Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Perlunya kekudusan saat berdoa

mujizat's picture
PERLUNYA KEKUDUSAN SAAT BERDOA
Banyak orang sudah berdoa tetapi tidak menerima jawaban Tuhan. Tidak sedikit orang berdoa untuk seorang yang sakit, namun kesembuhan tidak terjadi juga. Sebagian orang lagi berdoa untuk masalah-masalahnya, tetapi doanya laksana hilang lenyap terbawa angin. Lalu orang mulai bertanya: di manakah Tuhan? Mengapa Ia tak mau menjawab? Atau sebenarnyakah Tuhan memang tidak ada? Doa seperti itu, dan pertanyaan-pertanyaan serupa sepertinya banyak dijumpai pada orang-orang yang belum mengenal Tuhan dengan baik, bahkan sekalipun mereka adalah orang-orang Kristen.
 
“Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah, karena engkaulah yang menolak pengenalan itu,… dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, … (Hosea 4:6)
 
Ayat tersebut menjelaskan perlunya umat Tuhan untuk mengenal Dia, untuk memahami sifat-Nya, untuk memahami hukum-hukum-Nya, supaya kita dapat hidup dan mengalami kegenapan janji-Nya.
 
Berdoa adalah berbicara kepada Bapa Surgawi; selain menaikkan permohonan, kita juga memuji-Nya, memuja-Nya, mengagungkan kebesaran-Nya dan mengucap syukur karena segala kebaikan-Nya dan karena semua perbuatan ajaib yang telah dilakukan-Nya atas kita. Tetapi satu hal yang harus selalu kita ingat adalah ini: bahwa Bapa Surgawi itu Kudus (Imamat 11:44), dan seseorang yang tidak kudus adalah menjijikkan di hadapan-Nya.
 
Sebab sekalipun seseorang berdoa dengan melolong-lolong, dengan linangan air mata, bahkan dengan mengucurkan darahnya, tetapi jika ia tidak mau menyadari kesalahannya dan tidak mau bertobat dari semua dosanya, maka Tuhan juga akan menutup telinga-Nya dan tidak akan menolongnya (Yes 59:1-3) karena seorang pendosa yang tidak mau bertobat adalah najis bagi-Nya. Inilah salah satu hal yang dapat menjadi penyebab doa seseorang menjadi terhalang. Tetapi masih ada hal lain yang juga dapat menjadi penghalang doa:
 
“Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu” (Markus 11:25).
 
Ayat itu mengajar kita, bahwa setiap orang yang belum mau mengampuni sesamanya, maka dosanya juga belum diampuni Tuhan, karena itu ia masih berdosa, ia masih menjijikkan di hadapan Tuhan. Itulah salah satu hal lain yang bisa menghalangi doa.
 
Jika dalam hal berdoa, kita sudah mengawali dengan cara yang benar, maka langkah berikutnya adalah melakukan doa dengan segenap hati , dengan mengarahkan segenap hati, pikiran dan akal budi kita kepada Pribadi-Nya, dan menaikkan setiap pujian, pengagungan, pemujaan dan ucapan syukur yang keluar dari hati dan dengan sepenuh-penuh kesadaran dan kesungguhan, maka Bapa Surgawi akan menyambut doa kita dengan kedua tangan-Nya yang terbuka.
 
Dijauhkanlah kita dari cara berdoa seorang munafik yang disindir Tuhan melalui ayat ini:
 
Dan Tuhan telah berfirman: “Oleh karena bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah-perintah manusia yang dihafalkan,…” (Yesaya 29:13)
 
Berdoa dalam kekudusan, dan dilakukan dengan cara yang benar, akan memastikan kita memasuki hadirat-Nya, di mana pintu-pintu berkat telah terbuka, sehingga kita dapat menerima baik berkat-berkat rohani, berkat jasmani (kesehatan, kesembuhan) maupun berkat materi.
 
Mulailah melangkah memasuki Kerajaan Allah dengan cara berdoa yang benar.
 
Mujizat
 

 

__________________

 Tani Desa

billy chien's picture

@muji - rumit

perlunya kekudusan saat berdoa?....

kali ini judul sama isi nya membingungkan nih....

hmmmm....mmmm.....hhhhmmmmm....

maknanya dalem banget mas?

seumpama yang berdoa adalah pelacur??? nga dijawab dong... kan nga kudus???

.......

tapi kog anehnya Yesus berkata "pelacur dan perempuan sundal akan mendahului kamu untuk masuk dalam sorga???"

.......

M: Berdoa dalam kekudusan, dan dilakukan dengan cara yang benar, akan memastikan kita memasuki hadirat-Nya, di mana pintu-pintu berkat telah terbuka, sehingga kita dapat menerima baik berkat-berkat rohani, berkat jasmani (kesehatan, kesembuhan) maupun berkat materi.

berdoa cara yang benar menurut mas muji seperti apa???

 

__________________

Kerjakanlah Keslamatanmu dengan takut dan gentar...

Purnawan Kristanto's picture

Saya juga sama bingungnya

Saya juga sama bingungnya dengan Billy, terutama setelah membaca judulnya. Kalau harus kudus dulu sebelum berdoa, bagaimana orang berdosa bisa dikuduskan? Apakah orang bisa kudus dengan usahanya sendiri?


__________________

------------

Communicating good news in good ways

mujizat's picture

@Billy & Pak Pur, sebenarnya nggak rumit sih,...

Shalom,

Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. (Lukas 18:13)

Tebal garis bawah menunjukkan sikap pertobatan si pemungut cukai.

Yang Tuhan tunggu dari orang berdosa adalah: sadar, menyesal dan bertobat dengan segenap hati. Namun Yesus mengajari lebih lanjut bagaimana memperoleh pengudusan, yaitu:

1.  Mengampuni semua orang

2.  Meminta ampun kepada Tuhan

Sederhana khan?

