Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Kasih

Andreas Priyatna's picture

Kasih

 

Ketika hari sabtu malam biasanya saya mengingatkan kepada seisi rumah bahwa besok kita ke Gereja jam delapan, jangan sampai telat, tidur jangan malam-malam dan siapkan hati kita. Begitu minggu pagi tiba, biasanya semuanya sudah sibuk siap-siap untuk pergi ke Gereja. Tidak jarang di “jam“ sibuk seperti itu, karena semuanya ingin buru-buru, bisa saja terjadi gesekan atau salah paham atau merasa aku lebih penting antara satu dengan yang lainnya. “Ssssttt“....., kita ini mau ke Gereja...., jangan ada yang ribut dan jangan ada yang marah-marah..., percuma..., nanti nggak mendapat berkat dari Tuhan...., Oke...???.

 

Begitu pula di dalam perjalanan menuju ke Gereja, saya selalu menjaga suasana hati tetap terjaga agar tidak terpancing oleh situasi di jalan, yang dapat mengakibatkan tensi  meningkat atau membuat mood jadi kacau. Biasanya saya memutar lagu-lagu rohani agar pikiran kita tetap fokus, agar suasana penyembahan sudah dimulai sebelum kebaktian dimulai dan biasanya saya datang ke Gereja sepuluh menit sebelum kebaktian dimulai, agar dapat menyiapkan hati untuk mengikuti kebaktian.

 

Pada hari minggu itu semuanya lancar, song leader nya bagus dalam memimpin nyanyian, kemudian sumbangan nyanyiannya juga bagus dari anak-anak SD Kristen, tapi yang terpenting adalah pemberitaan firman. Bagus sekali Bapak Pendeta membawakan firman Tuhan nya, sampai-sampai kepala ini tidak pernah bergerak kiri atau kanan selama kotbahnya. Kotbahnya sangat sederhana hanya seputar masalah kasih tapi cara pengemasannya begitu sistimatis jadi enak didengarnya. Ayat nats nya adalah “Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran“. (Kolose 3 : 12).

 

Seperti biasanya, setelah berkat kami berdoa pribadi sesuai dengan firman Tuhan yang baru kami dapat, kami berdoa memohon diberikan kesabaran, kerendahan hati dan kelemahlembutan di dalam hidup kami hari lepas hari selama seminggu ke depan. Setiap orang mengharapkan seminggu ke depan mudah-mudahan tidak berbuat dosa..., bisa sabar, bisa rendah hati dan bisa berbuat baik kepada semua orang..., bisa lemah lembut sama semua orang, dan lain-lainnya.

 

Tapi seperti kata peribahasa untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak, baru seratus meter jauhnya dari Gereja, saya sudah dimarahi orang yang kebetulan satu Gereja.  

 

“Bapak kalau bawa mobil yang benar..., itu lihat mobil saya lecet!“. Mobilnya memang masih baru dan jauh lebih mahal dari mobil saya dan ada cat mobil saya yang menempel pada cat mobil dia. Saya tidak habis pikir bagaimana itu bisa terjadi, sebab seingat saya...,tadi pada waktu datang...,  di depan mobil saya itu warnanya silver sama dengan mobil saya. Sebenarnya saya juga ingin marah dibentak seperti itu..., emangnya saya ini kacungnya apa...?, tapi mengingat firman yang baru saya dengar di Gereja, saya nggak jadi marah..., saya masih bertahan. Saya hanya menggelengkan kepala saya.

 

Ehh...., orang itu malah berteriak lagi “Bapak harus ganti..., saya nggak mau tau bagaimana cara menggantinya..., yang penting saya mau mobil saya kembali seperti semula!“.

 

Gereja kami memang punya lahan parkir, tapi karena jemaatnya sudah ribuan, maka tempat parkir yang tersedia tidak mencukupinya, sehingga parkir mobil jemaatnya sampai ke jalan-jalan raya bahkan sampai paralel dua baris. Bisa dibayangkan bagaimana mobil itu diparkir berdekat-dekatan satu dengan yang lainnya dan didorong-dorong oleh tukang parkir.

 

Saya coba dekati orang itu dan saya katakan “Begini Pak..., pada waktu saya datang, saya ingat jelas kalau di depan mobil saya adalah mobil warna silver bukan mobil merah ini..., jadi..., saya tidak pernah menabrak mobil Bapak ini!“, kata saya. Seperti bensin saja..., langsung nyambar: “Saya nggak mau tau..., itu ukuran lecet nya sama persis dengan yang di mobil Bapak koq!“.

 

Di saat saya lagi bingung..., malaikat Tuhan datang. Kalau orang baik itu Tuhan memang selalu ada di dekatnya dan menyertai setiap langkahnya. Karena banyak orang berkerumun, tukang parkir datang tergopoh-gopoh, “Ada apa ini Pak?“, tanyanya. Baru saya ingin menjelaskan, orang itu sudah nyerocos duluan. Saya mengalah..., membiarkan Bapak itu menceritakan kejadian dengan emosinya yang meledak-ledak.

