Submitted by Liesiana on

Hari ini aku pergi ke gereja seperti biasanya pada hari

Minggu yang lalu juga begitu. Pak pendeta yang berkotbah

dan memimpin kebaktian Pdt.Agus Wijanto dari GKI Gatot

Subroto - Purwokerto. Kotbah hari ini agak lain dari

biasanya karena diawal berkotbah ada permainan yang diberi

nama tak tik boom.



Cara bermain permainan ini sebagai berikut :

kalau Pendeta menunjuk pada salah satu jemaat sambil

mengatakan :



1. "tak" berarti dia harus menyebutkan nama 5 orang di

samping kanan tempat duduknya.



2. "tik" berarti dia harus menyebutkan nama 5 orang di

samping kiri tempat duduknya.



3. "boom" berarti dia harus menyebutkan nama 5 orang di

samping kanan dan kiri tempat duduknya.



Pendeta turun dari mimbar dan memulai permainan ini.

Kemudian beliau menunjuk salah seorang bapak yang duduk

di kursi deretan agak ke depan. Setelah pendeta mengatakan

"boom" bapak itu tidak bisa menyebutkan siapa 5 orang

sebelah kanan dan kirinya, selain dari nama istrinya yang

duduk di sebelahnya.



Selanjutnya Pendeta menunjuk seorang remaja putri yang

duduk di deretan agak depan disayap kanan tempat duduk

sambil mengatakan "boom". Remaja tersebut tidak bisa

menyebutkan 5 orang di sebelah kanan dan kiri tempat

duduknya.



Kedua orang tersebut dipersilakan ke depan dan akan diberi

hukuman. Hukuman ditawarkan kepada jemaat, apakah menari,

push up dll. Kebanyakan jemaat berpendapat agar tidak

dihukum apa-apa walau sang remaja putri kalau diberi

hukuman menyanyi tidak keberatan. Alasannya kasihan,

dalam hati aku juga setuju, apa jadinya kalau aku yang

ditunjuk terus aku disuruh nyanyi di depan, karena aku

tidak akan bisa menyebutkan 10 orang yang berada di

kanan dan kiri tempat duduk.



Permainan ini menunjukkan padaku bahwa dalam jemaat

sedikit sekali saling mengenal. Berangkat ke gereja,

duduk mendengarkan kotbah, bersalaman dengan orang di

sebelah kanan dan kiri mengatakan salam damai seperti

yang ada di liturgi. Mungkin juga bersalaman lagi

sewaktu kebaktian selesai.

Bagaimana bisa ada kasih, kenal saja tidak.

Submitted by Penonton on Sun, 2008-08-24 17:32
Permalink

Dear Lies,

Kalau yg ditunjuk di bilang...tik-tak-tik-tak-boom..berarti???

Harus menyebutkan 10 nama di kiri, dan 10 nama di kanan, plus 5 nama dikiri dan kanan...he he he...bingung...eey...

BoooOM.....bingung....he he he..

From OZ....far...far...away..

Submitted by Rusdy on Sun, 2008-08-24 17:59
Permalink

Kalo saya sampe dipanggil pendetanya sih, paling pura-pura pingsan :D

Submitted by Penonton on Sun, 2008-08-24 18:11
Permalink

 

 

 

 

 

Mang'pang....mung'pung...boleh kenalan...

Tik-tak-tik-tak-boom....

Kenalan sama cowo-cewe yang cakep-cakep...

Rusdy paling demen nih...

Fly Swat

Tik-tak-boom...

 

From OZ....far...far...away..

 

Submitted by Liesiana on Sun, 2008-08-24 20:15
Permalink

Kalau aku yang ditanya, kujawab siapa ya....

Paling kujawab : Joli, priska, daniel, ken, penonton, rusdy, jasmine, clara, raisa, hai, erick, clara, ap, yenti, taksaka, bejo, dennis, ind saram, kolipoki, jf,edy, bern a, aderini, cimot, dan lain-lain semua yang kukenal di ss ini.

Aku bisa sebutkan lebih dari 20 nama....

Jadi jawaban dan pertanyaan tidak nyambung, daripada tidak dijawab.

Submitted by joli on Sun, 2008-08-24 20:21
Permalink

Lies.. kalau kamu jawab seperti itu bakalan di hukum deh.. karena pendetanya tahu kalau kamu bohong..

Tahu kenapa.. dia teman joli main kelereng.. ketika smp satu sekolah dengan-ku, satu tingkat diatasku..

Dah pasti ketahuan deh.. bohong di depan mimbar lagi.. nah lo.. mau minta di hukum apa? nyanyi kingkong badannya besar dengan peragaan ya..