Mujizat

__________________

 Tani Desa

billy chien's picture

@muji - berbedanya

orang menyesal dengan bertobat itu lain loh mas....

menyesal = berobat... serupa namun tak sama....

kadang dalam berdoa orang berkata Tuhan aku sudah "bertobat" ... beberapa waktu kemudian ia mengulangi hal yang sama... sebetulnya ini bukan bertobat tetapi adalah menyesal....

bertobat = tidak akan mengulangi lagi suatu dosa alias komitmen.....itu adalah definisi bertobat sesungguhnya

dosa kan banyak macemnya

berbohong, mencuri, berkata najis dsb....

mustahil orang berdoa Tuhan aku bertobat , amin...

Tuhan nanya tobat yang mana??? sedangkan tidak mungkin dengan sekali berdoa minta bertobat amin , langsung kehidupannya fine2 saja bukan....

jadi kalo saya lihat kekudusan tidak segampang itu diperoleh manusia....

ada yang bilang kekudusan itu karunia...BETUL tapi kekudusan tidak sakjeg-saknyet (mendadak) diterima oleh manusia ... harus ada prosesnya....

masalah berdoa harus kudus.... pastinya ga ada orang yang berdoa malahan...

makanya Yesus mengajar jika kamu berdoa berdoalah demikian

"[doa bapa kami]"

__________________

Kerjakanlah Keslamatanmu dengan takut dan gentar...

mujizat's picture

@Billy Chien: berdosa --> sadar--> menyesal --> bertobat --> dst

BC:

orang menyesal dengan bertobat itu lain loh mas....

menyesal = berobat... serupa namun tak sama....

kadang dalam berdoa orang berkata Tuhan aku sudah "bertobat" ... beberapa waktu kemudian ia mengulangi hal yang sama... sebetulnya ini bukan bertobat tetapi adalah menyesal....

bertobat = tidak akan mengulangi lagi suatu dosa alias komitmen.....itu adalah definisi bertobat sesungguhnya

Muji:

Benar. Menyesal belum berarti bertobat.

Saya setuju dengan penjelasan Anda soal bertobat. Pertobatan menyangkut komitmen, suatu langkah yang dilakukan sepenuh kesadaran untuk tidak jatuh lagi di kubangan yang sama.

BC:

dosa kan banyak macemnya

berbohong, mencuri, berkata najis dsb....

mustahil orang berdoa Tuhan aku bertobat , amin...

Tuhan nanya tobat yang mana??? sedangkan tidak mungkin dengan sekali berdoa minta bertobat amin , langsung kehidupannya fine2 saja bukan....

jadi kalo saya lihat kekudusan tidak segampang itu diperoleh manusia....

ada yang bilang kekudusan itu karunia...BETUL tapi kekudusan tidak sakjeg-saknyet (mendadak) diterima oleh manusia ... harus ada prosesnya....

masalah berdoa harus kudus.... pastinya ga ada orang yang berdoa malahan...

makanya Yesus mengajar jika kamu berdoa berdoalah demikian

"[doa bapa kami]"

Muji:

Saya sudah bahas tentang Pertobatan dengan judul yang lain, berikut kutipannya:

Menurut Firman Allah, definisi pertobatan adalah: Mengakui pelanggaran-pelanggaran kepada Tuhan (Mzm 32:3-5), tidak menyembunyikan pelanggaran tetapi mengakuinya dan meninggalkannya (Ams 28:13), dengan sadar melakukan kebenaran dan keadilan (Yeh 18:21-23), berhenti, tidak lagi tertarik dan tidak mau lagi berdosa (Yeh 23:27-28). Jika kita mengaku dosa-dosa kita, maka Ia akan menampuni dosa-dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan (1 Yoh 1:9). Ia akan membersihkan kita dan memberkati kita (Yes 1:18-19). Masih ada hal-hal lain yang harus kita lakukan dalam pertobatan yaitu: menuruti peraturan-peraturan yang benar, mengembalikan atau mengganti apa yang telah kita rampas dari orang lain, yang merupakan hak orang itu (Yeh 33:15). Penggantian (restitusi) ini harus dilakukan sesuai dengan petunjuk dan pimpinan Roh Allah. Zakheus, seorang Yahudi, mengenal ajaran pertobatan ini dan juga tentang penggantian itu melalui nabi Yehezkiel. Sebelum bertobat, Zakheus adalah seorang yang jahat, pemungut cukai dan telah memperlakukan banyak orang dengan tidak adil. Ketika Yesus berkata kepada Zakheus bahwa ia ingin datang ke rumahnya, maka pemungut cukai ini menerima Yesus dengan sukacita (Lukas 19:1-8). Tanggapan yang hangat dari Zakheus ini menunjukkan pertobatan hatinya. Yesus berkata kepada Zakheus, bahwa pada hari itu telah terjadi keselamatan di rumah Zakheus (Lukas 19:9) karena “Anak manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang” (Lukas 19:10).

