Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

PENTINGNYA BELAJAR TEOLOGI

desfortin's picture

Blog ini saya tulis untuk memenuhi janji yang pernah saya komitmen dalam diri saya berkaitan dengan TEOLOGI  (Juga merupakan sebuah jawaban kepada saudara Awam atas pertanyaannya kepada saya di salah satu komentarnya)

Pada Blog ini secara khusus saya akan menulis satu topik, yaitu tentang "PENTINGNYA BELAJAR TEOLOGI" sebagai dasar mengenal diri. Untuk saudara Awam, saya yakin anda seorang yang sudah sarjana walaupun anda menyatakan sebagai orang yang awam. Sedangkan saya, saya bukan siapa-siapa di dalam dunia teologi. Bahkan saya hanyalah seorang mahasiswa biasa (S1) yang sampai saat ini belum lulus kuliah. Jurusan yang saya ambil, bahkan tidak ada sangkut pautnya dengan teologi atau pun hal-hal rohani, saya kuliah di jurusan bahasa (Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris), tetapi saya adalah seorang yang sangat tertarik dan rindu Belajar Teologi dan berprinsip kalau diri belum beres jangan mengajar orang lain terlebih dahulu. Milikilah dulu Pengertian Yang Benar karena kita harus mempertanggungjawabkan semuanya baik di hadapan manusia maupun Tuhan (Allah Tritunggal). Saya tidak suka belajar teologi yang sembarangan. Saya merasa ini sebagai suatu anugerah yang luar biasa bagi saya bisa belajar teologi dan berkenalan dengan teologi REFORMED INJILI. Sebuah pengajaran teologi yang sangat ketat, yang berakar dari seorang reformator penting di jaman reformasi gereja, Yohanes Calvin. Ya, sebuah teologi yang membahas Alkitab dengan begitu tajam, saya menyebutnya sampai seperti menyelidiki ke bagian-bagian paling dalam dari sesuatu sampai ke bagian sum-sum tulang. Namun di sini saya tidak membahas lebih jauh tentang teologi reformed, mungkin di sini sudah banyak yang tahu, termasuk pak Hai-Hai, meskipun beliau mungkin bukan seorang reformis (Calvinis). Tapi dari tulisan-tulisan beliau, saya menangkap satu hal, yaitu Pak Hai Hai mempelajari teologi ini (Isn’t that right, sir? I like the way of your wrting and argument).

