Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Sepuluh Perintah Allah (The Ten Commandments)

Puput Manis's picture


Sepuluh Perintah Allah (The Ten Commandments)


Dalam Kitab Taurat (Keluaran 20:1-17 dan Ulangan 5:4-22) tertulis 10 Perintah Allah (The Ten Commandments). Kesepuluh Perintah Allah ini tertulis pada dua loh batu yang dibawa nabi Musa ketika turun dari gunung Sinai. Sepuluh Hukum Allah ini disadari atau tidak disadari berlaku bagi semua manusia apa pun agamanya. Dalam Roma 2:12-16 disebutkan bahwa Tuhan sudah menuliskan Sepuluh Perintah-Nya ini (Hukum Taurat) dalam hati sanubari setiap manusia.


Lalu Allah mengucapkan segala firman ini: "Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.



1. Jangan ada padamu allah (ilah) lain di hadapan-Ku.
2. a. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit di atas,

atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi.
b. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN,
Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada
anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang
membenci Aku, tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu
mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.


3. Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.


4. Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.


5. Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.


6. Jangan membunuh.
7. Jangan berzinah.
8. Jangan mencuri.
9. Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.
10. Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apa pun yang dipunyai sesamamu."



Supaya selamat kita harus melakukan semua perintah Allah di atas, namun karena Tuhan tahu bahwa kita tak akan mampu melakukannya dengan kekuatan kita sendiri, maka Yesus Kristus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib (Filipi 2:6-8), untuk memenuhi tuntutan keadilan Allah seperti yang tertulis di Sepuluh Perintah Allah. Dalam Kitab Injil disaksikan bagaimana Yesus datang menggenapi semua yang dilambangkan dalam Kitab Taurat. Dialah Anak Domba Allah yang sesungguhnya, yang mencurahkan darah-Nya di kayu salib bagi pengudusan semua manusia yang mau percaya dan menerima-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat. Dengan demikian setiap orang yang menerima Yesus menjadi Tuhan dan Juruselamatnya, hutang dosa-dosanya sudah dibayar lunas oleh pengorbanan Yesus.



Dalam Kitab Injil Kesepuluh Perintah Allah juga diringkas oleh Yesus menjadi dua perintah utama bagi kita :


Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." (Matius 22:37-40)


Perintah pertama sampai dengan keempat menjadi Hukum Kasih kepada Allah. (Jangan ada ilah lain, jangan membuat patung berhala dan menyembahnya, jangan sebut nama Allah dengan sembarangan, serta kuduskan dan hormati hari Sabat).


Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. (Ulangan 6:4-5)


Perintah ke 5 sampai dengan ke 10 menjadi Hukum Kasih kepada sesama manusia. (Hormati orangtua, jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan berdusta, dan jangan mengingini milik sesama).


Karena firman: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan firman lain mana pun juga, sudah tersimpul dalam firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri! Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat (Roma 13:9-10)


Dalam Kitab Injil, Tuhan Yesus menyempurnakan hukum kasih ini. Kita tidak lagi mengasihi sesama manusia seperti kita mengasihi diri kita sendiri. Bahkan lebih agung dari itu, Tuhan Yesus memerintahkan agar kita mengasihi sesama manusia seperti Tuhan sudah mengasihi kita. Yesus rela mati bagi kita di saat kita masih berdosa ((Roma 5:8). Kita juga harus rela berkorban bagi sesama walaupun mereka menyakiti hati kita.


Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. (Yohanes 13:34)


Nah, kini kita mentaati Sepuluh Perintah Allah bukan lagi agar kita diselamatkan, namun untuk mengungkapkan rasa syukur kita, dan untuk menyenangkan Tuhan yang sudah lebih dulu menyatakan kasih-Nya dengan berkorban bagi kita. Kita melakukan hukum Taurat tidak lagi secara legalistik, namun yang harus diwujud-nyatakan adalah kasihnya.

Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih! (I Korintus 16:14)

 

 


Kasih yang dapat dirasakan oleh hati,

Kasih yang dapat dilihat oleh orang buta,

Dan kasih yang dapat didengar oleh orang tuli.

 

__________________

Salam Hangat Dalam Kasih-Nya,

Roelis's picture

Syaloom puput

Syaloom puput manis.. Tulisan anda.... >>"Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan >>segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, >>yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua >>hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." (Matius 22:37-40) .... hukum yang PERTAMA adalah YANG TERUTAMA disini dapat diartikan bahwa hukum pertama LEBIH TINGGI dari hukum kedua. Kemudian pada tulisan anda.... >>Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti >>Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. (Yohanes 13:34) ..... Disini Tuhan mengajarkan supaya kita berbuat sama, seperti Dia mengasihi kita melalui perbuatan bukan MAKNA KASIH tersebut. Sebagai contoh: kita mengasihi Tuhan karena itu kita menyembah Dia, jadi kalau kita mengasihi sesama manusia ukan berarti kita MENYEMBAH manusia. Jadi jelas beda kasih kita kepada Tuhan dibanding dengan sesama. >>Kita tidak lagi mengasihi sesama manusia seperti kita mengasihi diri kita sendiri. Bahkan >>lebih agung dari itu,dst ..... Jadi kesimpulannya kasih kita kepada Tuhan tetap berbeda MAKNANYA dengan kasih kepada sesama.. Tuhan menberkati
Roelis's picture

Puput yang manis, sy mau

Puput yang manis, sy mau nambahin sedikit lagi, soalnya tadi buru buru.. Dalam Matius 10:37 "Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku". Jelas dikatakan bahwa kasih kita kepada Tuhan harus berbeda dengan kasih kita kepada sesama. Tuhan memberkati
Puput Manis's picture

Roelis, Bedanya Di Mana?

Hai Roelis,

Terima kasih untuk tambahan dari Anda. Saya kira udah jelas kalau kasih kita kepada Tuhan Allah yang Esa itu harus sepenuh hati, sepenuh, jiwa, sepenuh akal budi, dan sepenuh kekuatan, dan harus lebih mengutamakan Tuhan dalam segala hal dari pada manusia, apalagi hal lain. Kalau tidak, berarti kita udah melanggar hukum yang pertama : "Jangan ada ilah lain di hadapan-Ku".

Tapi kalau tidak keberatan, saya ingin Anda menjelaskan lagi apa bedanya antara kasih kepada Tuhan dan kasih kepada manusia menurut Anda.


Salam Hangat Dalam Kasih-Nya,

__________________

Salam Hangat Dalam Kasih-Nya,

esti's picture

Hukum kasih . . . mbak Puput"

Dear mb Puput yang imut2,

Ngomong2 mengenai kasih, jadi teringat kotbah hari minggu kemarin, yang diambil dari kitab 1 Yoh. 3:11-18 dengan perikop "Kasih terhadap saudara sebagai tanda hidup baru". Meskipun kotbahnya bagus tetapi :

Saya pengin berbagi dari nats ; ayat 16 "Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawaNya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita"

Mbak Puput ayat ini benar-benar sangat dalam maknanya, bahkan amat sangat berat untuk dilaksanakan. Tetapi penulis kitab ini memberi penekanan pada kata "wajib", artinya suatu keharusan, yang mau tidak mau sebagai pengikut Kristus harus melakukan.

Jangankan menyerahkan nyawa, terkadang mendengarkan keluhan sesama kita saja kita tidak punya waktu. Ternyata tidak mudah ya? tetapi bukan suatu hal yang tidak mungkin. Ini hanya bisa dilakukan dengan penuh kesungguhan dan konsentrasi yang fokus . . "core centries" dengan mengandalkan kuasa Roh Kudus" tentu saja melalui tahapan2 yang paling sederhana yang bisa kita lakukan.

