Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Tegas Memilih untuk Setia Beriman Kepada Tuhan (sarlen)

Tegas Memilih untuk Setia Beriman Kepada Tuhan
Dipublikasi Artikel blog by sarlen

Dalam menjalani kehidupan ini, kita sering kali dituntut untuk
mempunyai
sikap tegas, dimana ketegasan sikap tersebut mengemuka karena kita
telah
berketetapan hati untuk berpijak pada konsep berpikir benar, yang
diyakini dan dipercaya, kalau keputusan yang dilandasi sikap tegas itu,
adalah sebuah keputusan benar serta tidak tergoyahkan.
Sikap tegas dalam membuat keputusan perlu kita jadikan prinsip hidup
karena sikap tegas merupakan bagian dari karakter manusia yang percaya
diri dan meyakini bahwa keputusan atau sikap yang diambil telah melalui
perenungan serta pemikiran yang matang.
 Ketegasan dalam bersikap juga perlu kita ungkapkan pada saat
memproklamirkan rasa percaya, keyakinan serta kesetiaan kita dalam
beriman kepada Tuhan.
 Why we must do that? Karena dalam beriman kepada Tuhan, ada kepastian
dan sukacita yang nyata dapat kita rasakan, apabila kita menyerahkan
seluruh langkah hidup kita dalam naungan kuat kuasa kasih Tuhan.
 Bodoh rasanya apabila kita menolak hadirat Tuhan ada dalam hidup kita
atau mencoba untuk menyangkal prinsip keimanan yang bisa membawa kita
pada keselamatan hidup.
 Saat senang atau susah, saat gembira atau sedang menderita sakit,
selayaknya kita tetap menempatkan Tuhan sebagai pegangan hidup kita,
bahkan semakin teguh dan semakin dekat pada Tuhan saat masalah,
problematika atau tantangan hidup, sedang menekan hidup kita.
 Anak-anak Tuhan dapat mencontoh sikap serta teladan yang ditunjukkan
Sadrakh, Mesakh, dan Abednego, dimana mereka tetap teguh beriman kepada
Tuhan serta tidak berubah setia meskipun mereka diancam akan di bunuh
secara kejam apabila mereka tidak mau menyembah patung berhala milik
raja Nebukadnezar.
 "Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami maka Ia akan
melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu dan dari dalam
tanganmu ya raja; tetapi seandainya tidak hendakah tuanku mengetahui ya
raja bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku dan tidak akan menyembah
patung emas, yang tuanku dirikan itu." (Daniel 3 : 17 - 18)
 Mereka tetap bersikukuh untuk setia pada prinsip keimanan yang selama
ini mereka pegang, meskipun mereka dijebloskan kedalam dapur api,
dengan
kata lain, maut ada di hadapan mereka.
 Tuhan melihat kesetiaan mereka. Kesetiaan mereka pada akhirnya membawa
mereka pada kemenangan karena Tuhan menyertai mereka dan menunjukkan
kebesaran kuat kuasaNya dengan hadir bersama-sama dengan mereka serta
tidak membiarkan Sadrakh, Mesakh, dan Abednego terluka, kesakitan, atau
mati terpanggang dalam dapur api.
Anak-anak Tuhan seharusnya mengembangkan kualitas iman seperti yang
telah ditunjukkan oleh Sadrakh Mesakh dan Abednego, dimana mereka
memiliki ketegasan sikap untuk tidak mudah goyah serta menanggalkan
iman
percaya mereka, meskipun maut ada di depan mata.
Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam
pencobaan.(Matius 26 : 41a)
Kita mungkin tidak menghadapi permasalahan atau tantangan hidup yang
serupa dengan panasnya bara api yang dihadapi Sadrakh, Mesakh dan
Abednego, namun dunia ini sudah dipenuhi oleh kesenangan, perilaku,
serta kumpulan orang-orang yang dapat mematikan iman kita. Apabila kita
menyerah atau membiarkan iman kita melemah dan akhirnya terlepas, kita
tidak akan menerima keselamatan hidup kita.
Dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai
itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan
terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu Firman
Tuhan.(Efesus 6 : 16 - 17)
Ingat...! Upahmu besar di sorga...! Jadikan imanmu sebagai senjata yang
dapat melumpuhkan musuh rohani kita, dan bukan membiarkan iman kita
kalah, karena Allah kita lebih besar dan punya kuasa yang jauh lebih
dahsyat dengan kekuasaan serta kekuatan apapun yang ada di dunia ini.
Kemuliaan bagi Allah di tempat yang Maha Tinggi.
Tuhan Yesus memberkati kita semua.
.Sarlen Julfree Manurung