Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Buah Mulut (Gosip) - 9

John Adisubrata's picture

Oleh: John Adisubrata

KESIMPULAN GOSIP (2) 

4. Sikap Menghadapi Gosip 

Di dalam buku kristiani terlaris di dunia saat ini ‘Purpose Driven Life’, Ps Rick Warren menulis, bahwa kita harus selalu bersikap tegas di dalam menanggapi peredaran gosip. Jika seseorang mulai menceriterakan kejelekan atau ‘affairs’ orang-orang lain kepada kita, punyailah ketegasan diri untuk segera memotong percakapannya dengan berkata: “Maafkanlah! Saya tidak mempunyai hasrat untuk mendengarkannya lebih lanjut. Apakah Anda sudah berbicara secara langsung dengan orang yang bersangkutan?” 

PERCAYALAH, mereka yang mau bergunjing DENGAN kita, pasti akan bergunjing MENGENAI kita! Mereka tidak akan pernah bisa dipercaya!  

Amsal raja Salomo menasihatkan: “Orang yang berbuat jahat memperhatikan bibir jahat, seorang pendusta memberi telinga kepada lidah yang mencelakakan.” (Amsal 17:4)

Tuhan sering memperingati umat-Nya untuk berhenti mengkritik, membanding-bandingkan, atau menghakimi sesamanya. Surat Yakobus 5:9 mengatakan: “Saudara-saudara, janganlah kamu bersungut-sungut dan saling mempersalahkan, supaya kamu jangan dihukum. Sesungguhnya Hakim telah berdiri di ambang pintu.” Jika kita mengkritik orang-orang percaya lainnya yang sedang melakukan suatu pekerjaan untuk Kerajaan Allah, sesuai dengan iman, tugas dan beban yang diberikan oleh-Nya kepada mereka, maka kita telah ikut mencampuri urusan-urusan Tuhan 

Pandangan atau tafsiran mengenai isi Alkitab sesuai dengan tradisi atau doktrin denominasi-denominasi tertentu yang kita yakini, janganlah dipergunakan sebagai senjata untuk menghakimi orang-orang lain yang mempunyai tafsiran yang berlainan dengan kita. Sadarilah selalu, tafsiran-tafsiran manusia biasa bukan merupakan suatu jaminan yang pasti, bahwa itu adalah wahyu Tuhan yang sebenarnya! Kita harus menyadari, bahwa kekristenan bukanlah nama sebuah denominasi gereja, melainkan merupakan lambang suatu hubungan pribadi yang intim (perseorangan) antara umat yang sudah diselamatkan, dengan Allah Bapa, Pencipta yang Mahakudus, melalui pengorbanan Tuhan Yesus Kristus di kayu salib.

Karena itu, marilah kita semua belajar untuk tidak ikut mencampuri urusan-urusan Tuhan dengan saudara-saudara seiman kita yang lain, dengan tidak menghina, mengkritik, menghakimi atau menggosip mereka. Biarlah setiap orang yang mendapat panggilan atau tugas dari Tuhan untuk melayani umat-Nya, memikul tanggung jawab mereka masing-masing di hadapan Hakim yang adil, yang sudah berdiri di ambang pintu!  

Jika kita menerima artikel-artikel yang berbau gosip, yang menyangkut nama-nama orang, meskipun dihiasi oleh banyak sekali ayat-ayat firman Tuhan di dalamnya, siapa pun juga yang menjadi penulisnya, ambillah keputusan untuk tidak mem-forward-kannya kepada orang-orang lain. Biasakanlah diri Anda untuk menolak setiap tulisan atau artikel-artikel, yang tidak memuliakan nama Tuhan, jika Anda melihat bahwa isinya mempergunjingkan firman-Nya, menghakimi pendapat dan pengajaran denominasi-denominasi lain, atau menjelek-jelekkan nama pemimpin-pemimpin mereka. Apalagi jika tulisan-tulisan tersebut mengandung fitnahan-fitnahan tentang kehidupan pribadi mereka!

Artikel-artikel seperti itu, yang belum tentu terjamin keotentikannya, bukan hanya dapat meracuni pikiran, hati dan iman kita saja, tetapi juga, … tanpa kita sadari sendiri, bisa membuahkan perbuatan-perbuatan dosa. Pada akhirnya, sebagai konsekuensi yang biasanya selalu terjadi akibat tindakan-tindakan gosip, adalah efek tergulingnya domino-domino yang akan melanda kehidupan banyak orang-orang lain yang tidak bersalah di sekitar kita.  

5. Jangan Mau Terlibat di Dalam Gosip 

Kita semua tentu mempunyai pendapat yang sama, bahwa menyebarkan kabar angin adalah suatu tindakan yang tidak etis. Tetapi di samping itu, sebagai umat pilihan Tuhan, kita juga tidak seharusnya bersedia menerima atau mendengarkan gosip, jika kita mempunyai hasrat untuk melindungi kesejahteraan tubuh Kristus.

