Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Dia Tetap Setia

Purnomo's picture

               Tadi malam setelah meninggalkan ruang pesta pernikahan, ketika mobil baru beberapa meter berjalan terdengar suara retetan seperti rentengan petasan kecil dibakar dan asap keluar dari bawah kemudi. Segera mesin aku matikan. Ternyata asap itu keluar dari kotak sekering. Satu sekering model kaki meleleh. Sekering itu unt lampu dashboard dan lampu dim. Celakanya di mobil hanya ada obeng dan pisau cutter. Aku tidak bawa tang yang diperlukan unt mencabut sekering itu.

             "Ada apa?" suara seorang perempuan bertanya. Ternyata Sintia, yang tadi di ruang pesta ketika aku melewati mejanya hanya sempat aku salami karena tak mungkin berbincang gara2 suara musik terlalu keras.

             Umurnya sekitar 40 tahun. Sepuluh tahun yang lalu aku membantunya membenahi Sekolah Minggu gereja kami. Dia seorang notaris sekaligus pemilik sebuah apotik. Orangnya menyenangkan, perhatian kepada orang lain, pandai berorganisasi, mobil-mobilnya selalu siap dipinjam untuk keperluan gereja. Satu saja yang tidak aku senangi, yaitu satu mobil dengannya sementara dia yang memegang kemudi karena dia sering ber-sms-ria tanpa menghentikan mobilnya. Dia sering sakit dan berobat sampai ke beberapa negeri. Satu kali pernah dia memberitahu aku, dia kena lupus. Sudah 2 tahun terakhir ini aku tidak menjumpainya. Aku tidak berani menjenguk ke rumahnya karena seorang pegawainya memberitahu dia tidak suka dilawat. Aku lihat rambutnya lebih banyak yang putih.

           "Kalau di mobilmu ada, aku butuh tang," kataku kepada suaminya yang berbisnis kayu. Ginjal suaminya tinggal satu karena yang lain telah diberikan kepada istrinya. Dalam 2 bulan terakhir ini dari kotak sms hapeku aku tahu istrinya sudah 2 kali membutuhkan sumbangan darah.

           Mereka banyak berbuat baik bagi orang lain. Mereka banyak berkarya untuk gereja. Sekarang mereka menderita dan tak seorang pun bisa menolongnya, bahkan Tuhan pun seolah-olah tidak menggubrisnya. Tetapi, kata koster gereja, mereka tetap setia setiap Minggu sore datang ke gereja untuk beribadah.