PENTINGNYA  BELAJAR TEOLOGI
Kenapa kita harus belajar teologi, seberapa penting teologi itu? Dapatkah seseorang bisa mengenal diri dengan tuntas tanpa belajar teologi? Dapatkah suatu bangsa menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dengan benar dan tuntas tanpa mengerti teologi? Saya berkata, “TIDAK MUNGKIN”. Barang siapa yang ingin mengenal dirinya dengan benar, maka harus mengenal siapa Sang Penciptanya. Mempelajari Sang Pencipta berarti kita mempelajari tentang teologi karena teologi adalah ilmu ketuhanan, pengetahuan tentang Tuhan Sang Pencipta. Teologi itu sangat penting. Melalui teologi kita akan mengenal siapa diri kita di hadapan Sang Pencipta kita. Melalui teologi ada pencerahan konsep yang benar tentang diri. Melalui teologi kita juga belajar kebenaran Sang pencipta. Jadi teologi itu mempunyai dampak yang sangat luas dan penting bagi kehidupan. Karena itu teologi harus dipelajari oleh setiap orang. Pada jaman sebelum reformasi, orang Khatolik melarang jemaat membaca Alkitab kecuali orang-orang tertentu saja karena katanya takut setiap orang punya pengertian yang multi tafsir. Padahal larangan seperti itu bukan membuat dampak yang baik. Bagaimana kita bisa menguji kebenaran kalau itu hanya dikhususkan kepada orang-orang tertentu saja yang boleh baca alkitab alias belajar teologi. Sehingga bangkitlah para reformator seperti Martin Luther, Zwingli dan lain-lain untuk melawan ketetapan gereja Roma Khatolik pada waktu itu. Dampaknya lahirlah gereja protestan sampai sekarang dan kita bisa membaca Alkitab, belajar teologi. Meskipun saya akui ada banyak juga dampak yang negative karena setiap orang bebas berpendapat sampai pendapat yang ngawur alias sembarangan. Tapi fakta ini memang tidak bisa dihindari, dan saya yakin itu memang diijinkan Tuhan bahwa kita bisa berbeda-beda. Sekali lagi teologi harus dipelajari, namun juga disertai dengan pengertian yang benar.
Teologi bukan hanya milik pendeta, pastur, penginjil, gereja atau golongan tertentu saja. Tapi teologi adalah milik kita semua, sehingga kita harus mempelajarinya. Namun yang saya tekankan di sini adalah teologi yang benar, asli dan kita mempelajarinya dengan konsep yang benar sebagaimana yang dituntut oleh Alkitab. Apakah itu? Teologi yang asli dan sejati adalah teologi Alkitab yang diwahyukan oleh Tuhan. Kitab suci orang Kristen adalah sumber wahyu yang sejati.
Secara singkat kata Teologi berasal dari kata bahasaYunani THEOS yang berarti TUHAN dan LOGOS yang berarti PENGETAHUAN atau ILMU. Jadi, teologi adalah ILMU TENTANG KETUHANAN. Dengan teologi berarti kita mempelajari tentang Tuhan. Namun perlu diingat bahwa belajar teologi sebenarnya bukan untuk membuktikan Tuhan itu ada atau tidak ada. Tapi sebagai bukti reaksi kita tentang adanya Tuhan Sang Pencipta kita. Karena Tuhan memang ada dan bereksistensi melampaui mahrifat manusia sehingga kita tidak akan pernah mengenal siapa Dia dengan tuntas 100 %. Masih banyak misteri tentang diri-Nya, karena Ia maha sempurna sedangkan kita adalah makhluk ciptaan-Nya yang terbatas dan tidak maha sempurna. Namun kita bisa belajar dan mengenal siapa Tuhan. Karena Tuhan sudah berkenan mewahyukan diri-Nya kepada kita. Wahyu yang diberikan-Nya itulah yang membuat kita mungkin mengenal dan menghampiri-Nya. Namun semua yang kita lakukan itu bukan untuk membuktikan ALLAH ADA ATAU TIDAK ADA. Sebab untuk membuktikan sesuatu alat yang kita pakai untuk membuktikan sesuatu itu haruslah lebih besar dari sesuatu yang kita mau buktikan. Dapatkan kita yang terbatas dan kecil ini mau mengukur dan membuktikan Tuhan yang tak terbatas, kekal dan Maha Besar serta Maha Sempurna? Impossible kan.
Bagi orang percaya (baca: Kristen) teologi adalah belajar Firman Tuhan. Kata logos dalam Gerika (Bahasa Yunani) memiliki dampak yang luar biasa dalam dunia akademik. Sehingga muncullah ilmu ppengetahuan seperti Psikologi, Biologi, Antropologi, Patologi, Fisiologi, Ekologi dan lain sebagainya semua yang berakhiran logi, logi. Namun makna kata LOGOS dalam Alkitab berbeda konotasinya dengan kata logos secara umum seperti dalam bahasa Yunani. Dalam Injil Yohanes pasal 1:1 (Pada mulanya adalah Firman. Firman itu bersama-sama dengan Allah. Dan Firman itu adalah Allah). Kata Firman pada ayat itu, memakai kata LOGOS dalam bahasa Yunaninya. Dan kata itu pada ayat yang bersangkutan mengacu kepada oknum kedua Allah Tritunggal, yaitu Yesus Kristus. Ia adalah Allah yang menjelma menjadi manusia yang pernah hidup di dalam sejarah umat manusia. Jadi, ketika kita belajar teologi Alkitab kita sedang mempelajari tentang siapa Tuhan di dalam Yesus Kristus. Firman yang menjadi daging (The Word which became flesh). Sekali lagi saya tegaskan teologi merupakan bagian terpenting dalam hidup manusia. Teologi adalah kunci untuk mengenal diri. Socrates seorang filsuf Gerika pernah berkata, “Kenalilah dirimu!” Namun ia tidak pernah bisa memberi jawab dengan cara apa kita bisa mengenal diri. Hanya Alkitab yang memberi jawab dengan tuntas dan akurat serta reliabel tentang bagaimana cara mengenal diri, yaitu kenal Allah (teologi) maka kita bisa mengenal diri kita. Dari Tuhanlah sebagai sumber kita, kita bisa mengenal siapa diri kita. Di hadapan-Nya kita telanjang dan tidak ada satupun yang tersembunyi. Tidak ada satu pribadi pun dalam dunia ini yang mengetahui siapa diri kita yang sebenarnya, yang mengenal kita lebih dari diri kita mengenal diri kita sendiri selain Allah Sang Pencipta kita. Karena itulah saya rindu untuk terus belajar, belajar, dan belajar mengenai teologi kebenaran Alkitab. Namun bukan sembarang teologi yang saya pelajari dan yakini di sini. Tetapi teologi yang benar-benar teologi yang mengupas kebenaran dengan akurat dan mendalam. Dari sekian banyak cara orang berteologi, saya hanya mendapati satu-satunya konsep teologi yang paling benar, paling akurat, paling sahih dan berbobot yaitu TEOLOGI REFORMED. Mungkin ini terlalu ekstrim dan banyak telinga serta hati yang sulit menerimanya karena menganggap saya mengkhultuskannya. Tetapi bagaimana pun juga saya harus mengatakannya. Teologi reformed memang banyak dikritik dan dituduh oleh mereka yang tidak mau dengan sungguh dan rendah hati belajar, yang apripori dan sombong serta gengsi yang tidak berbobot. Teologi reformed memang sedikit orang yang mengertinnya. Namun bagi saya teologi ini sangat agung dan kokoh, yang mempunyai prinsip menempatkan ALLAH di atas segala-galanya, dan menempatkan manusia di bawah Allah (poin ini banyak disalahmengerti oleh sebagian orang, sehingga Tuhan oleh mereka dituduh sebagai tidak adil karena menempatkan manusia di bawah, seperti diinjak dan diperlakukan semaunya. Inilah konsep yang bodoh yang tidak mengerti kedaulatan Allah). Posisinya benar, yaitu Allah berada di atas kita dan kita layak ditempatkan di bawah-Nya. Bukan sebaliknya. Saya sangat kagum dengan teologi ini. Bahkan saya berani mengatakan jika kita ingin menjadi orang Kristen yang sejati maka kita harus mengerti dan menyetujui teologi reformed.
Semangat teologi reformed injili harus ada pada setiap gereja, meskipun labelnya bukan reformed. Reformed berarti kembali, kembali dan setia kepada Alkitab (back to the Bible). Teologi reformed berbeda dengan gereja reformed, meskipun keduanya identik. Teologi dan gerakan reformed harus menjadi semangat kita semua. Tapi satu hal lagi, reformed bukan cuma reformed, selain reformed kita juga harus injili. Injili bukan cuma injili, tapi selain injili kita juga harus reformed. Jadi lengkap dan seimbang apabila kita menjadi seorang Kristen yang mengerti teologi reformed yang injili. Meskipun saya sendiri bukan jemaat gereja reformed (calvinis), namun saya sangat mengakui keunggulan teologi dan gerakan reformed injili dibanding dengan semua teologi yang lain, dan saya merasa haus mau terus mempelajarinya. Konsep reformed memang sangat mempengaruhi saya dalam mempelajari teologi tahun-tahun terakhir ini. Dan saya merasa perlu untuk mendukung gerakan ini. Demikian juga tokoh-tokoh reformed yang saya kagumi dan dukung pelayanannya, khususnya di Indonesia adalah yang dipimpin oleh Hamba-hamba-Nya seperti Pdt. Dr. Stephen Tong, Pdt. Sucipto Subeno, M. Div, Pdt. Andi Halim, Pdt. Rudie Gunawan dan lain-lain termasuk Ir. Herlianto, M. Div, dan Pdt.Budi Azali, M.Div. Dalam menulis blog ini tak ada tendensi yang negatif, saya mohon tidak ada yang menuduh saya menjual dagangan dengan label reformed atau menuduh saya fanatik dengan teologi reformed atau menuduh saya mengkultuskan (mendewakan) hamba-hamba Tuhan dari Gereja Reformed Injili seperti Pdt. Dr. Stephen Tong (GRII) dan Pdt. Budi Asali, M. Div (GKRI) sebab mereka pun akan menolak diperlakukan demikian. What I hope here is this: semoga semua tulisan tentang teologi dapat menjadi berkat bagi semua orang dan membawa kita kembali kepada ajaran asli Alkitab sehingga pada akhirnya nama Tuhan dipermuliakan di atas segala-galanya (Soli DEO Gloria).
Jadi, sekali lagi saya katakan dengan belajar teologi kita belajar akan Firman Tuhan, Firman Sang Kebenaran. Dan kita tahu bahwa Firman Tuhan adalah pelita, penerang, penolong, sauh, pedoman bagi hidup manusia dan pengisi bagi kekosongan jiwa kita. Ya, Yesus Kristuslah penuntun hidup kita sampai selama-lamanya. Ia adalah sumber sejati Firman itu. Melalui Yesus Kristuslah kita mengenalsiapa Allah yang sejati.

Salam by Des14. GBU all

(*LET'S KEEP ON LEARNING AND BE TEACHABLE ABOUT THE TRUTH*)

__________________

[*LET'S B' HUMBLE, KEEP ON LEARNING
AND BE TEACHABLE ABOUT THE TRUTH*]

DEDE WIJAYA's picture

to Des14

btw Pak Herlianto apa menganut Teologi Reformed/Calvinis? ralat dikit, Ir. Herlianto, M.Th. hari-hari ini banyak pemuja Pak Tong, tidak pusing Teologinya asal manut dan Yes Man, tapi ketika ditanya, pusing kagak tahu. ada Calvinis mengaku Calvinis tapi cuma percaya 2 point TULIP, 4 Point TULIP, 4 1/2 point TULIP diganti jadi T-U-P (Particular Redemption)-I-P, dan ada yg percaya Hanya 1 point TULIP yaitu point P terakhir. John Calvin pemuja berat Agustinus, Pak Tong Pemuja Berat John Calvin, Des14 dan kawan2 Pemuja Berat Pak Tong, wah ketika Agustinus Filsafatnya ngaco dan salah, habislah Teologi Reformed/Calvinis. Point 3 sudah ditolak mentah2. apalagi yg mau dipegang dari TULIP? filsafat Calvinis sangat Logis kalo point 2nya benar. semuanya jadi rantai yg alot dan sirkular/tertutup rapi. Namun kalo satu point saja bisa dibuktikan salah, HANCURLAH Calvinisme. dan ini dibuktikan oleh Laurence M. Vance, Ph.D dalam bukunya setebal 788 halaman THE OTHER SIDE of CALVINISM, juga buku agak bagus berikutnya dari DR. DAVE HUNT WHAT LOVE IS THIS? penulis Indonesia ada 2 setahuku, Dr. Suhento Liauw, Th.D dari www.graphe-ministry.org dan dr Jusuf BS dari Arminian dede wijaya
__________________

dede wijaya

desfortin's picture

@Dedew: Apakah anda benar-benar mengerti Calvinisme atau ……?