Supaya Allah dapat menerima kita dan menjadi Bapa kita, maka ada syarat-syarat yang harus kita lakukan antara lain: keluar dari lingkungan orang-orang yang tidak percaya, pisahkan diri kita dari orang-orang yang seperti itu dan jangan menjamah apa yang najis (II Kor 6:14-18). Syarat pertobatan ini digambarkan dengan jelas dalam perumpamaan anak yang hilang. Si bungsu memboroskan harta miliknya dengan berfoya-foya dan pergi ke pelacur-pelacur (Luk 15:11-16). Ini adalah gambaran dari orang-orang yang terlibat dalam keduniawian dan dosa. Dalam kisah kelanjutannya, ketika si anak bungsu itu jatuh miskin, sampai-sampai untuk menghilangkan rasa laparnyapun ia tidak menemukan sesuatu untuk dimakan, maka teringatlah ia akan rumah orang tuanya. Akhirnya si Anak hilang itu menyadari keadaannya, dia mengambil keputusan untuk keluar dari negeri itu dan kembali ke rumah bapanya (Lukas 15:17-19). Perhatikan bahwa ada keputusan dari si Anak hilang untuk keluar dari “dunianya” dan memisahkan diri, serta pergi ke rumah bapanya. Setelah anak itu membuat keputusan dalam hatinya untuk memisahkan diri dari hal-hal yang najis dan pergi kepada bapanya, maka bapanya tergerak oleh belas kasihan, bapanya berlari mendapatkan dia, lalu memeluk dan menciumi si Anak hilang itu. Walaupun si Anak – karena menyadari kelakuannya – hanya berharap untuk diperbolehkan menjadi orang upahan bapanya, namun sang Bapa tetap menerima dia kembali sebagai anak, bahkan dengan sukacita yang besar (Luk 15:22-24).

Salam,

Mujizat

__________________

 Tani Desa

Purnawan Kristanto's picture

Masih bingung

Judul tulisannya: "Perlunya kekudusan saat berdoa", kemudian dalam bagian penjelasannya ditulis kalau kita nggak kudus, maka doa kita nggak didengar.

Jadi urutannya begini:

1. Hidup kudus dulu-->berdoa-->didengar Tuhan, atau

2. Nggak hidup kudus-->berdoa-->nggak didengar Tuhan.

Lalu Anda berkata bahwa untuk hidup kudus itu harus mengampuni semua orang, lalu minta ampun Tuhan. Maka pertanyaannya kapan orang itu sudah hidup kudus? Siapa yang menguduskan orang itu?

Kalau menurut penjelasan Anda bahwa orang itu harus mengampuni orang lain dulu, lalu minta ampun pada Tuhan, pertanyaannya apakah Tuhan akan mendengarkan doa permintaan ampunnya? Bukankah dia belum kudus saat dia berdoa minta ampun itu? Jika belum kudus, kalau menurut penjelasan yang Anda lontarkan, bagaimana orang itu bisa berdoa dan didengar oleh Tuhan?

Apakah manusia bisa kudus dengan usahanya sendiri? Kalau tidak bisa, berarti harus ada pengudusan dari Tuhan. Pertanyaannya, bagaimana dia bisa minta pengudusan, padahal ketika dia berdoa masih dalam keadaan berdosa. Padahal hanya orang yang kudus saja yang didengar doanya.

Mohon pencerahan karena saya masih bingung.

 


__________________

------------

Communicating good news in good ways

mujizat's picture

@Pak Pur, urutan kronologis

Pak Pur:

Judul tulisannya: "Perlunya kekudusan saat berdoa", kemudian dalam bagian penjelasannya ditulis kalau kita nggak kudus, maka doa kita nggak didengar.

Jadi urutannya begini:

1. Hidup kudus dulu-->berdoa-->didengar Tuhan, atau

2. Nggak hidup kudus-->berdoa-->nggak didengar Tuhan.

Muji:

Menurut hemat Muji begini pak Pur:

Nggak hidup kudus --> sadar --> menyesal --> bertobat --> berdoa

Berdoa perlu bertobat, bertobat butuh menyesal, menyesal memerlukan kesadaran, untuk sadar bahwa hidupnya tidak kudus butuh hati nurani, dan setiap orang sepertinya punya hati nurani.

Pak Pur:

Lalu Anda berkata bahwa untuk hidup kudus itu harus mengampuni semua orang, lalu minta ampun Tuhan. Maka pertanyaannya kapan orang itu sudah hidup kudus? Siapa yang menguduskan orang itu?

Muji:

Ketika seorang pendosa mengawali doa dengan suatu langkah pertobatan, saya gambarkan sbb:

Bapa Surgawi berada di ruang Maha Kudus, dan pendosa berada di Pelataran Luar, dimana kedua pihak ini masih tersekat oleh "tabir" ialah dosa manusia itu.

Pendosa berkata: "Tuhan, aku menyesal, aku bertobat, aku mau sungguh2 bertobat. Ampunilah semua kesalahan hamba, sebagaimana hamba juga mengampuni semua orang yang bersalah kepada hamba,..."

Dosa memang menghalangi pendosa terhadap Tuhan, tetapi TUHAN menerima pendosa yang bertobat.

Yeh 33:14-16

 

14 Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Engkau pasti mati! —tetapi ia bertobat dari dosanya serta melakukan keadilan dan kebenaran,

15 orang jahat itu mengembalikan gadaian orang, ia membayar ganti rampasannya, menuruti peraturan-peraturan yang memberi hidup, sehingga tidak berbuat curang lagi, ia pasti hidup, ia tidak akan mati.

16 Semua dosa yang diperbuatnya tidak akan diingat-ingat lagi; ia sudah melakukan keadilan dan kebenaran, maka ia pasti hidup.

 

Pak Pur:

Kalau menurut penjelasan Anda bahwa orang itu harus mengampuni orang lain dulu, lalu minta ampun pada Tuhan, pertanyaannya apakah Tuhan akan mendengarkan doa permintaan ampunnya? Bukankah dia belum kudus saat dia berdoa minta ampun itu? Jika belum kudus, kalau menurut penjelasan yang Anda lontarkan, bagaimana orang itu bisa berdoa dan didengar oleh Tuhan?

