dan kita selalu memiliki DUA MENARA (pinnacles) kebenaran. Contoh Kalvinisme dan Arminianisme. Di sana ada cukup banyak bukti alkitabiah untuk membentuk keduanya.

Kalimatmu "Kebenaran Allah adalah TESIS—ANTITESIS—SINTESIS itu sendiri."-....,mengenai SINTESISnya itu, saya bertanya kepadamu: "Berikan contoh mudah soal SINTESIS itu dalam kehidupan kita." Tx

__________________

(The proof of the pudding is in the eating)

Vantillian's picture

Ground....Sintesis dan antitesis

 Ground, tidak ada sintesis dalam kehidupan kita, karena keberdosaan kita, karena itu saya menuliskan Kebenaran Allah adalah Tesis-antitesis-sintesis itu sendiri. Tidak ada manusia yang bisa membuat sintesis sendiri. 

ground's picture

@vantillian;sintesis...

Sintesis dalam kehidupan manusia memang terjadi...contoh saja: 'lawan' dari episcopal adalah congregational, lalu demi jawaban kedua itu maka ada egalitarian. Atau lebih mudahnya, dalam pernikahan pada satu pihak suami di atas istri (banyangkan, segitiga normal), lalu pada pihak lain istri di atas suami (bayangkan, segitiga terbalik). Nah lalu muncul model lain yang menggabungkan keduanya dan sampai pada model egalitarian (bayangkan, garis lurus).

Namun, di alkitab tidaklah demikian...yang ada adalah TENSION antara kedua kebenaran (bukan kebenaran dan ketidak benaran). Contoh saja: predestinasi dan free will ; kekerasan Allah dan kelemah lembutanNya ; army of God dan sheep of God ; worshipper dan worker ; Singa dari Yehuda dan Anak Domba Allah ; dst...

Kebanyakan yang terjadi pada orang Kristen adalah seperti PENDULUM yang mengayun terlalu jauh entah ke kiri atau ke kanan.

 

__________________

(The proof of the pudding is in the eating)

Vantillian's picture

Ground, tidak ada sintesis dalam diri manusia berdosa

 Ground, tidak ada sintesis dalam kehidupan manusia berdosa, karena dengan demikian, maka manusia tidak memerlukan sintesis dari Allah. Contoh yang anda buat adalah antitesis yang dibuat oleh manusia supaya menjadi sintesis, tetapi sayang, akan terjadi kembali antitesis berikutnya, dst..Jadi, ground, pahami dulu filsafat idealisme sebelum anda membuat contoh tesis-antitesis-sintesis..

ground's picture

@vantillian;tidak ada sintesis....

Vantillian, ini kutipanmu: "PEMAHAMAN tentang Antitesis—Tesis Kebenaran versus Ketidakbenaran", lalu bagaimana mau sintesis kan kedua hal ini kalau kamu berpendapat bisa disintesiskan oleh Allah?

Polanya di Alkitab, adalah thesis (sebuah kebenaran) dan antithesis (sebuah kebenaran 'lawannya'). Namun manusia berusaha menggabungkannya menjadi sintesis (penggabungan), padahal di alkitab tidak ditemukan pola penggabungan itu. Jadi tetap ada 'dua' kebenaran yang tampak seperti berlawanan. Nah, di sini yang kita perlu memegang kedua dalam TENSION, bukan berusaha sintesiskan itu. Saya juga tidak melihat bahwa Tuhan membuat sistesis secara eksplisit atau implisit di alkitab, karena Tuhan yang adalah Kebenaran (the Truth) tidak memiliki kontradiksi di dalam diriNYA.

Kita yang melihat banyak the truths yang harus berusaha SEIMBANG.

 

__________________

(The proof of the pudding is in the eating)

Vantillian's picture

Ground, kalau anda memegang tension

Ground, bukankah saya katakan bahwa memang tidak ada sintesis dalam diri manusia? Mengapa berusaha mensintesiskan kebenaran? Kebenaran adalah Tesis. Ketidakbenaran adalah antitesisnya, jadi apa sintesisnya? Bukankah sintesisnya adalah kebenaran-ketidakbenaran digabungkan? itulah sintesis dari Iblis. Sintesis dari allah adalah kembali kepada Tesis awal yaitu FirmanNya. itulah yang saya sebut dengan kebenaran sirkular...Tidak ada tension dalam pemahaman tentang kebenaran sejati. Karena kebenaran sejati tidak bertentangan (antitesis) dengan dirinya sendiri.

ground's picture

@vantillian; masalahnya..

dalam pemahaman saya: ketidakbenaran bukanlah antitesis dari kebenaran (tesis). Ketidak benaran tetap ketidak benaran (tesis itu sendiri).

Dalam kebenaran, ada tesis dan anti tesis dan tentu tidak berusaha disintesiskan oleh Allah. Yang ada adalah keselarasan tesis dan antitesis itu. Di dalam diri Allah tidak ada kontradiksi, namun bagi kita kita perlu tension untuk tesis dan antitesis (dalam kebenaran ini).

BTW, penginjilan bukanlah SINTESIS, melainkan ketaatan dari kebenaran.

__________________

(The proof of the pudding is in the eating)

Vantillian's picture

Ground...tension...

 Ground, anda mengerti tentang tension, itu sangat baik sekali...Dalam bahasa lain, disebut dialektika...Karl Barth sangat pintar dalam menguraikan hal ini...Sayang sekali, sekali anda menekankan tentang tension, maka anda tidak akan bisa berpijak kemana anda akan bergerak. Allah tidak berkontradiksi dengan diriNya..Darimana anda YAKIN hal ini? Apa tension anda terhadap hal ini? Saya sudah menjelaskan manusia TIDAK BISA dan TIDAK MUNGKIN menjadi sintesis bagi dirinya sendiri, karena dia diciptakan untuk berada dalam RELASI dengan kebenaran Allah...Tidak ada tension disini...Tension itu justru berasal dari setengah kebenaran dan setengah dusta...Itu sering digunakan oleh Iblis....

hai hai's picture

@Ground, Filsafat Baru?

dalam pemahaman saya: ketidakbenaran bukanlah antitesis dari kebenaran (tesis). Ketidak benaran tetap ketidak benaran (tesis itu sendiri).

Dalam kebenaran, ada tesis dan anti tesis dan tentu tidak berusaha disintesiskan oleh Allah. Yang ada adalah keselarasan tesis dan antitesis itu. Di dalam diri Allah tidak ada kontradiksi, namun bagi kita kita perlu tension untuk tesis dan antitesis (dalam kebenaran ini).

Wow ...... Ground ..... Ilmu filsafat baru nich? Udah dipatenin?

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

ground's picture

@hai-hai;lagi diperjuangkan...

saya juga punya filosofi sendiri, siapa tahu bisa dipatenin....:)

__________________

(The proof of the pudding is in the eating)