Submitted by Liesiana on Sun, 2008-08-24 20:33
Permalink

Aku tidak mau kalau disuruh nyanyi lagu kingkong, karena katanya teman-teman kingkong bukan ciptaan Tuhan, tapi ciptaan Hollywood. Aku mau nyanyi....

Belalai gajah yang panjang,
Sayap burung dara,
Ikan di laut berenang,
Tuhan penciptanya.

Pasti beliau tidak kenal Joli, dia kenalnya Julia.
he....he...he.....

Submitted by siburukrupa on Mon, 2008-08-25 02:25
Permalink

kayaknya,kalao gereja dah rame pengunjung rata2 gitu yah...
dulu saya bergereja di gereja x lah ..
tuh gereja sih mang pasiennya lumayan..
tp,yang ada malah masing2 berkelompok2,sepertinya...
yah...geng gue si ini,ini dan ini...
yang laen juga gitu..
parahnya lagi,seperti ada tingkatan2nya lagi.
geng yang orang2 lama,bertingkah layaknya kakak kelas..
geng orang baru,kayak adek kelas,yg harus hormat..
gembala sidang dan konco2nya,kayak guru...
yah bisa dibilang kayak sekolah,bisa dibilang kayak di kantor.
pokoknya,yg bawahan menjilat yg diatasnya..

wah...eneg deh saya,gak lama saya disitu,langsung aja saya ngacir...
pernah salah seorang teman,berlatih drum di gereja,trus tiba2 gembala sidang melihatnya entahlah apa yang terjadi,kok bisa2nya tiba2 teman saya ditawari buat les drum..
setelah teman saya les drum,yg terjadi teman saya di benci oleh geng2 biadab yg cemburu itu..
teman saya,di hina2,yah istilahnya mereka semua jadi sensi deh ma teman saya..
sangking sensinya,pernah kejadian teman saya dimnta tolong menggonceng salah seorang dari anggota geng itu sebut aja si z,sebab kebetulan hanya motor teman saya yg kosong..
gak lama,tabrakkan akhirnya teman saya ,dikatain..
untung ada si z yg ada roh kudus(roh kudus selalu menjaganya),kalo ngak lo dah mampus!@!
akhirnya setelah satu bulan di zolimi,teman saya berhenti les drum,akibat diintimidasi orang2 biadab berjubah roh kudus itu..

inilah yang terjadi di gereja lama saya,
adanya perbedaan satu diantara yang laen,
perbedaan tingkatan,
parahnya adanya perbedaan antara yang lebih di kasihi oleh tuhan dan yang tidak...

dan bebrapa tahun kemarin gereja itu mencari dana gila2an.
mengaku sama jemaat butuh dana 2 miliyard buat bangun gereja.
dan bertahun2 jemaat nyumbang terus menerus,sampai cukup.
padahal,itu gereja cuma berdomisili di komplek kecil kami.
tahun kemarin telah selesai gereja tersebut dibangun,dengan dua tingkat.
jadilah greja 2 tingkat,dengan dana untuk membangunnya 2 millyard,padahal beli tanah di komplek kami seluas gereja itu,hanyalah paling mahal 300 juta.
wow...entah kemana semua uang mengalir??
itulah gereja gbi ....sensor.
guru yg baik menghasilkan murid yg baik.
gembala sidang edan,menghasilkan jemaat edan gak karuan...

Submitted by Liesiana on Sat, 2008-08-30 11:24

In reply to by siburukrupa

Permalink

SBR, menurut saya sebaiknya kita semua harus menghindari celah-celah di gereja, di keluarga atau pribadi-pribadi yang bisa membuat perpecahan, sehingga dengan mudah bisa jatuh dalam pencobaan. Disayangkan sekali kejadian di atas terjadi dalam gereja atau rumah Tuhan.

Submitted by Yenti on Mon, 2008-08-25 08:30
Permalink

Saya kira semua gereja hampir sama kok Bu Lies. Di gereja saya,jumlah jemaat hampir 2500 orang. Tiap menghadiri kebaktian 1 yang jumlah jemaatnya kurang lebih 1200 orang, yang saya kenal adalah teman2 ngajar Sekolah minggu + komisi yang lain mungkin 30-an orang dan biasanya koster gereja karena saya sering ngobrol dengan mereka. Ada guru sekolah minggu yang malah tidak mengenal guru sekolah minggu yang lain:). Lagu 'Dalam Yesus kita bersaudara' tiap kali ibadah di nyanyikan. Kadang-kadang saya malah berpikir, waduh... seperti mendengungkan sesuatu yang tidak ada artinya:p. Mungkin perlu dimulai dari diri kita kale yah...tapi pernah saya coba sekali dengan cowok yang kebetulan duduk di sebelah, yang saat itu komplain dengan keadaan gereja yang dia rasa tidak memperhatikan jemaat, dia udah lama kagak datang, tapi kagak dicari gereja:p Ada acara besar, ngak pernah dikasih tahu. Saat acara kebaktian tahun baru, saya sms kasih tahu ada kebaktian tahun baru, eh.. dianya malah udah nggak kenal.... malah ditanya.. siapa yah ? he..he..