Mendengarkan gosip mempunyai arti yang sama seperti menerima, atau mengesahkan barang-barang curian/rampasan orang lain. Jika kita berdiam diri saja, bahkan bersedia untuk mendengarkannya, secara tidak langsung kita sudah menjadi seperti tukang tadah yang mau menerima barang-barang tidak halal tersebut. Kita harus menyadari, bahwa melakukan hal itu saja telah membuat kita ikut tersangkut dan bersalah! Bagaikan seorang pencuri, atau perampok, yang baru saja melakukan suatu tindakan kriminil, lalu memberikan barang-barang hasil perbuatannya yang jahat tersebut kepada kita. Dosa yang setara berlaku juga bagi mereka yang sudah menjadi calo-calo barang-barang curian tersebut! 

Jika kita bersedia mendengarkan, menerima, bahkan meneruskan gosip orang-orang lain, Tuhan berkata, bahwa secara tidak langsung, kita sudah termasuk di dalam kelompok para pengacau (troublemakers) yang mengakibatkan terjadinya kerusuhan-kerusuhan di dalam persekutuan tubuh-Nya yang kudus.

Raja Salomo menulis: “Siapa mengumpat, membuka rahasia, tetapi siapa yang setia, menutupi perkara.” (Amsal 11:13)  

6. GOSPEL versus GOSSIP  

‘…, seperti ada tertulis: “Tidak ada yang benar, seorangpun tidak.” (Roma 3:10)

Tentu saja tidak akan ada seorang pun di dunia ini yang bisa membuktikan kepada orang-orang lain, bahwa mereka tidak pernah terlibat di dalam dosa bergunjing. SETIAP ORANG di masa kehidupannya yang singkat, baik orang-orang penting, orang-orang biasa, orang-orang yang sudah tua/dewasa, maupun anak-anak muda/kecil, sadar ataupun tidak, pasti pernah melakukannya.  

Pada saat kita menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat pribadi, kita lahir baru, dan … semenjak saat itu kita sudah menjadi bagian di dalam tubuh-Nya. Sebagai salah satu anggota di dalam gereja Tuhan, tidak seharusnya kita membiarkan kebiasaan-kebiasaan lama yang buruk mengikuti kita. Semua tindakan-tindakan dosa harus kita tinggalkan, meskipun pada awalnya tampak sulit sekali untuk melaksanakannya. Mengandalkan kekuatan sendiri, tidak akan menjamin tujuan kita untuk melawan atau menggagalkan serangan-serangan Iblis. Kita harus selalu berusaha melakukannya dengan pertolongan kekuatan yang berasal dari Roh Kudus saja. Ingatlah, ‘Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya.’ (1 Tesalonika 5:24)

Jika godaan untuk bergosip sudah mulai mengganggu dan memikat pikiran kita, pergunakanlah lis di bawah ini untuk mengecek kembali etika tindakan yang akan kita lakukan:  

a. Apakah kita mempunyai hak untuk melakukannya?

b. Siapakah yang memberikan ijin kepada kita untuk berbagi berita mengenai (kehidupan) orang lain?

c. Apakah tindakan kita akan memuliakan nama Tuhan Yesus Kristus?

d. Siapakah sebenarnya yang paling dirugikan oleh tindakan yang akan kita lakukan?

e. Apakah keuntungan yang akan diperoleh, baik untuk kita, maupun orang-orang lain, disebabkan oleh karena tindakan yang akan kita lakukan?

f. Apakah tindakan kita bisa membangun atau menguatkan iman orang-orang percaya lainnya?

g. Kehidupan siapakah yang dapat kita selamatkan melalui tindakan yang akan kita lakukan?

dan YANG PALING PENTING 

h. Apakah Tuhan Yesus Kristus mau melakukannya?

Jika ada salah satu poin saja yang tertera di dalam lis di atas yang dapat memperingati atau menegur hati nurani Saudara, putuskanlah dengan tegas, untuk segera berhenti memikirkan tindakan yang akan Anda lakukan tersebut. Usirlah Iblis dan antek-anteknya! Hancurkanlah semua kehendak mereka dengan kuasa yang sudah Tuhan berikan kepada kita, umat pilihan-Nya. Pergunakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, yaitu firman Tuhan! 

Jika godaan untuk bergosip sudah mulai mengganggu dan memikat pikiran kita lagi, ingatlah akan perintah terakhir yang diberikan oleh Tuhan Yesus kepada perempuan yang tertangkap basah sedang melakukan dosa perzinahan, setelah semua pendakwa yang mengelilingi dan bermaksud untuk merajam dia pergi meninggalkannya.

Ia berkata kepadanya: “Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.” (Yohanes 8:11)  

Perintah Tuhan Yesus tersebut juga berlaku sampai sekarang untuk semua orang yang sudah bertobat, yang berjanji untuk selalu mengikuti langkah-langkah-Nya, dan bersedia meninggalkan segala perbuatan-perbuatan dosa yang pernah dilakukan.

Karena itu, … bukankah jauh lebih menguntungkan bagi tubuh Kristus, jika kita menjadi pembawa ‘Kabar Baik’ (GOSPEL), daripada menjadi penyebar ‘Kabar Angin’ (GOSSIP).  

Semoga memberkati!

Syalom,  

John Adisubrata

September 2004

Diolah kembali: Juni 2006