Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Camp Pemuda Lintas Iman

Purnawan Kristanto's picture

"Ayo kita bikin pertemuan kaum muda lintas iman," ajak gus Marzuki Adnan saat rawuh ke rumah pastori kami. Gus Mar, demikian panggilan akrabnya, adalah ketua Pengurus Cabang Gerakan Pemuda Ansor di Klaten, sebuah sayap organisasi otonom dari NU. Dia memimpin ribuan pemuda NU dan Banser di Klaten.

"Ayo aja Gus," ajakku. Sudah bertahun-tahun wacana ini digagas, tapi tidak pernah direalisasikan. Itu yang membuat saya gemas. 

"Bagaimana kalau kita adakan semacam camp? Saya bisa pinjamkan villa di Tawangmangu. Untuk biayanya, kita bisa ider tampah," usulku. Villa yang dimaksud adalah milik anggota jemaat GKI Klaten yang pernah dipakai untuk Kopdar Sabdaspace tahun 2009. Sedangkan yang dimaksud dengan ider tampah adalah mencari donasi sukarela dari para dermawan.

Gayung pun bersambut. Kami mengumpulkan para aktivis pemuda dari berbagai unsur agama seperti PMII, GP Ansor, IPNU, IPPNU, Fatayat, Pemuda Katolik, Orang Muda Katolik, BEM Sekolah Tinggi Hindu Darma, Pemuda GKI, pemuda GKJ, dan Menara Doa Kota. Mereka bersedia masuk menjadi panitia penyelenggara.

Dengan persiapan yang sangat cepat, pada tanggal 16-17 September 2017, sekitar 70 pemuda akhirnya meluncur ke Tawangmangu dengan menumpang dua truk pinjaman dari Satpol PP dan BPBD Klaten. Menyusul di belakangnya mobil L-300 dari GKI Klaten.

Lebih dari 60 muda-mudi dari berbagai lintas iman nampak bergembira dan akrab dalam acara camping lintas iman yang bertajuk Interfaith Youthcamp, yang diselenggarakan oleh Forum Kebersamaan Umat Beriman (FKUB) Kebersamaan Kabupaten Klaten. Acara yang diprakarsai oleh Jaringan Pemuda Lintas Iman Kabupaten Klaten.

Sesampai di Villa, gus Muhammad Milkhan mengajak peserta berkenalan dengan cara yang unik. Peserta disuruh menggambar wajah dirinya di selembar kertas. Setelah itu dikumpulkan, lalu dibagikan lagi secara acak. Tugas peserta adalah mencari wajah yang sesuai dengan gambar di kertas yang dipegangnya. Jika sudah bertemu, mereka diminta untuk berkenalan.

Setelah shollat Maghrib dan Isya, peserta berkumpul lagi untuk mendengarkan sharing tentang literasi digital. Saya yang ketiban sampur menyampaikan materi ini.

"Di era digital ini, jangan hanya ponselnya saja yang cerdas. Penggunanya juga harus cerdas. Abaikanlah berita palsu. Mari kita gunakan era digital ini untuk mengabarkan berita baik," kata saya. Tidak lupa saya membagikan tips mengenali berita palsu (hoax).

Untuk menghangatkan udara yang dingin di lereng gunung Lawu, para peserta menyalakan api unggun. Momen iti sekaligus menjadi ajang kreativitas kaum muda. Mereka dibagi ke dalam lima kelompok. Setiap kelompok terdiri dari dari berbagai agama. Tugas mereka adalah menyiapkan pentas seni untuk menunjukkan indahnya keberagaman dalam bingkai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.

 

 

 

 

 

 

 

Hari berikutnya, peserta camp yang beragama Kristen Protestan dan Kristen Katolik mengadakan ibadah minggu secara ouikumene yang dipimpin oleh pnt. Lukas Suprastowo dari GKI Klaten.

Pukul 9, peserta berkumpul untuk membincangkan rencana tindak lanjut dari camp ini. Camp ini hanya sebagai media perkenalan pada aktivis pemuda dari berbagai unsur agama. Untuk itu usai camp ini, diharapkan mereka dapat menjali jejaring untuk kerjasama lintas iman.

Seluruh peserta Interfaith Youthcamp sepakat untuk memerangi berita hoax yang dapat memecah belah persatuan, menjaga kerukunan antar umat beragama, dan melanjutkan jalinan silaturahmi antar agama.