Misalnya mau menyediakan waktu untuk mendengar keluhan, mau berbagi tanpa pamrih(pujian, timbal balik), berbagi apa saja: ilmu, pengalaman, perilaku yang baik, berkat jasmani dan rohani, dll. Terus .. . . . tambahin dong  . . . .

Kalau semua usaha yang kita lakukan itu tidak mencapai kesempurnaan, disitulah kuasa Tuhan Yesus menghapus segala kekurangan kita,  menyempurnakan. Makanya p Hai-hai sering menulis bahwa keselamatan itu 100% anugerah dan 0 % usaha manusia.

Artinya kita memang harus berusaha se max kemampuan kita dengan tuntunan kuasa Roh Kudus Nya untuk meneladani karakter Tuhan Yesus, tetapi sebagai manusia yang terbatas kemampuannya, kita sering kali jatuh bangun untuk menuju ke sana. Makanya Tuhan Yesus datang untuk menjadi korban penebusan bagi kesalahan, kekurangan, kelemahan  kita dihadapan Allah.

Bukan diambil enaknya saja percaya Tuhan Yesus pasti masuk Surga,

Tuhan Yesus sendiri mengatakan dalam Matius 7:21 ->"bukan setiap orang yang berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan  akan  masuk kedalam kerajaan Surga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapaku yang di sorga"

Kata Calvin : orang suci itu bukan orang yang tidak berdosa, tetapi orang yang mempunyai kepekaan yang tinggi untuk tidak berbuat dosa.

Sedikit nimbrung ya mb Puput, tulisannya sangat bermanfaat buat kita semua untuk lebih mawas diri.

 

Salam buat semua.  

Puput Manis's picture

Oma, Terima Kasih Untuk Melengkapi

Dear Oma yang awet muda,

Terima kasih sudah melengkapi tulisan saya di atas. Wah, mata saya juga baru terbuka, ternyata dalam 1 Yohanes 3:16 malah ada kata-kata "wajib". Seperti Kristus, kita pun wajib menyerahkan nyawa kita buat saudara-saudara kita. Jadi pengikut Kristus itu ternyata beraat juga ya?

Sekali lagi 'makasih ya, Oma..

Salam Hangat Dalam Kasih-Nya,

__________________

Salam Hangat Dalam Kasih-Nya,

Debu tanah's picture

Kasih kepada Allah vs kasih kepada manusia

Salam Puput, Boleh ikut komen ya Put. Karena Roelis blm jawab2 tuh.. Matius 22:37-38 Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Matius 22:39 Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Dari ayat diatas jelas sekali: 1. Mengasihi Allah: dengan segenap hati, segenap jiwa & segenap akal budi 2. Mengasihi Manusia: seperti dirimu sendiri Saya setuju dengan Roelis, bahwa hukum yang pertama lebih tinggi daripada yang ke dua. Kesimpulannya kita harus mengasihi Allah LEBIH daripada mengasihi manusia, bahkan lebih dari apapun juga! Namun coba perhatikan BILA kita mengasihi Allah dengan segenap hati, dengan segenap jiwa & dengan segenap akal budi maka kita pasti akan LEBIH mengasihi manusia DIBANDINGKAN bila kita tidak mengasihi Allah! Mengapa demikian? Karena Allah adalah KASIH, Allah adalah sumber KASIH! Kemudian kenapa mengasihi manusia DIHUBUNGKAN dengan mengasihi diri sendiri? Coba perhatikan juga kenapa ada orang yang jahat yang tidak bisa mengasihi orang lain, pasti karena mereka TIDAK mengasihi dirinya sendiri! Tetapi orang yang baik pada orang lain pasti mengasihi diri nya sendiri dengan benar terlebih dahulu. Amsal 11:17 Orang yang MURAH HATI berbuat baik kepada diri sendiri, tetapi orang yang KEJAM menyiksa badannya sendiri. Debu tanah
__________________

Debu tanah kembali menjadi debu tanah...