Muji:

Mengampuni orang lain terlebih dahulu agar menerima pengampunan, merupakan langkah wajib pak, tidak boleh kurang dari itu.(Mat 6:14-15)

Kesalahan masa lalu sudah diampuni Tuhan ketika (sesudah itu) kita minta ampun. Namun kans untuk berdosa masih bisa terjadi setelah itu. Karena itulah Yesus ajarkan doa Bapa Kami, dalam konteks minta ampun dan mengampuni sesama. Cuci tangan cuci kaki sebelum berdoa adalah lebih baik, dari pada merasa kudus padahal belum kudus, lalu naik ke gunung Tuhan.

Saya rasa Yehezkiel 33 di atas cukup menjawab pertanyaan bapak.

Pak Pur:

Apakah manusia bisa kudus dengan usahanya sendiri? Kalau tidak bisa, berarti harus ada pengudusan dari Tuhan. Pertanyaannya, bagaimana dia bisa minta pengudusan, padahal ketika dia berdoa masih dalam keadaan berdosa. Padahal hanya orang yang kudus saja yang didengar doanya.

Muji:

Tentu saja tidak pak. Di PL saja, penebusan dosa dilakukan dengan "minta tolong" domba jantan atau lembu jantan untuk mencurahkan darahnya bagi dia.

Di PB, Yesus telah lakukan langkah2 penebusan dosa selagi kita masih berdosa. Iman kepada penebusan Yesus akan memastikan setiap orang menikmati penebusan dosa. Jadi bukan lewat usaha sendiri, tetapi oleh pertolongan Tuhan Yesus.

Salam,

Mujizat

__________________

 Tani Desa

smile's picture

P Muji : Boleh GA?

Pak Muji dari negeri seberang,...smile mau tanya,...kalo berdoa sambil dikamar mandi boleh ga? kalo berdoa sambil buang air besar boleh ga?

kalo ga boleh kenapa, kalo boleh kenapa?

 

IN CHRIST
smile

__________________

"I love You Christ, even though sometimes I do not like Christians who do not like You include me, but because you love me, so I also love them"

mujizat's picture

@Smile,... BOLEH !!

Smile:

Pak Muji dari negeri seberang,...smile mau tanya,...kalo berdoa sambil dikamar mandi boleh ga? kalo berdoa sambil buang air besar boleh ga?

kalo ga boleh kenapa, kalo boleh kenapa?

 Muji:

Pertanyaan yang cukup SULIT , karena jika jawabnya salah, Muji bisa2 dibilang SESAT !

Berdoa di kamar mandi? di kamar kecil? sambil b a b ?

Yah lihat2 konteks nya, keadaan, situasi.

Kalau ada tempat yang lebih baik, misalnya di ruang doa, yha jangan di kamar kecil dunk?

Tetapi jika lagi buang air besar, tiba2 kena serangan jantung, atau penyakitnya tiba2 kambuh, yha ngak usah ke ruang doa dulu, langsung saja doa di tempat.

Salam,

Mujizat

__________________

 Tani Desa

PlainBread's picture

Doa yang Jujur

Definisi kekudusan seringkali berbeda di setiap orang, termasuk tiap orang kristen. Ketika dibilang seperti judulnya, perlu kekudusan saat berdoa, orang bisa menyangka bahwa harus kudus dulu baru bisa berdoa. Sementara orang berpikir untuk bisa [hidup] kudus berarti gak berdosa sama sekali alias sudah melakukan perbuatan2 yang benar.

Buat saya, doa yang benar adalah doa yang jujur.

 


"It's not what I think that's important. It's not what you think that's important. It's what God thinks that's important. Now I'm going to tell you what God thinks!" - Chosen people of God

mujizat's picture

@PlainBread, doa yang jujur, imam yang harus kudus

Shalom,

Sebenarnya point yang mau Muji angkat di blog ini adalah perlunya langkah awal ketika seseorang hendak berdoa.

Di Perjanjian Lama, seorang imam yang hendak bertugas, maka dia HARUS MENGUDUSKAN DIRI-nya terlebih dulu lewat korban sembelihan (koreksi bila Muji salah), atau dia akan mati ketika berani memasuki ruang Mahakudus dalam keadaan tidak kudus.

Kami punya kelompok penyembah, dan Roh Kudus mengajari kami untuk mengawali setiap pujian, penyembahan dan doa dengan "cuci-tangan, cuci-kaki" lewat pengampunan dan minta ampun, dan hasilnya sungguh-sungguh luar biasa. Begitu mudah kita "naik" dan memasuki hadirat Allah.

Saya setuju dengan doa yang jujur, ... thanks.

Salam,

Mujizat

__________________

 Tani Desa

PlainBread's picture

@Muji Kudus dan Dikuduskan

Bukankah kita memiliki imam agung yang sangat teramat kudus, Yesus Kristus? Bukankah oleh darahNya kita dikuduskan, dan bukan menjadi kudus karena perbuatan kita sendiri?

Saya bilang begini bukan berarti kita harus berbuat apa saja karena sudah ditebus. Tapi Perjanjian Lama adalah bayangan dari Kristus. Kenapa memakai konteks dari Perjanjian Lama untuk "naik ke gunung Allah"?

Sekudus apapun perbuatan kita, tidak membuat kita menjadi layak "naik" ke gunung Allah. Bukankah dengan robeknya tirai bait Allah sewaktu Yesus mati, tidak ada lagi jarak antara Allah dan manusia? Bukankah gunung Allah menjadi turun menghampiri kita? Bukankah Yesus adalah perantara kita??

 

Ams 15:8 Korban orang fasik adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi doa orang jujur dikenan-Nya.