Saudara Dede Wijaya, pertama-tama terimakasih atas komentar anda di blog saya ini <walaupun blog ini diposting ulang dan anda kini memulai diskusi baru>. Kemudian saya mohon maaf baru bisa menanggapi tanggapan anda sekarang karena selain ada kesibukan <malam hari biasanya saya punya banyak waktu luang> saya baru saja on line di “pasar klewer” ini <kemaren malam saya sudah baca tanggapan anda ini>, namun tidak terlalu fokus pada komentar anda karena waktu itu saya sedang berusaha memposting ulang blog-blog saya yang terhapus oleh Admin karena “server trouble” tempo hari <sedih juga sih, untung saya masih ada salinan / masternya. Harapan saya ini tidak terulang lagi dan Admin akan memiliki data back up nya setiap hari>. Dan juga karena kemaren malam pada waktu saya mau membalas komentar anda dan sudah menulis beberapa paragraf, tiba-tiba di sini mengalami pemadaman listrik oleh PLN di beberapa wilayah di P. Raya, kota tempat saya tinggal sekarang. So, I thought it would be fine for me to continue and reply it next time when I would be on line.

 

DEDE WIJAYA menulis:

btw Pak Herlianto apa menganut Teologi Reformed/Calvinis?

ralat dikit, Ir. Herlianto, M.Th.

hari-hari ini banyak pemuja Pak Tong, tidak pusing Teologinya asal manut dan Yes Man, tapi ketika ditanya, pusing kagak tahu.

ada Calvinis mengaku Calvinis tapi cuma percaya 2 point TULIP, 4 Point TULIP, 4 1/2 point TULIP diganti jadi T-U-P (Particular Redemption)-I-P, dan ada yg percaya Hanya 1 point TULIP yaitu point P terakhir.

John Calvin pemuja berat Agustinus, Pak Tong Pemuja Berat John Calvin, Des14 dan kawan2 Pemuja Berat Pak Tong, wah ketika Agustinus Filsafatnya ngaco dan salah, habislah Teologi Reformed/Calvinis.

Desfortin menjawab:

 

Tentang Pak Herlianto mohon maaf untuk gelarnya saya salah ketik di atas, saya meralatnya di sini saja ya? Anda betul, yang benar adalah Ir. Herlianto, M. Th (Mohon maaf pak kalau anda kebetulan berkunjung ke “pasar klewer” ini dan membaca tulisan saya ini). Yang saya tahu juga Pak Herlianto adalah Pemimpin Yayasan Bina Awam (YABINA) Bandung <saya termasuk yang mengikuti perkembangannya lewat milisnya di internet http://www.yabina.org> dan beliau juga adalah dosen dalam bidang Sosiologi dan Aliran Kontemporer di Sekolah Tinggi Theologi Bandung. Beliau meraih gelar Insinyur (Ir.) dari Institut Teknologi Bandung (ITB); Bachelor of Theology (B.Th.) dari SAAT (Seminari Alkitab Asia Tenggara), Malang. Pengaruh reformed beliau pelajari di sini, terlihat dari tulisan-tulisannya yang sangat kritis yang dipengaruhi oleh reformed theology <Pak Tong juga mendapat B.Th dari SAAT>, meski SAAT nampaknya sekarang adalah reformed yang tidak reformed lagi, hehe …maaf!!! I just want to say what I know); dan pak Herlianto mendapat gelar Master of Theology (M.Th.) dari Princeton Theological Seminary, U.S.A.
dengan spesialisasi masalah kemasyarakatan dan perbandingan agama.

Saudara Dede Wijaya dan para anti Calvinisme (reformed), apakah anda benar-benar mengerti Calvinisme yang menjadi basis reformed theology di masa kini? Atau termasuk yang bergeser ke Fundamentalisme atau teologi-teologi lain termasuk Anabaptis, Pantekosta dan Kharismatik? Saudara Dede Wijaya, saya tidak tahu pasti dulu posisi anda dimana, tapi yang saya tahu anda sekarang adalah seorang Kristen Fundamentalisme <anda mempublikasikannya begitu rupa di situs-situs di internet, termasuk di SABDaspace ini>. Saya seorang Kristen reformed (bukan seorang calvinis palsu yang hanya percaya sebagian dari 5 poin TULIP itu), meskipun saya tidak mau terlalu membawa label ini dalam penginjilan dan diskusi karena terkadang disalah mengerti oleh mereka yang anti Reformed atau Calvinisme. Karena tanggapan anda ini, membuat saya harus berbicara tentang reformed. Tapi sebenarnya tidak salah juga memakai nama itu karena kita juga perlu jati diri yang jelas sehingga bisa membedakan diri dari aliran-aliran yang lain, agar tidak campur baur, dan saya juga termasuk orang yang tidak bisa berkompromi dengan semua ajaran, apalagi ajaran yang ngawur seperti para penganut teologi kemakmuran yang selalu mementingkan mujizat, kesembuhan, berkat-berkat jasmani, pengalaman-pengalaman roh dsb <namun jangan salah, saya juga bisa bergaul dan menjadi teman siapa saja>. Saya menyebut diri reformed itu bukan satu pergumulan yang mudah, tentunya saya sudah memikirkannya dan siap dikritik oleh mereka yang anti Calvinisme dan saya pun siap memberikan jawaban atau pemahaman saya kepada mereka dan pada gilirannya mengkritisi ajaran mereka <meskipun terkadang sulit diterima oleh mereka juga baik karena kekeh jumekeh, ngotot, gengsi yang tinggi dan tak mau berubah maupun karena konsep yang sudah tertanam dan berkarat di otak mereka alias salah paham oleh guru-guru mereka sehingga sulit dirobah, padahal guru-guru sampai maha guru mereka belum tentu belajar baik-baik tentang Alkitab>, tapi barangsiapa yang sudah dipredestinasikan <istilah guyonan saya> untuk mengerti ajaran yang benar, sehat dan  mendalam serta termasuk ke dalam kaum pilihan, niscaya suatu saat mereka akan diiluminasikan oleh Roh Kudus untuk bisa mengerti kebenaran sejati Alkitab,  dan kembali kepada Tuhan serta melihat keunggulan Teologi Reformed Injili di sepanjang sejarah>. Mereka yang anti Reformed, bagi saya, cenderung memiliki pemahaman Teologi Antroposentris <memang tidak semua juga sih> dan humanis bukan Teologi Teosentris.  Mereka yang anti Calvinis juga cenderung menafsirkan Alkitab secara Eisegesis (Menafsirkan isi Alkitab dengan memasukan / menambahkan unsur pikiran manusia ke dalamnya: ini yang keliru) bukan Eksegese (Menafsirkan isi Alkitab secara kontekstual / isi Alkitab dikeluarkan: Ini yang benar). Sebagai pembanding, dengarkan rekaman jawaban Pdt. Dr. Stephen Tong berikut mengenai konsep antroposentris untuk menjawab salah seorang penanya yang bertanya tentang arti "Allah menyesal". Selamat menyimak!