Roelis's picture

tujuan kasih adalah kemuliaan

Syaloom puput yang manis.. Maaf saya hampir lupa membalas pertanyaan anda.. Terima kasih nih untuk debu tanah yang membantu saya menjelaskan pertanyaan puput manis, karena pertanyaan ditujukan ke saya, saya coba tambahkan.. Dalam Matius 22:37-40 sudah dijelas kan tentang kasih itu sendiri, kemudian dalam Matius 10:37 dijelaskan perbedaan kasih Tuhan dan kasih kepada sesama. Kalau memang belum jelas, baik saya ajak anda untuk lebih dalam lagi... mari kita bahas tentang Tujuan daripada KASIH itu sendiri sehingga bisa kita tahu lebih jelas perbedaannya.. Tujuan dari kasih itu adalah KEMULIAN TUHAN, mari kita lihat kemulian Tuhan terhadap kedua kasih tersebut. 1. Kasih kepada Tuhan so pasti karena tujuannya Tuhan maka otomatis untuk KEMULIAN Tuhan (saya mengangap Tuhan disini adalah Tuhan kita ya, bukan tuhan yang lain.. he.3x) 2. Kasih kepada sesama manusia tujuannya belum tentu untuk KEMULIAAN Tuhan. Ok, mungkin point yang 1 kita sepakat, kita lihat point 2. Kenapa saya katakan belum tentu?? karena Tuhan dalam Matius 10:37 juga sudah mengetahui bahwa point kedua itu bisa salah tujuannya. Mari kita ambil ilustrasinya: Ada seorang suami, dia sangat mengasihi keluarga besarnya dari pada istrinya, terutama dia paling mengasihi ibuya (orang batak bilang PAROHA INA). Memang dia benar mengunakan Firman Tuhan hormatilah orang tuamu, tapi dia terlalu mengagungkan ibunya dibanding istri dan manusia yang lain, bahkan kalau ibunya tidak ke gereja maka dia tidak ke gereja. Disini KEMULIAN Tuhan tidak terjadi, sehingga kasih yang dilakukan suami itu menjadi SALAH (juga salah menurut Matius 10:37 tadi) Adalagi contoh, seorang pencinta grup musik slank (maaf ini hanya seorang slanker yang salah) sangat mengidolakan grup tersebut. Kemana slank konser pasti dia hadir dan dikamarnya foto2 slank gede2, tapi ke gereja sangat jarang dan bahkan alkitab aja yang punya hanya orang tuanya, alkitab pribadinya tidak punya. Ini juga tidak membuat KEMULIAN Tuhan tidak nyata dalam dirinya. Saya setuju mengasihi sesama dengan luar biasa, tapi saya tidak setuju kalau kata luar biasa tersebut menjadi seperti yang anda tulis bahwa: "Kita tidak lagi mengasihi sesama manusia seperti kita mengasihi diri kita sendiri. Bahkan lebih agung dari itu,dst.." Saya mengangap, apabila kasih kita LEBIH dari diri kita atau LEBIH AGUNG lagi... berarti orang yang kita kasihi tersebut LAYAK KITA SEMBAH. Karena diatas manusia adalah Tuhan, juga bukan malaikat.. Marilah kita AMINI bahwa Tuhan lebih agung dari manusia bahkan jauh lebih agung dari manusia, dan manusia tidak lebih agung dari manusia (manusia itu semua sama dihadapan Tuhan). Amin Tuhan memberkati
esti's picture

Perbedaan mengasi dan mengasihi"

Mas DETA sama Roelis nih jawabannya serupa tapi beda, boleh juga lho.

Ternyata kasih itu kalau dijabarkan jadi banyak ya, seperti hukum Taurat yang cuma 10 bisa jadi luas, melakukan yang sepuluh saja susah, apalagi kalau seabrek aturan dan larangan, bisa sesak nafas.

Menerima Hukum kasih sepertinya kok cuma dua dan mudah ya, tapi kalau diuraikan apa mungkin juga susah, wong cuma mengasihi apa sulitnya, kalau dilarang jangan ini dan jangan itu memang kita jadi serba salah, rasanya tidak ada kebebasan.