Mereka juga membuat daftar kegiatan yang akan mereka lakukan usai camp ini. Di antaranya adalah wisata rohani lintas iman, bakti sosial, dan pameran ekonomi kreatif. Untuk itulah, beberapa orang telah ditunjuk sebagai formatur untuk mewujudkan tindak lanjutnya.

Acara dilajutkan dengan berwisata ke air terjun Grojokan Sewu untuk menambah suasana akrab antar peserta. Sebelum pulang, mereka mengadakan aksi doa solidaritas untuk etnis Rohingya, Myanmar, yang dipimpin oleh Lukas Prastowo dari unsur kristen, didampingi perwakilan dari unsur Hindu, Katolik dan Islam.

 

 

 

Sesepuh FKUB Kebersamaan, Gus Jazuli menyambut baik acara camp ini. Pengasuh ponok pesantren Sunan At Muttaqien ini mengatakan, pentingnya mempererat persaudaraan antar agama dan orang muda sebagai pelaku utamanya. "Orang muda menjadi ujung tombak perubahan dan persatuan bangsa Indonesia. Maka sebagai generesi muda berkewajiban menjaga Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika." pesannya.

Sementara itu, ketua GP Ansor Klaten, Marzuki Adnan, mengatakan bahwa kegiatan ini sebagai bentuk nyata dalam mewujudkan arti kebersamaan dan kerukunan antar umat beragama, khususnya untuk generasi mudanya. “Ini menjadi langkah konkrit dalam menjaga kebhinnekaan di Kabupaten Klaten.” katanya. Ia berharap kegiatan serupa dapat terus dilanjutkan dan mendapat perhatian serius dari pemerintah dan masyarakat Kabupaten Klaten. “Ke depannya, saya berharap kegiatan seperti ini akan terus diadakan, sebagai bentuk kepedulian kita akan perdamaian dan kebersamaan umat beragama. Ini perlu dukungan dari pemerintah dan masyarakat Klaten seluruhnya.” Imbuhnya

Ketua Panitia, Abdushomad Marfai, mengatakan, kegiatan ini dapat berlangsung karena kerjasama yang baik antar organisasi dan dukungan dari pihak terkait. "Seluruh pembiayaan untuk acara ini dari iuran masing-masing organisasi dan dari beberapa sesepuh FKUB yang peduli." kata Wakil Ketua IPNU Klaten ini. Sekretaris Acara Interfaith Youthcamp, Gregorius Angger, yang juga perwakilan dari Pemuda Katolik Komisariat Cabang Klaten, menambahkan, acara ini sebagai media komunikasi efektif antar umat beragama di Kabupaten Klaten. “Terlebih pesertanya adalah orang-orang muda yang juga sebagai generasi penerus. Maka jalinan dan jaringan komunikasi efektif seperti ini perlu dilanjutkan terus demi tercapainya kerukunan antar umat beragama di Kabupaten Klaten.” katanya.

Acara Interfaith Youthcamp ini juga dihadiri berbagai aktivis lintas iman seperti, Gus Jazuli Kasmani (pengasuh ponpes Sunan At Mutaqien), Gus Marzuki Adnan (ponpes Al Barokah, Wonosari Klaten), Pdt. Wahyu Nirmala (GKJ Jatinom), Pnt. Lukas Prastowo, Ketua Pemuda Katolik Klaten Aris Retnanto, Muhammad Milkhan dari Gusdurian Klaten.

Acara ini ternyata menarik minat FKUB dari Gunung Kidul, Yogyakarta. Mereka khusus datang ke camp ini untuk melihat plaksanaannya dan punya keinginan untuk adakan acara serupa.

__________________

------------

Communicating good news in good ways

jesusfreaks's picture

@pak Pur : long time gak baca tulisannya

Bagaimana kalau ditularkan ke kota kota lain pak. ke Bekasi misalnya.

__________________

Jesus Freaks,

"Live X4J, Die As A Martyr"

-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS- 

Purnawan Kristanto's picture

Asal ada warga NU, bisa

Menurut pengalamanku, asalkan di wilayah itu ada warga NU atau organisasi sayapnya seperti Fatayat, Ansor, IPNU, IPPNU, PMII, atau Lesbumi, camp seperti ini bisa dilaksanakan. Pihak gereja bisa mengambil inisiatif mengajak mereka. Mereka biasanya akan senang.

__________________

------------

Communicating good news in good ways