Apakah artinya saya menjadi reformed? Apakah karena hanya ikut-ikutan? Ataukah memang melalui suatu pertimbangan, prinsip dan analisa tertentu? Tentu saja ada alasan yang kuat sebelum saya memutuskannya. Namun di atas semuanya itu saya percaya Roh Kudus sudah mengiluminasikan kepada saya untuk melihat kebenaran-Nya melalui terang cahaya Firman. Karena itu saya bersyukur kepada Tuhan bisa belajar dan mengenal kebenaran-Nya, secara khusus dengan pendekatan reformed theology, yang membahas kebenaran Alkitab dengan begitu tuntas dan mendalam <para teolog fundamentalis termasuk anda sdr. Dede Wijaya berkata begitu juga, kan? Hehe …. , Mari kita saling belajar, bukan saling menggeser. Reformed dan Fundamentalisme memang berbeda tapi jika dilihat dari beberapa sudut ada persamaan-persamaannya juga. Namun saya yakin reformed theology memiliki keunggulannya tersendiri di dalam dunia teologi>. Di SABDAspace ini seorang blogger terkenal dan memiliki poin tertinggi, yaitu Pak Hai Hai, saya melihatnya bahwa pengaruh reformed juga mempengaruhinya, meskipun Ko Hai Hai enggan dan heran kenapa orang reformed selalu pakai label reformed dan kebetulan dia juga bukan jemaat gereja reformed tapi di GKI <namun semangat reformed nampak dari gaya tulisan dan pemikirannya yang kritis dan mendalam>. Saya memuji anda ko Hai Hai, jangan salah paham ya dengan tulisan saya ini. Dalam hal berapologetika <tulisan anda tentang apologetika luar biasa> saya dan anda tidak bisa dibandingkan. Anda hebat sekali, makanya saya ketika bergabung di “pasar klewer” ini banyak belajar dari anda, saya ingin seperti anda, tapi saya adalah tetap diri saya sendiri yang apa adanya <I like to be who I am> dan tidak bisa menjadi anda dan mungkin tak akan pernah sehebat anda ketika berdiksusi, karena kita diciptakan masing-masing secara unik>. Saya juga bukan jemaat reformed <mungkin karena tidak ada gereja reformed di sini kali ya, hehe …>. Tidak apa-apa, semangat reformed memang seharusnya tidak hanya dimiliki oleh jemaat gereja reformed tapi juga harus dimiliki oleh setiap orang Kristen sejati. Karena reformed berarti Back to the Bible. Setiap orang yang sungguh-sungguh kembali kepada Alkitab dan mempercayai kedaulatan Allah dengan benar <bukan sekedar berkata percaya> serta bertanggung jawab maka pasti memiliki semangat reformed. Reformed juga berarti Sola Scriptura, Sola Gracia, Sola Fide, Solus Christus, and Soli Deo Gloria <teologi teosentris yang benar harus merefleksikan lima prinsip paradigma reformasi dari abad ke 16 itu>.  Apakah reformed saja cukup? Tidak! Reformed harus Injili juga. Jadi seimbangnya adalah Reformed Injili. Maka itu sebabnya di Indonesia ada Gereja Reformed Injili Indonesia <Pdt. Dr. Stephen Tong sebagai pendirinya>. Untuk poin ini, saudara Dede Wijaya, saya sedang menunggu postingan anda tentang Gereja Top Ten di Indonesia di mana anda menempatkan GRII pada urutan ketujuh. Setelah anda menulis itu saya akan perlihatkan pembahasan anda ke rekan-rekan di gereja reformed dan GRII di Jakarta atau langsung kepada Stephen Tong supaya ditanggapi juga <Tapi nampaknya saya berkeyakinan pak Tong ga bakal ngurusin postingan anda itu, meskipun ditunjukkin. It’s not too important. But I will try to show it to my friends in reformed churches>).

Marilah kita terus saling belajar dan mengasah serta mengawasi diri kita dan ajaran kita masing-masing supaya para pendengar dan pembaca tidak disesatkan oleh keyakinan kita. Marilah kita mengujinya di bawah terang Firman Tuhan (Alkitab) sebagai satu-satunya standar kebenaran mutlak dari iman Kristen kita. Kalau tidak kita akan bisa diombang-ambingkan oleh angin pengajaran yang simpang siur dan tidak bertanggung jawab, sehingga pemahaman teologi tidak berobah-obah dan bergeser ke sana kemari. Berikut ini saya akan tambahkan pembahasan mengenai “mengapa teologi seseorang bisa berubah / bergeser?”

 

“Watch your life and doctrine closely”

Awasilah dirimu dan awasilah ajaranmu

(Bdk 1 Tim 4:16a)

 

Kenapa ajaran teologi seseorang bisa berubah (drifting)? Pertanyaan ini sebenarnya bukanlah hal yang baru (mungkin terdengar baru di “pasar klewer” ini). Pergeseran teologi seseorang ini tidak tentu atau tidak selalu bergantung pada latar belakang pendidikan teologi orang tersebut. Karena orang yang terdidik sampai bergelar doktor bahkan profesor teologi sekalipun dapat bergeser dalam pengajarannya. Contohnya Clark H. Pinnock, Donald G. Bloesch, Norman Geisler, Ioanes Rahkmat, Dr. Suhento Liauw, D.R.E., Th.D, Jack Deere dan seterusnya. Namun demikian, kita tidak dapat memungkiri bahwa ada juga orang yang berubah dari teologi yang tidak baik (Teologi Liberal) menjadi teologi Ortodoks (Ex. Thomas C. Oden). Namun agaknya orang yang bergeser dari teologi yang baik ke teologi yang ngawur jumlahnya lebih banyak dibandingkan mereka yang berubah ke teologi yang baik dan sehat. Berikut saya akan menyampaikan beberapa jawaban untuk pertanyaan di atas. Jawabannya kira-kira ada 4 “kemungkinan” (mungkin ada jawaban lain), yaitu karena:

1.     Situasi kehidupan (situasi sosial, politik, ekonomi, budaya yg melanda. Ini penyebab mayoritas. Contoh klasik adalah Teologi Pembebasan di Amerika Latin, Teologi Penderitaan Allah di Jepang, Teologi Minjung di Korea Selatan, dan Teologi Injil Sosial di Amerika Serikat oleh Walter Rauschenbusch: Konservatif-Teologi Injil Sosial)

2.     Kebutuhan yang mendesak (sesuatu yang menjadi minat atau hasrat yang kuat baik yang didasarkan atas sesuatu yangg tidak ada atau yang dirasakan kurang. Contohnya adalah alm. John Wimber pendiri Gereja Anggur: Ortodoks-Kharismatik; kemudian Marcus Grodi, Scott Hahn, David Palm, Richard White, Vaughn Treco:Injili-Katolik Roma)

3.     Rasionalisme yang berlebihan (Otak yang diperilah, padahal kemampuan berpikir ada batasnya dan harus disadari. Contohnya adalah B. Spinoza: Calvinis-Panteis; Thomas Hobbes, F. Scleiermacher, David F. Strauss dan Karl Barth yang berubah menjadi skeptist)

4.     Kuasa Kegelapan (Roh jahat atau iblis yang memainkan peranan yang cukup dominan untuk menyesatkan. Ini ada kaitannya dengan multi pengajaran dan doktrin seperti jaman sekarang [maksudnya pengajaran yang berbeda dengan ajaran yang benar dan sehat] yang penampilannya dikemas dalam bentuk, sistematika dan cara yang mirip dengan kebenaran yang sejati, namun sebenarnya tidak, sehingga mereka yang tidak berhati-hati dan tidak berjalan dalam kebenaran bisa tertipu dan terpedaya. Namun, saya yakin seorang KRISTEN REFORMED YANG SEJATI (orang Kristen yang sungguh-sungguh takluk kepada doktrin sejati Alkitab) tidak mudah diombang-ambingkan oleh angin pengajaran dan penafsiran yang simpang siur. Seorang reformed yang benar-benar reformed pasti memiliki kunci yang tersedia dan memadai  untuk membuka dan menyingkapkan mana ajaran yang sejati dan mana yang bukan ).