Ikutan nanya ya, Apa bedanya mengasi dan mengasihi?

Jawab ya.. .. 

 

Salam.

Puput Manis's picture

Kasih Kepada Allah dan Manusia

Syallom Roelis, Deta, Oma dan semuanya saja,

Saya sangat setuju buat masukan temen-temen di atas. Kasih pada Tuhan harus lebih utama daripada kasih pada manusia. Kalau terbalik, berarti manusia yang diidolakan itu udah jadi berhalanya -> melanggar hukum pertama "Jangan ada ilah lain dihadapan-Ku".

Tuhan Yesus juga berfirman :

Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. (Matius 10:37)

Kita juga tak akan mampu mengasihi manusia yang kelihatan, kalau kita belum berhasil mengasihi Allah yang tak kelihatan.

Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya. (I Yohanes 4:20)

Yang terakhir, ini yang lebih berat :

Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran. (I Yohanes 3:18)

Selama ini kita banyak bicara teori kasih, seperti kita lagi mendengar pelajaran berenang. Coba kalau tiba waktunya terjun ke air dan berenang sendiri.. nah, mungkin diskusi kita bisa lebih hidup dan lebih asyik lagi. Satu masalah aja dulu, apa temen-temen punya pengalaman bagaimana mengasihi orang yang sulit (difficult people)? Misalnya suami yang pemarah dan suka memukul, istri yang cerewet dan otoriter, anak-anak yang suka membantah dan semaunya sendiri, teman kerja yang licik dan terus berusaha menjatuhkan kita, dll.

Salam Hangat Dalam Kasih-Nya,

__________________

Salam Hangat Dalam Kasih-Nya,

Debu tanah's picture

Mengasi vs Mengasihi & Praktek Kasih

Salam Oma, Puput & saudara yg lain, Oma bertanya: Ikutan nanya ya, Apa bedanya mengasi dan mengasihi? Debu tanah menjawab, Sepertinya Oma esti sedang ngetes kite-kite yang muda2 nih. Mungkin maksud Oma MENGASI = MEMBERI ya oma? 1. MENGASIHI jelas beda dengan MEMBERI 2. MEMBERI (sesuatu yang BAIK) bisa karena kita MENGASIHI, bisa juga karena TERPAKSA, karena ada maunya kali ye.. 3. MEMBERI (sesuatu yang BURUK, padahal kita pikir yang baik) bisa merupakan ekspresi kasih yang keliru. Misalnya membelikan sepeda motor kepada anaknya yang belum cukup umur / belum bisa bertanggung jawab. Maksud hati mengasihi eh malah menjerumuskan.. To Puput & saudara yg lain, Puput menulis: Selama ini kita banyak bicara teori kasih, seperti kita lagi mendengar pelajaran berenang. Coba kalau tiba waktunya terjun ke air dan berenang sendiri.. nah, mungkin diskusi kita bisa lebih hidup dan lebih asyik lagi. Satu masalah aja dulu, apa temen-temen punya pengalaman bagaimana mengasihi orang yang sulit (difficult people)? Misalnya suami yang pemarah dan suka memukul, istri yang cerewet dan otoriter, anak-anak yang suka membantah dan semaunya sendiri, teman kerja yang licik dan terus berusaha menjatuhkan kita, dll. Debu tanah baik bertanya, (hehe.. malas ah jawab melulu..) Sepertinya setiap hari ya kita mempraktekkan KASIH. Hampir setiap hari kita ada saja orang-orang yang sembrono, orang menyebalkan kita, bahkan di Sabdaspace juga juga ada ya.. hehe.. Apa buktinya kita mengasihi atau bahwa ada kasih didalam hati kita bila bertemu dengan orang2 demikian? (bisa keluarga sendiri & orang lain juga). Itu bisa kita lihat dari bagaimana response kita: Respon 1. Marah dan dibiarkan / tidak dikoreksi (kacian deh) Respon 2. Marah dan dikoreksi dengan keras Respon 3. Sabar dan dibiarkan saja (makan ati kali ye..) Respon 4. Sabar dan dikoreksi dengan lemah lembut Nah menurut Puput mana yang merupakan ekspresi KASIH? Debu tanah
__________________

Debu tanah kembali menjadi debu tanah...

