Submitted by josh putra on

Kucoba memahami

Hanya bias terasa

Terperangkap dalam galau

Terhisap rasa takut

 

Kucoba menghela nafas,

ketakutan sesaat saja

kuangkat tangan

menggenggam harap

 

kuterbaring di pinggir Lumpur

coba tersenyum kecut

hidupku seperti diejek

oleh angin, oleh gelap

 

berapa langkah

lalu terperangkap lagi

hanya kegelapan

hanya bayang kelam

 

lalu aku bangun lagi

berharap lagi

merangkak lagi

berjalan lagi

lagi… lagi…

 

aku harus hidup lagi…

Submitted by hai hai on Tue, 2007-12-04 00:24
Permalink

Johs, laoheng, sempurna. Benar benar sempurna!!!

Johs, semoga Tuhan menjauhkanmu dari hari hari demikian. Namun bila kamu harus menghadapinya juga, hari hari tergelap dalam hidupmu, ketika surga diam seribu bahasa dan kamu tidak tahu lagi harus bertanya kepada siapa. Ingatlah bahwa kamu pernah menulis puisi ini. Cobalah untuk mengingatnya. Maka saya yakin, kita akan mentertawakan hari hari demikian pada waktunya.

 

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

Submitted by jesusfreaks on Tue, 2007-12-04 08:47
Permalink

Jika grafik kehidupan iman trendnya meningkat

Titik jatuhnya semakin lebih rendah dari titik jatuh sebelumnya,

Dan titik naiknya semakin lebih tinggi dari titik naik sebelumnya.

So help me God... dunia ini penuh godaan & cobaan...

Jesus Freaks,
"Live X4J, die as a martyr"

Submitted by Priska on Tue, 2007-12-04 12:54
Permalink

Sebelum sampai di garis batas yang ditentukan Tuhan, yok... bertahan sampai titik darah penghabisan. Terkadang saat Tuhan diam, itulah yang menjadi jawaban. Di masa yang kelam, jadilah bijak dan rendah hatilah... :)

Submitted by pemerhati (not verified) on Tue, 2007-12-04 14:04
Permalink

Cape ga? Kalo cape, belajarnya yang bener.... Terperangkap lagi, cari jalan keluar yg jelas. Berkubang boleh, tinggal didalam kubangan jangan. Bertumbuh satu-satu Berbuah boleh banyak Kalau masih tidak tahu tanya, Kalau tersasat, cari pertolongan. Tahapan yang benar: merangkak, berdiri, berjalan Kalau cape, Istirahat aja dulu Cape ga?