JUJUR itu SULIT
Apek setelah anak-anaknya menikah tinggal berdua saja dengan istrinya di desa. Suatu hari ketika mencari kayu di hutan, saat menyeberangi jembatan batang kelapa, gara-gara jari-jarinya sudah kurus mengikuti tubuhnya, cincin kawinnya terlepas dan jatuh ke sungai. Dia sedih, sedih sekali, walaupun itu hanya dibuat dari tembaga tetapi melambangkan ikatan pernikahannya. Dia takut istrinya curiga bila dia pulang tanpa cincin kawin. Saking sedihnya dia menangis keras sekali dan suaranya mengganggu ketentraman surga.
Kota kecil itu hanya berjarak 1 jam bermobil dari kota besar. Tetapi penduduknya sedikit, bahkan makin sedikit karena mereka berangsur-angsur pindah ke kota besar. Penyebabnya adalah kota ini terletak di atas perbukitan kapur yang gersang setelah hutan jati di sekitarnya habis ditebang. Tak ada penghasilan bagi penduduk yang tersisa kecuali panen padi setahun sekali karena sawahnya hanya mengandalkan air hujan. Kota itu terancam bangkrut dan lenyap dari peta negara.