Puput Manis's picture

Deta, Ayo Tulis di Blog

Dear Deta,

Ini model mana lagi, ditanya malah bales ngasih soal multiple choice?? Lagi-lagi disuruh milih TEORI yang benar?

Gini aja deh, Det. Sekalian ngumpulin poin, gimana klo dibuka sayembara menulis kesaksian pribadi tentang "Pengalamanku Menghadapi Orang Sulit Dengan Kasih"? Pasti seruuu lho. Dari situ kita juga bisa saling belajar : Ooo... klo ada orang yang begini, sebaiknya dibegitukan dst, dst..

Ayo Det, kamu mulai dulu. Punya ga pengalaman mempraktekkan kasih?

 

Salam Hangat Dalam Kasih-Nya,

__________________

Salam Hangat Dalam Kasih-Nya,

Debu tanah's picture

Puput model terbaru

Salam Puput, Sepertinya Puput model yang terbaru, ditanya balik eh malah nyuruh orang bikin blog.. hehe Terima kasih atas anjuran-nya. Bagaimana kalo di blog ini aja, kan tinggal melanjutkan aja toh? Karena Puput yang ngusulin, ya Puput aja duluan...... Debu tanah
__________________

Debu tanah kembali menjadi debu tanah...

seraedy's picture

Mulialah Tuhan

Damai sejahtera

Kita melakukan dua kasih terutama itu tidak sama dengan melakukan sepuluh perintah Allah dalam hukum Taurat.

Tetapi dikatakan olehNya "siapa yang telah melakukan dua kasih terutama sudah memenuhi sepuluh perintah Allah."

Contoh,Bangsa Israel yang sejak diberikan  perintah oleh Musa untuk melakukan sepuluh perintah Allah.Apakah ada yang sempurna melakukan sepuluh perintah tsb? Tidak ada.Buktinya mereka masih harus mengucurkan darah domba sebagai tanda mereka mengakui telah berbuat dosa.

Sekarang kita,hidup dibawah dua kasih terutama tidak lagi dibawah sepuluh perintah Allah.Itulah sebabnya kita tidak lagi mempersembahkan darah domba sebagai tanda kita mengakui dan menebus dosa kita.Tetapi kita yang sekarang hidup dibawah dua kasih terutama kita hidup didalam Kristus.Sebab Kristus mempersembahkan darahNya ganti domba bagi kita supaya kita memperoleh hidup didalamNya.Sebab dengan darahNya kita telah mempersembahkan korban penebus yang lebih baik dari darah domba.Makanya kita dapat masuk kehadirat Allah meskipun kita tidak hidup lagi dibawah hukum Taurat.

Siapa yang mau hidup dibawah hukum Taurat berarti mengandalkan dirinya sendiri.Memang hukum itu sendiri benar berasal dari Allah,tetapi manusia yang bersifat jasmani tidak bisa sempurna melakukan hukum yang bersifat rohani,kecuali mematikan jasmaninya.

Sedangkan kita hidup dibawah dua kasih terutama adalah mengandalkan kasih Tuhan.Dapat kita katakan kita yang roh,didalam Roh Kudus,melakukan dua kasih terutama yang bersifat jasmani.

Bagi yang melakukan sepuluh perintah Allah,yang bersifat rohani adalah hukumnya maka pada kita yang bersifat roh adalah yang melakukannya,karena kita melakukan segala sesuatunya adalah dalam nama Tuhan.

Terpujilah Yesus Kristus!

__________________

Terpujilah Yesus Kristus!