Allah adalah Allah yang adil. Dia mendengar seruan orang2 jujur, tanpa peduli agamanya apa. Jujurlah jika sedang marah, jujurlah kalo sedang tidak sanggup, jujurlah kalo sedang letih, jujurlah kalo sedang sedih. Kejujuran adalah awal kekudusan, awal dikuduskan. Kejujuran mendapat tempat di hati Allah.

 

 

 

 

"It's not what I think that's important. It's not what you think that's important. It's what God thinks that's important. Now I'm going to tell you what God thinks!" - Chosen people of God

mujizat's picture

@Plainbread, darah Yesus yang menguduskan kita,...

PB:

Bukankah kita memiliki imam agung yang sangat teramat kudus, Yesus Kristus? Bukankah oleh darahNya kita dikuduskan, dan bukan menjadi kudus karena perbuatan kita sendiri?

Saya bilang begini bukan berarti kita harus berbuat apa saja karena sudah ditebus. Tapi Perjanjian Lama adalah bayangan dari Kristus. Kenapa memakai konteks dari Perjanjian Lama untuk "naik ke gunung Allah"?

Muji:

Yesus tidak meniadakan Taurat, tapi menggenapinya.

Benar, darah Yesus (baca = bukan perbuatan baik kita) yang sudah menguduskan kita.

Saya berpendapat, bahwa memang maksud penebusan Yesus adalah untuk semua orang, namun TIDAK BERARTI bahwa semua orang dapat ditebus-Nya (misal: Islam, Budha, Hindu dll yang gak punya iman kepada Yesus). Penebusan dosa oleh darah Yesus hanya berlaku untuk setiap orang yang memilih untuk ber-iman kepada Yesus. Jadi, penebusan lewat IMAN KEPADA YESUS.

Saya pertajam lagi, bahwa kuasa penebusan Yesus hanya berlaku buat Kristen sejati, yaitu setiap Kristen yang memiliki iman yang benar kepada Yesus dan kuasa penebusan-Nya, dan yang MENGASIHI YESUS.

Siapakah orang yang mengasihi Yesus?

Mereka adalah setiap Kristen yang melakukan Firman Allah, perkataan Yesus, termasuk mereka yang bertobat dan mengampuni sesamanya.

Bagaimana dengan Kristen Tanpa Pertobatan?

Ngaku Kristen tetapi ogah lakukan Firman?

Mereka saya sebut PEMBANGKANG, saya sebut Kristen SUAM-SUAM yang pastinya akan dimuntahkan Yesus.

PB:

Sekudus apapun perbuatan kita, tidak membuat kita menjadi layak "naik" ke gunung Allah. Bukankah dengan robeknya tirai bait Allah sewaktu Yesus mati, tidak ada lagi jarak antara Allah dan manusia? Bukankah gunung Allah menjadi turun menghampiri kita? Bukankah Yesus adalah perantara kita??

Muji:

Sudah kita sepakati, bahwa kekudusan kita bukan kerana persembahan kita maupun kebaikan kita, namun lewat iman kepada kuasa penebusan Yesus. Jadi itu karena jasa Yesus, bukan hasil perbuatan kita.

PB:

Ams 15:8 Korban orang fasik adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi doa orang jujur dikenan-Nya.

Allah adalah Allah yang adil. Dia mendengar seruan orang2 jujur, tanpa peduli agamanya apa. Jujurlah jika sedang marah, jujurlah kalo sedang tidak sanggup, jujurlah kalo sedang letih, jujurlah kalo sedang sedih. Kejujuran adalah awal kekudusan, awal dikuduskan. Kejujuran mendapat tempat di hati Allah.

Muji:

Setuju. Ayub, Nuh, Daniel adalah contoh orang2 yang jujur, dan doa mereka memang didengarkan Tuhan. Dalam konteks ini, mereka tentu saja jujur dengan hati nurani, sehingga mereka lakukan apa yang benar, tidak rugikan orang lain, tidak mendukakan Allah.

Masalahnya, kita berbicara dalam Konteks Perjanjian Baru, dimana Bapa Surgawi sudah berpesan, agar manusia MENDENGARKAN YESUS

"Inilah Anak-Ku yang Ku Kasihi,... dengarkanlah Dia"

Dalam konteks tersebut, setiap orang jujur haruslah PLUS percaya kepada nama Yesus, atau ia (mereka) akan mendukakan Bapa Surgawi.

Dan masih seabreg perintah Tuhan yang hendaklah ditaati.

Salam,

Mujizat

__________________

 Tani Desa

PlainBread's picture

@Muji Kekudusan itu Jasa Yesus atau hasil perbuatan kita?

Muji:

Yesus tidak meniadakan Taurat, tapi menggenapinya.

Benar, darah Yesus (baca = bukan perbuatan baik kita) yang sudah menguduskan kita.

Saya berpendapat, bahwa memang maksud penebusan Yesus adalah untuk semua orang, namun TIDAK BERARTI bahwa semua orang dapat ditebus-Nya (misal: Islam, Budha, Hindu dll yang gak punya iman kepada Yesus). Penebusan dosa oleh darah Yesus hanya berlaku untuk setiap orang yang memilih untuk ber-iman kepada Yesus. Jadi, penebusan lewat IMAN KEPADA YESUS.

Saya pertajam lagi, bahwa kuasa penebusan Yesus hanya berlaku buat Kristen sejati, yaitu setiap Kristen yang memiliki iman yang benar kepada Yesus dan kuasa penebusan-Nya, dan yang MENGASIHI YESUS.

Siapakah orang yang mengasihi Yesus?

Mereka adalah setiap Kristen yang melakukan Firman Allah, perkataan Yesus, termasuk mereka yang bertobat dan mengampuni sesamanya.

Bagaimana dengan Kristen Tanpa Pertobatan?

Ngaku Kristen tetapi ogah lakukan Firman?