 

Namun yang perlu diketahui juga kenapa ajaran atau teologi seseorang itu bisa berubah atau bergeser (drifting) kepada ajaran yang meleset adalah terletak pada akar permasalahannya yaitu karena orang cenderung tidak mau atau mulai mengendurnya penghargaan atau penundukan diri terhadap otoritas Firman Tuhan (Alkitab). Sebaiknya kita memperhatikan peringatan Rasul Paulus di Roma 16:17-18 “Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, supaya kamu waspada terhadap mereka, yang bertentangan dengan pengajaran yang telah kamu terima, menimbulkan perpecahan dan godaan. Sebab itu hindarilah mereka! Sebab orang-orang demikian tidak melayani Kristus, Tuhan kita, tetapi melayani perut mereka sendiri. Dan dengan kata-kata mereka yang muluk-muluk dan bahasa mereka yang manis mereka menipu orang-orang yang tulus hatinya”. Untuk mendapat penjelasan yang lebih jauh dan mendalam dari 4 poin yang saya tulis di atas silakan baca INI.

 

DEDE WIJAYA menulis:

…………

…………

Point 3 sudah ditolak mentah2. Apalagi yg mau dipegang dari TULIP? filsafat Calvinis sangat Logis kalo point 2 nya benar. semuanya jadi rantai yg alot dan sirkular/tertutup rapi. Namun kalo satu point saja bisa dibuktikan salah, HANCURLAH Calvinisme.

dan ini dibuktikan oleh Laurence M. Vance, Ph.D dalam bukunya setebal 788 halaman THE OTHER SIDE of CALVINISM, juga buku agak bagus berikutnya dari DR. DAVE HUNT WHAT LOVE IS THIS?

penulis Indonesia ada 2 setahuku, Dr. Suhento Liauw, Th.D dari www.graphe-ministry.org
dan
dr Jusuf BS dari Arminian


……….

Des14 menjawab:

 

Oke saudara Dede Wijaya, nampaknya dari 5 poin TULIP itu anda begitu terhalang untuk mengerti kebenarannya pada poin 2 atau lebih dikenal dengan doktrin predestinasi. Baca link INI. Namun benarkah? Bagaimana dengan poin-poin dan doktrin yang lain? Kalau poin 3 ditolak mentah-mentah, itu karena anda mungkin tidak mengerti esensi doktrin penebusan Kristus. Apa sih penyebabnya, kok begitu sulitnya? Hehe … Memang tidak mudah kalau kita ingin belajar kebenaran dengan ketat dan bertanggung jawab. Sayang anda tidak menguraikan panjang lebar alasan anda menentang poin-poin TULIP itu, namun melalui ruang komentar ini <seharusnya saya bikin blog khusus, mungkin nanti setelah selesai saya susun, blog khususnya akan saya posting sekaligus untuk menanggapi 43 poin kritik anda terhadap hamba Tuhan dan gereja di Indonesia itu> I am going to rebut your argument. Anyway, sebelum saya menjawab lebih jauh untuk memberikan pemahaman saya kepada anda dan seluruh pembaca di SS ini <anda berhak sepakat untuk tidak sepakat, tapi biarlah kebenaran yang saya pahami tentang Alkitab bisa anda ketahui juga, silakan anda membantahnya juga, tetapi tentunya harus kena sasaran dong, bukan meleset, hehe…>, saya akan jawab dengan beberapa pertanyaan untuk poin 2 itu <kok bisa>: Apa arti anugerah? Apa arti Allah berdaulat mutlak? Apakah Allah harus meminta persetujuan manusia atas apa yang akan Dia lakukan pada manusia ciptaan-Nya sendiri? Apa yang bisa diandalkan oleh Tuhan dalam diri manusia? Adakah yang bisa memperkenan Allah dalam diri manusia tanpa anugerah-Nya? Usaha manusia? Jasa manusia? Perbuatan baik? Hehe …Mari kita selidiki Kitab Suci dengan ketat dan tunduk pada otoritasnya (Roma 3:23-31; Roma 6:23).

Orang reformed percaya akan Unconditional Election (Pemilihan yang Tidak Bersyarat): Allah memilih manusia sebelum dunia dijadikan tanpa melihat jasa baik atau iman seseorang terlebih dahulu seperti yang dipercayai oleh teologia Arminian yang mengajarkan bahwa Allah memilih manusia setelah Ia melihat bahwa orang-orang tertentu dapat beriman kepada-Nya (foreknowledge of God). Allah memilih manusia mutlak atas kerelaan kehendak dan kasih-Nya (Efesus 1:3-5). Allah melakukan ini semata-mata karena anugerah dan kehendak-Nya yang berdaulat, manusia hanya perlu bersyukur atas anugerah-Nya itu.

Anda tidak perlu terlalu mempertanyakan apakah Augustinus, Calvin, Stephen Tong dkk  benar atau salah. Kalau kita selalu bertanya seperti itu, jangan-jangan kita juga mempertanyakan ajaran Paulus dan rasul-rasul yang lain sampai kepada Yesus Kristus, maka hancurlah seluruh kekristenan. Wah, berani sekali. Tanyakan saja apakah ajaran Laurence M. Vance, Ph.D (Libertarian) DR. DAVE HUNT (Arminian???),  Dr. Suhento Liauw, Th.D <Anabaptis> dan dr Jusuf BS <Arminian> itu Alkitabiah? Apakah mereka benar-benar faham dengan Calvinisme atau hanya menyerang semata. Kami Silakan uji teologi reformed. Seperti HUNT waktu dia membahas Calvinisme di dalam bukunya What Love is This? Calvinism's Misrepresentation of God itu yang diterbitkan oleh Multnomah Publishing tahun 2002 and direvisi tahun 2004, menjadi salah satu buku atau karya yang kontroversial. Karena kontroversi itu khususnya yang berkaitan dengan sumber seperti Charles Spurgeon, maka Multnomah Publishing memilih untuk tidak mencetak edisi keduanya. Dan terakhir HUNT menjadikan bukunya itu sebagai self-published . Para Calvinist termasuk James White melihat bahwa HUNT menginterpretasikan ajaran Calvinis dengan keliru karena pengetahuannya yang kurang memadai tentang teologi reformed atau bahasa asli Alkitab, sehingga dia tidak bisa memberikan evaluasi dan interpretasi yang akurat terhadap Calvinisme. Namun para pendukungnya <mungkin termasuk sdr. Dedew, Dr. Suhento dkk> terus menuduh dan menghina para Calvinist. Sampai sekarang memang belum ada titik temu. Biarlah masing-masing kita mengoreksi diri, dimanakah kesalahan kita.