Submitted by hai hai on Mon, 2008-08-25 09:47

In reply to by Yenti

Permalink

Wah, Lies, apa susahnya sich menyebutkan nama 5 orang yang duduk di samping kiri dan kanan kita? Memang di dalam aturan mainnya ada peraturan nggak boleh nanya? Klo blom tahu ya tinggal nanya aja kan? Gitu aja kok report!

Klo di gereja Yenti saya kenal semuanya. Di gereja dia dalam hampir setiap kali kebaktian pasti mereka saling berkenalan sambil menyanyi. Ketika bersalaman mereka menyebutkan namanya, "Dalam Yesus Kita Bersaudara." Sebuah nama dengan empat suku kata memang agak sulit diingat, namun karena sering disebut ya, ingat juga. Ketika diberi kesempatan saling berkenalan, biasanya saya menyalami orang yang tidak saya kenal sambl menyebutkan nama saya, "hai hai!" nah mereka menyebut namanya, "Dalam Yesus Kita Bersaudara!"

Bila di gereja Katolik, semua yang ikut misa namanya "Salam damai!" 

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

Submitted by Liesiana on Mon, 2008-08-25 22:28
Permalink

Memang tidak susah, harus bertanya dulu.

Hai, kok kamu bisa kenal semuanya di gereja Yenti yang jumlahnya 2.500 orang, mana mungkin, aku tidak percaya.

Waktu itu di gereja kursinya tertata ada 4 kelompok, satu baris di satu kelompok ada 7 kursi. Aku ada di barisan tengah kolom 3 dari kanan. Aku tidak bertanya pada kanan kiriku siapa nama mereka, karena yang jadi sasaran pak pendeta adalah yang duduk bagian depan. Jadi kemungkinan besar aku tidak akan ditanya.

Submitted by Purnomo on Tue, 2008-08-26 10:43
Permalink

Saya geli membaca keheranan Bu Lies atas kehebatan Empek ini yang bisa mengenal 2500 orang di gereja Yenti. Pasti Empek juga ngakak puas.
Bu Lies, maaf saya mau sok pandai. Jika membaca komennya Empek, bacalah seperti membaca resep dokter. Pelan-pelan, diulang-ulang lalu dipikir baik-baik, supaya tidak salah beli obat. Coba baca lagi komen Empek, pasti Bu Lies akan sadar Empek itu orang yang njengkeli.
Kunci pembukanya ada di kalimat “Sebuah nama dengan empat suku kata”.
Sekian dulu ya, saya mau tertawa lagi.

Submitted by Liesiana on Tue, 2008-08-26 16:23
Permalink

@ bengcu hai, masak namanya sama semua, kamu ngaco.......

Tapi hai hai ada benarnya, bersalaman harusnya kesempatan berkenalan dan dengan menyebutkan nama. Supaya sedikit demi sedikit antar jemaat bisa saling mengenal, minimal tahu namanya Pak A, Ibu B, Sdr. C, Sdri D dan sebagainya.

Nah, kalau semua yang hadir mengatakan hal yang sama dan seperti menyebutkan namanya, dapat disimpulkan semuanya namanya sama. Terus nama sebenarnya jadi tidak dikenal.

@Pak Wawan : menurut pendapat saya om hai tidak njengkeli, tapi hai lagi pura-pura berlagak pilon saja, jadi hai lucu dan cerdas.

@kristono : kalau dianggap bagus boleh-boleh saja.

Submitted by dedyriyadi on Wed, 2008-08-27 12:54
Permalink

Kalau saya ditanya juga akan jawab begini;

misal;

Pendeta : Tak!

Saya : Di sebelah kiri saya ada 5 orang saudara saya, coba
tolong berdiri semua, dan sebutkan nama masing-masing.

Pendeta : Berarti kamu tidak tahu nama mereka satu per satu?

Saya : Saya hanya tahu satu nama, dan dari satu nama itu kami
menjadi saudara. Dan tidak hanya menjadi saudara.Sejak
nama itu ada, kami juga satu tubuh yang sempurna,
dengan Yesus sebagai kepalanya.

Salam,