Mereka saya sebut PEMBANGKANG, saya sebut Kristen SUAM-SUAM yang pastinya akan dimuntahkan Yesus.

Saya tanya lagi: Kenapa memakai konteks dari Perjanjian Lama untuk "naik ke gunung Allah"?

Anda belum menjawabnya.

Muji:

Sudah kita sepakati, bahwa kekudusan kita bukan kerana persembahan kita maupun kebaikan kita, namun lewat iman kepada kuasa penebusan Yesus. Jadi itu karena jasa Yesus, bukan hasil perbuatan kita.

Yakin anda tidak menganggap kekudusan adalah hasil perbuatan anda?

 

Muji:

Setuju. Ayub, Nuh, Daniel adalah contoh orang2 yang jujur, dan doa mereka memang didengarkan Tuhan. Dalam konteks ini, mereka tentu saja jujur dengan hati nurani, sehingga mereka lakukan apa yang benar, tidak rugikan orang lain, tidak mendukakan Allah.

Masalahnya, kita berbicara dalam Konteks Perjanjian Baru, dimana Bapa Surgawi sudah berpesan, agar manusia MENDENGARKAN YESUS

"Inilah Anak-Ku yang Ku Kasihi,... dengarkanlah Dia"

Dalam konteks tersebut, setiap orang jujur haruslah PLUS percaya kepada nama Yesus, atau ia (mereka) akan mendukakan Bapa Surgawi.

Dan masih seabreg perintah Tuhan yang hendaklah ditaati.

Katanya kekudusan adalah jasa Yesus, trus kenapa anda tambahi "PLUS" dan ditambahi "seabreg perintah Tuhan yang hendaklah ditaati"?

Bukankah dengan berkata seperti itu, artinya anda menambah perbuatan2 baik untuk bisa DIKUDUSKAN KUDUS?

 

 

One man's rebel is another man's freedom fighter

mujizat's picture

@PlainBread, kekudusan saat berdoa

Shaloom,

PB:

Saya tanya lagi: Kenapa memakai konteks dari Perjanjian Lama untuk "naik ke gunung Allah"?

Anda belum menjawabnya.

Muji:

PL merupakan gambaran dari PB. Dalam konteks kekudusan - misal ketika seorang Imam Besar hendak memasuki ruang Mahakudus - maka hal yang sudah digambarkan di PL juga berlaku di PB khususnya dalam konteks menyembah-Nya dalam Roh dan Kebenaran.

Kalau di PL seorang pendosa nekad masuk R Mahakudus, hasilnya: MATI .

Serupa, kalau di PB orang berniat menghadap Yang Mahasuci namun tidak menguduskan diri lewat pengampunan yang fasilitas itu sudah tersedia lewat Kuasa Penebusan Yesus (jadi bukan perbuatan baik manusia) , itu artinya juga nekad. Tetapi di zaman Kasih Karunia ini, orang nekad tsb tidak lantas mati tewas secara jasmani dimana jiwanya terpisah dari jasad fisik - jadi sama seperti keterpisahan Adam dengan Allah oleh sebab dosa pertama -  melainkan "mati" dalam pengertian "terpisah" dari Bapa yang bersemayam di tempat Kudus-Nya, artinya: gagal memasuki hadirat-Nya.

Silahkan, siapapun hamba Tuhan yang masih suka hidup dalam dosa dan menikmatinya dan ngak bertobat, ngak bakalan deh Tuhan memohon-mohon : " Please, percayalah pada-Ku " , karena Tuhan bukan pengemis. Kalaupun ia berdoa dalam kesombongan dan kedegilannya, paling banter ia bisa berdoa dengan lantang, namun kosong, ...Sebaliknya ia bisa kena Matius 7:21-23.

PB:

Katanya kekudusan adalah jasa Yesus, trus kenapa anda tambahi "PLUS" dan ditambahi "seabreg perintah Tuhan yang hendaklah ditaati"?

Bukankah dengan berkata seperti itu, artinya anda menambah perbuatan2 baik untuk bisa DIKUDUSKAN KUDUS?

Muji:

Sudah Muji jawab, bhw jasa Yesus "terbatas" pada orang2 yang mau percaya pada-Nya yang dibuktikan dengan PERBUATAN mengasihi-Nya.

"Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. " (Yoh 14:15)

Yang saya garis-bawah bicara soal ketaatan bukan?

Apakah menurut Anda, Kristen cukup berkata: "Yesus, aku percaya pada-Mu, aku mengasihi-Mu"  dan nggak perlu membuktikannya dengan ketaatan?

Salam,

Mujizat 

 

 

__________________

 Tani Desa

PlainBread's picture

@Muji: Mencampurkan antara Ketaatan dan Kekudusan

Muji:

PL merupakan gambaran dari PB. Dalam konteks kekudusan - misal ketika seorang Imam Besar hendak memasuki ruang Mahakudus - maka hal yang sudah digambarkan di PL juga berlaku di PB khususnya dalam konteks menyembah-Nya dalam Roh dan Kebenaran.

Kalau di PL seorang pendosa nekad masuk R Mahakudus, hasilnya: MATI .

Serupa, kalau di PB orang berniat menghadap Yang Mahasuci namun tidak menguduskan diri lewat pengampunan yang fasilitas itu sudah tersedia lewat Kuasa Penebusan Yesus (jadi bukan perbuatan baik manusia) , itu artinya juga nekad. Tetapi di zaman Kasih Karunia ini, orang nekad tsb tidak lantas mati tewas secara jasmani dimana jiwanya terpisah dari jasad fisik - jadi sama seperti keterpisahan Adam dengan Allah oleh sebab dosa pertama -  melainkan "mati" dalam pengertian "terpisah" dari Bapa yang bersemayam di tempat Kudus-Nya, artinya: gagal memasuki hadirat-Nya.