Augustinus memang punya latar belakang hidup yang suram <baca  INI> tetapi akhirnya ketika dia bertobat, dia menjadi orang yang luar biasa dan dipulihkan Tuhan untuk mengerti ajaran yang benar <Doktrin pemilihan diajarkan oleh Alkitab dan Paulus dan rasul-rasul yang lain sampai Augustinus, Martin Luther sampai memuncak pengertiannya pada Yohanes Calvin yang disusul oleh pengurai-pengurai berikutnya sampai kepada Pdt. Dr. Stephen Tong dkk di Indonesia>. Tentunya kami yang mengikuti ajaran mereka, bukanlah orang yang hanya “manut” atau “Yes Man” saja seperti yang anda bilang itu, bro. Kalau ajaran mereka tidak sesuai atau menyimpang dari Alkitab tentunya kami semua dan saya secara pribadi sudah lama meninggalkan ajaran itu, namun karena kami yakin akan kekokohan teologi reformed yang diajarkan mereka dimana John Calvin telah membawanya kepada pengertian yang begitu tajam akan Alkitab disusul oleh pengurai-pengurainya di masa kini, Spurgeon, Bavink dkk, khususnya yang dibawa oleh Pdt. Dr. Stephen Tong <seorang reformed sejati, dan bagi saya beliau adalah seperti Paulus kedua dan Renaisance Man di jaman ini.  Salah satu Renaissance Men di abad ke 16 adalah Leonardo Da Vinci [orang yang menjelajah ke segala bidang dan menguasainya dengan begitu mahir, hampir tidak ada orang yang menyamainya>, yang menjadikan Alkitab sebagai standar tertinggi <Sola Scriptura>, di sepanjang sejarah dan yang sangat berpengaruh di berbagai sendi kehidupan dengan Mandat Budaya-nya <Cultural Mandate>  maka kami tetap memegangnya. Bukan teolog atau gerejanya yang kami sembah, tapi Tuhanlah yang kami percaya dan imani di atas semuanya itu sebagai Allah yang berdaulut mutlak atas seluruh ciptaan-Nya.

Memang banyak buku yang menentang Calvinisme, saya pun dulu termasuk yang alergi <walaupun saya bukan seorang penulis buku>. Dan Dr. Suhento <mungkin dia seorang anabaptis> juga pernah menulis kritikannya terhadap Calvinisme (ada sekitar 9 poin), tapi bagi saya apa yang ditulisnya itu merupakan suatu fitnahan yang “liar” terhadap Calvinisme <makanya belajar banyak dan pada sumber yang tepat dong, jangan sepihak saja, pelajarilah kebenaran secara komprehensif> dan tulisannya itu sudah dibantah di SINI, namun kalau mau lengkap membaca ke Sembilan bantahannya sekaligus supaya belajar teologi reformed <tidak fanatik sempit dengan ajaran anda> silakan baca di SINI <silakan baca sendiri untuk mengetahui apakah Pak Suhento yang mengaku doktor itu benar-benar mengerti ajaran Calvin yang menjadi basis reformed saat ini>.

Lima poin TULIP itu termasuk ke dalam pembahasan SOTERIOLOGI (Doktrin Keselamatan) atau ORDO SALUTIS (Urutan Keselamatan). Boleh diklik link INI. dan di SINI. Untuk pembahasan Ordo Salutis, Pdt. Rudie Gunawan, S. Th sudah membahasnya di kelas STRIJ di kota saya pada tanggal 5-6 Januari 2009 yang lalu. Memang pembahasan tentang Soteriologi kalau tidak sungguh-sungguh belajar, maka kita akan terjebak kepada Arminianisme <yang nampaknya lebih mudah diterima>. Pdt. Dr. Stephen Tong pernah berdebat hampir sekitar 17 jam untuk menjelaskan SOTERIOLOGI kepada murid-murid yang diajarinya di kelas dan pada akhirnya setelah pembahasan yang alot dan tidak singkat itu, mereka bisa mengerti dan setuju dengan konsep keselamatan ala reformed <Calvinisme> yang isinya begitu kaya dan melimpah. INI adalah bagian dari rekamannya. Silakan dengar!

Tentang Poin ke 5 dari TULIP Perseverance of the Saints (Ketekunan Orang-orang Kudus): Allah yang telah menyelamatkan umat pilihan-Nya, Ia juga lah yang memelihara mereka sampai pada akhirnya, sehingga mereka tidak mungkin binasa selama-lamanya (Yohanes 6:39-40, 44; 10:27-29; Roma 8:31-35)., saya akan berikan ayat-ayat pendukungnya di sini <selebihnya baca di link bantahan terhadap fitnahan Dr. Suhento tentang Calvinisme di atas> karena ini bukan blog pembahasan predestinasi <namun karena Dede bertanya maka saya sertakan tanggapan sedikit>.

(Roma 8: 29, 30) Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.

(Filipi 1:6) Keselamatan adalah suatu proses yang dimulai oleh Allah dan diakhiri oleh Allah juga dan Allah berjanji bahwa proses itu pasti berakhir dan tidak berhenti di tengah jalan.

(Yohanes 10: 28) Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.

(Roma 8: 38, 39) Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

(Amsal 16:9) Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya.

(Yeremia 10:23) Aku tahu, ya TUHAN, bahwa manusia tidak berkuasa untuk menentukan jalannya, dan orang yang berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya

(Roma 7: 18-24) Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik. Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat. Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku. Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku. Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah, tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku. Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?

(Yehezkiel 36:26) Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.

(Amsal 24:16) Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana.

(Mazmur 37:24) Apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya.

(I Kor. 10:13) Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.

(Roma 8:28-30) Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

(I Yoh. 2:19) Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita.

(Yohanes 13:18) Bukan tentang kamu semua Aku berkata. Aku tahu, siapa yang telah Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini: Orang yang makan roti-Ku, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku.

(Yohanes 17: 12) Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorangpun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci.

(Matius 24:22-24) Dan sekiranya waktunya tidak dipersingkat, maka dari segala yang hidup tidak akan ada yang selamat; akan tetapi oleh karena orang-orang pilihan waktu itu akan dipersingkat. Pada waktu itu jika orang berkata kepada kamu: Lihat, Mesias ada di sini, atau Mesias ada di sana, jangan kamu percaya. Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.

a.     Silakan baca 2 Tes 2: 3 dimana Rasul Paulus memperingatkan kepada jemaat di Tesalonika supaya jangan disesatkan, karena akan banyak pemurtadan (penolakan terhadap agama). Tetapi, dalam ayat 13, dan 14 Rasul Paulus mengucap syukur kepada Allah karena sebagai umat pilihan Allah mereka akan tetap selamat dan memperoleh kemuliaan Kristus, sehingga pada ayat 15, Rasul Paulus meminta mereka untuk tetap berdiri teguh dan berpegang pada ajaran yang benar. Jadi, jelas bahwa adanya peringatan “jangan disesatkan” dan “banyak pemurtadan” tidak menunjukkan adanya indikasi bahwa jemaat di Tesalonika akan dapat tersesat dan murtad, tetapi sebaliknya mereka tetap aman dalam proses keselamatannya.

b.    Baca juga Ibrani 3:12 Penulis kitab ini memperingatkan supaya orang Ibrani jangan ada yang murtad. Pada ayat-ayat berikutnya dinyatakan bahaya-bahaya dari murtad yang sampai puncaknya pada Ibrani 6: 4-7. Penulis kitab Ibrani memperingatkan “jangan murtad” kepada orang Ibrani bukan karena mereka bisa murtad, tetapi UNTUK MENEGUHKAN PENGHARAPAN MEREKA AKAN KESELAMATAN YANG SUDAH PASTI, DAN SUPAYA IMAN MEREKA TERUS BERTUMBUH.

c.      Kemudian baca lagi Ibrani 4: 9-12 Tetapi, hai saudara-saudaraku yang kekasih, sekalipun kami berkata demikian tentang kamu, kami yakin, bahwa kamu memiliki sesuatu yang lebih baik, yang mengandung keselamatan. Sebab Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan kasihmu yang kamu tunjukkan terhadap nama-Nya oleh pelayanan kamu kepada orang-orang kudus, yang masih kamu lakukan sampai sekarang. Tetapi kami ingin, supaya kamu masing-masing menunjukkan kesungguhan yang sama untuk menjadikan pengharapanmu suatu milik yang pasti, sampai pada akhirnya, agar kamu jangan menjadi lamban, tetapi menjadi penurut-penurut mereka yang oleh iman dan kesabaran mendapat bagian dalam apa yang dijanjikan Allah.

d.    Terus baca juga Ibrani 10: 26, 35, 38

Para penentang kepastian keselamatan <whoever you are termasuk Dr. Suhento> begitu yakin dengan adanya ayat-ayat di atas, orang Kristen benar-benar dapat murtad, melepaskan kepercayaanya, dan membatalkan penanggungan dosanya, sehingga mereka wanti-wanti agar jemaatnya tidak melakukan hal seperti itu.