 

”Begini Bapak-bapak, saya jelasin nih…, Bapak ini (sambil menunjuk saya) datangnya lebih daluan ketimbang Bapak…, lihat aja nomor parkirnya…, coba lihat berapa...?, Bapak nomer 38…., dan Bapak nomer 56…, tuh..‚kan betul..., Bapak ini mungkin sudah masuk ke Gereja..., Bapak baru datang…, jadi nggak mungkin Bapak ini menabrak mobil Bapak dan pada waktu Bapak parkir, mobil Bapak masih jauh dari mobil Bapak ini…., dan saya ingat betul..., mobil Bapak tadi parkirnya di sebelah sana dekat tong itu…, kemungkinan mobil Bapak di dorong mundur oleh orang lain yang mobilnya berada di depan Bapak…, mungkin ngedorongnya kekencangan jadi nabrak mobil Bapak ini“.

 

Mendapat penjelasan seperti itu, orang itu bukannya surut marahnya…,  malah marah lagi…, tapi marahnya kini pindah ke tukang parkir. Tukang parkir disuruh ngebetulin mobilnya yang lecet. Jangan Cuma mau duitnya aja..., jadi tukang parkir musti bener, jagain mobil orang yang parkir..., jangan sampai kayak gini..., kalau udah gini lepas tangan..., nggak mau ganti..., terus... masih panjang lagi. Cape deh...!!!.

 

Merasa tidak bersalah dan saya merasa masalahnya sudah clear..., maka saya pergi tanpa ada kata maaf dari orang itu. Nggak apa-apalah pikir saya..., toh saya nggak butuh kata maaf nya.

 

Itulah manusia masa kini...., jauh-jauh datang ke Gereja dengan tujuan mulia, ingin  memuji dan memuliakan nama Tuhan, ingin mendapatkan berkat melalui pemberitaan firman serta ingin memperkuat imannya agar iman Kristianinya dapat bertumbuh dan berbuah. Tetapi pada kenyataannya sungguh bertolak belakang, baru saja mendapat berkat, baru seratus meter dari Gereja, mereka sudah menunjukan bahwa mereka itu sama sekali tidak memiliki kasih. Mereka hidup justru jauh dari apa yang telah diajarkan oleh Yesus, yaitu hidup berdasarkan kasih, di mana ada damai, ada penghiburan, ada persekutuan, ada kasih yang memaafkan, ada kasih mesra dan belas kasihan. Hidup yang damai, hidup penuh dengan sukacita, hidup sehati sepikir dalam satu kasih, hidup yang tidak mementingkan diri sendiri, bahkan hidup dengan rendah hati, dan menganggap orang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri, seperti Kristus Yesus.

 

Lalu…, bagaimanakah dengan kita?

 

 

22 April, 2010

5p Arta's picture

@Andreas Priyatna

Kasihnya ada di bagian mana ya dalam cerita di atas ?

Saran : Enakan ke gereja naik motor. Mau parkir dempet - dempet nggak masalah. he...he...he....

-----------------------------------------------------------------

Apakah yang terpenting di dalam hidup ini ?

__________________

Apakah yang terpenting di dalam hidup ini ?

Andreas Priyatna's picture

Kasih Itu Sabar

Bukankah ada tertulis:
Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. (1 Korintus 13:4-5)
dennis santoso a.k.a nis's picture

deskripsi kasih yang bagus

tulisan yang bagus sekali untuk mendeskripsikan kata "kasih"... keep on going :-)

billy chien's picture

@AP - hahaha...

kejadiannya kog sama dengan yang saya alami hari minggu kemarin ketika ke taman safari....

setiba di rumah saya lihat mobil kesayangan saya dashbor belakang sudah terkelupas bukan main....

well, saya ga nyalahin siapa siapa, toh hal ini udah terjadi dan kalaupun tukang parkir salah beliau pasti keberatan mengganti, berapa sih gaji tukang parkir...

bukan sekali duakali mobil saya "disakiti" , bahkan ada tukang parkir yang dengan sengaja membaret mobil saya sehingga saya harus keluar uang memperbaikinya....

well siapa ga jengkel mobil kesayangan baret2 dan jadi jelek....

tapi mungkin ini juga ujian, bukankah Tuhan pencemburu? sama mobil Tuhan bisa cemburu??? BISA....heheheheeh...

nice share

 

 

 

pengkotbah 5:2 Karena sebagaimana mimpi disebabkan oleh banyak kesibukan, demikian pula percakapan bodoh disebabkan oleh banyak perkataan.

__________________

Kerjakanlah Keslamatanmu dengan takut dan gentar...

minmerry's picture

Males saingan.

Biasa, kalo ke gereja, semua berebut parkir di lapangan gereja. Min ama sanke parkir di dekat pom bensin. Ga akan berebut. Dan insyaallah aman... Ini pengakuan ciri ciri orang yang males saingan.

 

logo min kecil

__________________

logo min kecil