Silahkan, siapapun hamba Tuhan yang masih suka hidup dalam dosa dan menikmatinya dan ngak bertobat, ngak bakalan deh Tuhan memohon-mohon : " Please, percayalah pada-Ku " , karena Tuhan bukan pengemis. Kalaupun ia berdoa dalam kesombongan dan kedegilannya, paling banter ia bisa berdoa dengan lantang, namun kosong, ...Sebaliknya ia bisa kena Matius 7:21-23.

Menurut saya pola pikir anda berantakan.

Kita bicara soal kekudusan dan doa. Bukan soal ketaatan dan masuk neraka. Kecuali kalo anda melihat semua hal tersebut sebagai sama saja.

Dan anda bilang PL mirip seperti PB, dalam arti soal kekudusan. Saya rasa malah terbalik. Dalam PL, orang mesti naik ke gunung kudus Allah. Dalam PB, Tuhan yang turun menghampiri manusia.

Makanya saya keberatan jika ada orang mengaku pengikut Yesus masih menggunakan terminologi "naik ke gunung kudus Allah". TIDAK ada yang sanggup naik ke gunung kudus Allah, itu sebabnya Allah mengutus AnakNya untuk turun ke dunia, bahkan ke dunia yang paling bawah! Itu yang saya sesalkan. Orang2 yang berlatar belakang karismatik/pentakosta, bukankah mereka menekankan soal anugerah dan soal karunia, tapi kenapa beberapa dari mereka malah menggunakan istilah2 PL soal "naik ke gunung Allah" misalnya, seakan2 bahwa keselamatan dan kekudusan bisa diperoleh dengan perbuatan baik manusia.

 

Muji:

Sudah Muji jawab, bhw jasa Yesus "terbatas" pada orang2 yang mau percaya pada-Nya yang dibuktikan dengan PERBUATAN mengasihi-Nya.

"Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. " (Yoh 14:15)

Yang saya garis-bawah bicara soal ketaatan bukan?

Sekali lagi, pola pikir anda berantakan.

Anda harus bisa pisahkan, antara percaya dan mengasihi. Anda harus bisa pisahkan, antara kekudusan dan ketaatan. Anda harus bisa pisahkan, antara soal berdoa dan soal masuk neraka. Anda harus bisa pisahkan, antara orang yang belum percaya dengan orang yang sudah percaya, standarnya jangan anda bikin sama semua antara yang percaya dan yang tidak.

Lagipula sekali lagi, apa yang anda tulis itu merupakan gado2 dari semuanya, sehingga bertentangan sendiri dengan apa yang anda tulis.

Misalnya anda menulis fasilitas itu sudah tersedia lewat Kuasa Penebusan Yesus (jadi bukan perbuatan baik manusia), tapi selanjutnya anda menulis siapapun hamba Tuhan yang masih suka hidup dalam dosa dan menikmatinya dan ngak bertobat, ngak bakalan deh Tuhan memohon-mohon : " Please, percayalah pada-Ku " , karena Tuhan bukan pengemis. Kalaupun ia berdoa dalam kesombongan dan kedegilannya, paling banter ia bisa berdoa dengan lantang, namun kosong, ...Sebaliknya ia bisa kena Matius 7:21-23.

Makanya saya liat anda gagal dalam menjelaskan soal kekudusan. Apa itu kekudusan, apakah itu pengudusan dari Allah, atau perbuatan baik manusia? Ketika anda bilang itu pengudusan dari Allah, anda tambahi lagi embel2 "mesti tobat, mesti minta ampun, jangan berdosa, dll". Akhirnya anda kebingungan sendiri, kekudusan itu apa. Dibilang oleh darah Yesus, tapi anda juga bilang mesti taat.  Jadi mana yang benar, darah Yesus atau perbuatan baik manusia?

 

Apakah menurut Anda, Kristen cukup berkata: "Yesus, aku percaya pada-Mu, aku mengasihi-Mu"  dan nggak perlu membuktikannya dengan ketaatan?

Buat saya, ketaatan adalah BUAH dari KESELAMATAN, BUAH DARI IMAN. Anda tau kan artinya berbuah? Berbuah itu artinya keluar otomatis, hasil atau result. Yakobus bilang Iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong. Kosong = tidak ada. Artinya tidak ada iman sama sekali. Pohon Mangga disebut mangga karena buahnya mangga, bukan karena batang, akar, atau daunnya yang disebut mangga, tapi karena buahnya. Begitu juga iman.

Dan anda tau kan bahwa definisi Perjanjian Baru mengenai iman, adalah di Ibrani 1:1 "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat."

Iman itu sendiri adalah bukti, bukan ketaatan. Jadi anda keliru kalo menganggap bahwa ketaatan adalah bukti iman sementara iman itu sendiri sudah merupakan bukti.

Perbuatan baik anda, mau anda bilang itu ketaatan, tidak menyelamatkan anda.

Perbuatan baik anda, mau anda bilang itu ketaatan, adalah buah dari anugerah Allah yang kita sebut sebagai iman.

Jadi tidak ada dasar buat kita bermegah, baik itu karena kita memiliki iman, maupun karena ketaatan kita, karena semuanya itu berasal dari Allah.

 

 

One man's rebel is another man's freedom fighter

mujizat's picture

@PB

PB:

Kita bicara soal kekudusan dan doa. Bukan soal ketaatan dan masuk neraka. Kecuali kalo anda melihat semua hal tersebut sebagai sama saja.

Dan anda bilang PL mirip seperti PB, dalam arti soal kekudusan. Saya rasa malah terbalik. Dalam PL, orang mesti naik ke gunung kudus Allah. Dalam PB, Tuhan yang turun menghampiri manusia.