Sekali lagi, kalau para penentang kepastian keselamatan <once saved, saved forever> memang ada potensi seperti itu, berarti mereka mungkin bukan orang Kristen sejati. Mereka bukan seperti orang Ibrani yang menerima surat itu yang oleh penulis surat Ibrani dinyatakan, “Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup (Ibrani 10: 39)

Perhatikan baik-baik ayat yang digaristebali dan digarisbawahi di atas! Apakah maksudnya? Firman Tuhan ini menegaskan bahwa adanya peringatan jangan murtad, mengundurkan diri, tidak percaya dan sebagainya, bukan dimaksudkan karena kita ada potensi melakukan seperti itu, tetapi untuk meneguhkan kita bahwa kita sudah ada pada posisi yang benar. Dengan mengingatkan bahwa orang-orang yang tidak berada pada posisi seperti kita akan binasa, maka penulis Ibrani bermaksud supaya kita lebih banyak mengucap syukur pada Tuhan, semakin mengasihi Tuhan, dan semakin memperkuat iman.
Jadi, dalam kaitannya dengan keselamatan, jikalau Tuhan menentukan siapa yang akan diselamatkan, tidakkah itu akan mengurangi kebebasan kita untuk memilih dan percaya kepada Kristus? Jawabnya adalah Alkitab mengatakan bahwa kita memiliki kehendak bebas untuk memilih – yang kita perlu lakukan hanyalah percaya kepada Yesus Kristus dan kita akan diselamatkan (Yohanes 3:16; Roma 10:9-10). Alkitab tidak pernah menggambarkan Tuhan menolak siapapun yang percaya kepadaNya atau mengusir orang yang mencari Dia (Ulangan 4:29). Entah bagaimana persisnya, dalam rahasia Tuhan, predestinasi sejalan dengan orang ditarik kepada Tuhan (Yohanes 6:44) dan percaya untuk diselamatkan (Roma 1:16). Tuhan mempredestinasikan siapa yang akan diselamatkan, dan kita mesti memilih Tuhan untuk diselamatkan. Kedua fakta ini adalah sama benarnya. Roma 11:33 menyatakan, “O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!” karena itu,Siapakah kamu, hai manusia, maka kamu membantah Allah?” (Roma 9:20). Benarlah perkataan Augustinus, bahwa mereka yang mengukur keadilan Allah menurut ukuran keadilan manusia, membalikkan norma.

Agar tidak mudah memfitnah, silakan baca konsep keselamatan berikut INI <silakan juga dikopi, tidak ada yang melarang, supaya bisa dibaca di rumah dengan leluasa>


Berikut ini <dengan mengutip sumber dari buku “The Readable TULIP” dan situs reformed [Why we are reformed? and What if we reject reformed faith?]  yang ditulis oleh Cheah Fook Meng> saya ingin menyampaikan kepada anda mengapa kami menjadi seorang Kristen reformed bukan fundamentalisme-dispensasionalisme atau kharismatik atau pantekosta atau yang lainnya. Terus terang Gereja dan teologi Reformed memang tidak populer bagi mayoritas. Gereja-gereja kontemporer dengan musik pop dan nada musik yang keras serta panggung/mimbar yang ditata dengan apik, lebih populer. Gereja-gereja yang sangat menekankan pemuridan (baca: sel group), sedang digemari pada era milenium ini. Gereja-gereja yang memfokuskan diri pada kebutuhan manusia juga memiliki banyak jemaat <teologi sukses>. Namun, posisi gereja Reformed tidak terlalu baik dalam popularitas Kekristenan <mungkin itu sebabnya Dede Wijaya menempatkan GRII pada urutan ke 7 dalam blognya yang berjudul “Gereja Top Ten di Indonesia”>. Namun meski kurang populer, kami tetap ingin menjadi Kristen Reformed. Mengapa? Ada kira-kira 6 poin jawabannya, yaitu:

1.     Menjadi jemaat Reformed bukanlah pilihan, namun pendirian. Menjadi jemaat Reformed berarti menjadi Alkitabiah. Semua doktrin iman Reformed – predestinasi, kerusakan moral total, penebusan dosa yang absolut, anugerah yang luar biasa, dan ketekunan orang percaya – merupakan kebenaran yang ada dalam Injil. Meskipun istilah-istilah yang kami gunakan untuk menyimpulkan iman Reformed, tercipta dari panasnya debat teologi, namun kebenarannya berakar dalam pada pengajaran Alkitab. Seperti yang dikatakan sang pengkhotbah, Charles Spurgeon, “menjadi Calvinis berarti menjadi Alkitabiah.”

2.     Menjadi Reformed berarti menjadi apostolik. Kami tidak percaya pada rangkaian apostolik seperti agama Katolik Roma memercayainya. Mereka percaya pada rangkaian jasa para santo. Namun, kami percaya pada rangkaian doktrin orang kudus. Iman Reformed bukanlah suatu ajaran baru. Iman Reformed muncul pada era Reformasi abad ke-16. Meskipun namanya diambil dari kata Reformasi, doktrin iman Reformed diajarkan oleh Augustinus bahkan sebelum Martin Luther melontarkan 95 tesisnya. Iman Reformed dan penekanannya pada kedaulatan anugerah Allah, bersumber pada wahyu Injil.

3.     Iman Reformed memuliakan Allah. Gereja superbesar (megachurch) pada zaman sekarang menyembah Allah dengan musik kontemporer dan aksi panggung yang terus berkembang. Gereja Reformed memuliakan Allah dengan pengagungannya yang dalam pada kedaulatan dan kekudusan Allah. Allah berdaulat atas karya penciptaan dan pemeliharaan. Kedaulatan Allah adalah sebuah kebenaran yang sangat diakui oleh iman Reformed. Namun iman Reformed mengatakan lebih dari itu. Karena saat kami mengakui bahwa Allah berdaulat atas karya penebusan, kami mengatakan bahwa keselamatan adalah murni karena anugerah. Kami tidak mulai bertobat dengan sendirinya. Allah mengubahkan kami oleh anugerah-Nya. Dengan kuasa-Nya, Ia membuat kami berkehendak untuk berubah. Respons iman adalah sebuah anugerah yang Allah kerjakan dalam hati orang-orang pilihan-Nya. Hal ini bertentangan dengan teologi populer. Dalam banyak presentasi Injil, karya keselamatan dinyatakan sebagai sebuah kerja sama. Allah mengerjakan 50% dalam anugerah-Nya dan menunggu tak berdaya untuk manusia mengerjakan 50% sisanya dalam kehendak bebasnya. Charles Spurgeon pernah mengatakan bahwa jika ada satu persen kehendak manusia dalam selubung kebenaran-Nya, ia akan selamanya tersesat.

4.     Iman Reformed memberikan jaminan sejati bagi gereja dan jemaatnya dalam masa pencobaan dan krisis. Iman reformed bukanlah sebuah doktrin teoritis alternatif. Iman Reformed merupakan teologi dengan kebenaran yang secara praktis sangat berkuasa. Saat seorang anak Allah mengalami pencobaan hebat, ia memandang pada kasih pemeliharaan Allah dan mengakui bahwa Allah berkuasa atas segalanya. Ia mengakui bahwa Allah berkuasa memberikan kelepasan. Lebih daripada mengharapkan datangnya kelepasan, orang itu akan berpegang pada imannya yang percaya bahwa Allah sanggup membawa kebaikan bahkan, dalam situasi yang paling buruk sekalipun. Orang yang benar-benar Reformed tidak pernah putus asa. Bandingkan iman sederhana ini dengan pengakuan arogan beberapa pendoa kesembuhan. Mereka mengatakan kepada kita bahwa Allah ingin menyembuhkan penyakit kita. Dan saat kesembuhan tidak terjadi, kesalahan ditimpakan kepada orang percaya dengan alasan bahwa ia tidak cukup beriman untuk dapat sembuh <Ko Hai Hai menyebutnya pengkhotbah Tepu-Tepu, haha …>. Namun, orang Kristen Reformed lebih dewasa dalam pandangannya. Pertama-tama, ia menginginkan kesembuhan jiwa. Saat ia memohon kesembuhan fisik, ia tahu bahwa Allah mungkin akan mengabulkannya, tetapi mungkin juga tidak, sesuai dengan kedaulatan tujuan-Nya. Dan saat kesembuhan tidak juga datang, itu bukan karena ia kurang beriman, namun karena Allah ingin ia percaya bahwa Ia sanggup memberikan kebaikan, bahkan dalam hal buruk sekalipun. Orang Kristen Reformed mensyukuri kekayaan dan kebahagiaan, tapi juga dalam penderitaan. Ia tahu bahwa Allah berkuasa atas dua hal ekstrim yang ada dalam kehidupan itu.

5.     Iman Reformed selalu memperbaiki. Iman Reformed tidak pernah mandek stagnan). Meski mengakui iman yang sudah kuno, namun iman ini selalu bekerja keras memahami lebih banyak kebenaran-Nya dari firman Tuhan. Kita tidak akan pernah dapat memahami segalanya tentang Allah. Meski Allah dapat dikenali, Ia juga tidak terpahami. Pengetahuan kita akan Allah akan semakin dalam, khususnya pada saat-saat Ia menguji kita dengan kesulitan-kesulitan. Dari ujian-ujian itulah kami biasanya melihat lebih banyak keindahan dan kemuliaan-Nya. Iman Reformed tidak berkembang dari perenungan di tempat tinggi dengan suasana yang tenang. Kebenaran iman Reformed diformulasi saat ada pertumpahan darah, ancaman, dan kontroversi. Kebenaran-kebenaran itu dikembangkan untuk memenuhi perjuangan umat Allah sehari-hari. Katekisme Heidelberg, yang jelas merupakan iman Reformed paling disukai, diawali dengan pertanyaan yang benar-benar praktis dalam instruksinya, “Apa yang menjadi satu-satunya penghiburan bagi Anda dalam kehidupan dan kematian?”

6.      Yang terakhir namun tak kalah pentingnya, iman Reformed selalu konsisten. Dispensasionalisme memiliki banyak variasi. Karismatisme memiliki banyak jemaat. Arminianisme mengubah Allah dan membuatnya makin terbuka dan mudah dikecam. Namun, iman Reformed konsisten dalam pengakuannya atas anugerah kedaulatan Allah. Apa yang diakui iman Reformed kini sama dengan yang diakui pada generasi yang akan datang. Setiap generasi mungkin memperluasnya. Namun presuposisi dan prinsip dasarnya tetap sama – Allahlah yang berkuasa. Dan karena kekonsistenannya ini, hanya iman Reformedlah yang dapat membawa gereja melalui masa depan yang terus berubah. Kebenaran-Nya tidak pernah berubah. Allah berkuasa kemarin. Ia berkuasa sekarang ini. Dan Ia berkuasa selamanya.

Bagaimana jadinya jika kita menolak iman reformed? Menyepelekan Allah adalah Konsekuensi dari Menolak Iman Reformed.

Silakan klik di SINI untuk membaca jawaban lengkapnya.

Menyepelekan Allah sama dengan menyingkirkan Allah dari Kekristenan historis. Pernyataan “Aku percaya padamu” bukanlah pernyataan yang netral dan tak berbahaya. Pernyataan itu adalah perusakan teisme dan humanisme. Pernyataan itu merupakan sebuah paduan yang jelas anti alkitabiah. Pernyataan itu lebih buruk daripada Arminianisme yang membawa masalah bagi gereja pada era Reformasi. Arminianisme bersifat sinergis. Paham ini mengatakan bahwa Allah membutuhkan kerja sama manusia. Namun pernyataan “Aku percaya padamu” nampak seperti sinkretisme, yang membawa suara humanistis yang halus namun tegas. Manusia memiliki masa depan yang dapat ia atur sendiri. Manusia dapat melakukan apa pun menurut kehendaknya untuk menyenangkan Allah. Dan saat manusia itu berhasil, Allah bertepuk tangan untuknya dan berkata, “Benar kan, kamu pasti bisa melakukannya. Aku selalu percaya padamu.” Pernyataan ini menempatkan Allah dan manusia pada derajat yang sama.
Allah yang dipromosikan dalam iklan-iklan itu bukanlah Allah yang ada di dalam Injil. Saya yakin gereja-gereja yang mendukung slogan ini tidak bermaksud untuk merendahkan dan menyingkirkan Allah dari Kekristenan historis. Namun pernyataan itu jelas membuktikannya. Hal ini membawa kita kepada pertanyaan yang perlu diselidiki:
"Sudahkah kita menjadi sedemikian acuh secara teologis sampai-sampai kita tidak lagi mampu membedakan dasar Kekristenan dari humanisme dan ketidakpercayaan?"
Memasang tulisan-tulisan seperti itu di dalam dan di luar gereja tidak akan membuat Kekristenan menjadi keren dan relevan. Pernyataan itu hanya menunjukkan seberapa jauh komunitas Kristen secara teologis sudah sangat tersesat. Fakta banyaknya gereja terkemuka memasang spanduk seperti itu telah mencerminkan tidak adanya kepemimpinan teologis dalam komunitas Kristen lokal. Warisan Protestan di Singapura telah kalah oleh roh zaman ini. Allah Alkitabiah tidak ada lagi dalam spanduk-spanduknya. Segera, Ia akan hilang dari aula suci kita ... kecuali kita kembali kepada kesehatan rohani Alkitabiah dan mulai menghormati Allah serta menyadari kemuliaan-Nya.


Demikian penjelasan saya. Saya pikir tanggapan saya sudah terlalu panjang lebar dan selanjutnya saya serahkan kepada para pembaca semua dan Roh Kudus tentunya yang menyelidiki hati setiap orang.

 

 

Thanx for reading guys

And SALAM

Tuhan memberkati anda semua

By Desfortin

 

[LET'S B' HUMBLE, KEEP ON LEARNING AND BE TEACHABLE ABOUT THE TRUTH*]

__________________

[*LET'S B' HUMBLE, KEEP ON LEARNING
AND BE TEACHABLE ABOUT THE TRUTH*]