Makanya saya keberatan jika ada orang mengaku pengikut Yesus masih menggunakan terminologi "naik ke gunung kudus Allah". TIDAK ada yang sanggup naik ke gunung kudus Allah, itu sebabnya Allah mengutus AnakNya untuk turun ke dunia, bahkan ke dunia yang paling bawah! Itu yang saya sesalkan. Orang2 yang berlatar belakang karismatik/pentakosta, bukankah mereka menekankan soal anugerah dan soal karunia, tapi kenapa beberapa dari mereka malah menggunakan istilah2 PL soal "naik ke gunung Allah" misalnya, seakan2 bahwa keselamatan dan kekudusan bisa diperoleh dengan perbuatan baik manusia.

Muji:

Kalau begitu bisakah Anda jelaskan makna ayat2 berikut dan berlaku dalam situasi apa?

Mzm 24:3,4


3 "Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?"

4 "Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya,...

Matius 5:8


Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.

Atau,

Apakah menurut PlainBread, kita bisa berdoa kepada Allah dan yakin doa kita didengarkan-Nya selagi kita masih ngotot hidup kotor lantaran ngak mau taat Firman?

Salam,

Mujizat

__________________

 Tani Desa

PlainBread's picture

@Mujizat Perbuatan bukan DASAR dari Kekudusan

Atau,

 


Apakah menurut PlainBread, kita bisa berdoa kepada Allah dan yakin doa kita didengarkan-Nya selagi kita masih ngotot hidup kotor lantaran ngak mau taat Firman?

 

Anda tahu ada berapa banyak perintah di dalam alkitab? Di dalam Perjanjian Lama saja, sudah ada lebih dari 650 perintah. Anda mungkin menyangka cuma ada 10 perintah. Anda setengah benar, karena 10 Hukum Allah itu adalah yang paling terkenal.

Anda yakin bisa taat dengan 600 lebih itu? Belum lagi dengan Perjanjian Baru.

 

Apakah anda berpikir bahwa kalau kita:

1. Taat, lalu doa kita didengarkan karena kita sudah kudus?

2. Tidak taat, lalu doa kita tidak akan didengarkan karena kita tidak kudus?

Memangnya Tuhan itu bisa disogok, dengan perbuatan kita, sehingga kita bisa menyangka dengan ketaatan/ketidaktaatan kita, Dia bisa mengabulkan atau cuek dengan doa kita?

Anda tentu pernah baca kisah wanita pelacur yang akan dirajam, pernah baca Rahab, pernah baca pemungut cukai yang berdiri jauh2, pernah baca penjahat yang disalib di sebelah Yesus? Semuanya itu dibenarkan TUHAN, walaupun mereka hidup di dalam dosa. Apakah anda tidak bertanya2, kenapa mereka dibenarkan TUHAN? Apakah anda tidak pernah bertanya2, kenapa doa mereka didengar TUHAN?

Apakah saya mau bilang bahwa tidak apa2 hidup dalam dosa? TIDAK, saya tidak pernah bilang begitu.

Point saya cuma ini: 

1. Perbuatan dan ketaatan kita adalah BUAH dari IMAN kita. Dan iman kita adalah Anugerah Allah. Jadi tidak ada satu hal pun yang membuat kita bisa bermegah.

2. Menyangka bahwa perbuatan kita bisa menyogok Allah adalah perbuatan bodoh. Paulus berkali2 berkata bahwa tidak ada seorang pun yang benar, tidak ada yang mencari Allah. Paulus juga berkata bahwa tidak ada seorang pun DIBENARKAN karena melakukan seluruh hukum Taurat. Bahkan alkitab berkata bahwa melanggar 1 hukum walaupun memenuhi hukum yang lain, itu artinya melanggar SELURUHNYA.

Jadi saudaraku, Mujizat, jangan jadikan perbuatan anda sebagai DASAR dari kekudusan. Kekudusan adalah DARI ALLAH. Kita dibenarkan oleh Allah, bukan karena melakukan perbuatan baik atau benar, tapi DIBENARKAN. Ada perbedaan yang besar antara dikuduskan dan kudus, antara dibenarkan dan benar.

 

 

 

One man's rebel is another man's freedom fighter

hiskia22's picture

@muji

Biar lebih jelas, kudus di mata bang muji itu seperti apa ya ?

Biar kita bisa mengerti isi blog ini

GBU

__________________

GBU

mujizat's picture

@HIskia22, kekudusan di mata Muji begini,...

Hiskia:

Biar lebih jelas, kudus di mata bang muji itu seperti apa ya ?

Biar kita bisa mengerti isi blog ini

GBU

Muji:

Kudus merupakan keadaan seseorang dimana dosanya sudah diampuni Tuhan.

Di PL, pengampunan tidak cukup dengan berkata: "TUHAN, aku menyesal, aku minta ampun". Tetapi harus ada KORBAN PENEBUS SALAH yang tata caranya sudah diatur oleh kitab Musa.

Yesus tidak berniat menghapuskan tata cara tersebut, namun menggenapinya, dimana Diri-Nya yang menjadi KORBAN PENEBUS SALAH untuk dosa2 yang dilakukan manusia.

Yang jarang diketahui Kristen adalah pemahaman tentang Iman yang memindahkan hukuman ke salib Kristus, sehingga pada banyak orang Kristen, pengorbanan Yesus menjadi seperti sia-sia, buktinya masih banyak Kristen yang masih sakit, walaupun Tuhan sudah berjanji untuk memberikan kesehatan jasmani lewat ketaatan Firman Tuhan.

Iman kepada kuasa penebusan Yesus akan menghapuskan setiap jejak dosa kita; jadi kita dapat dikuduskan hanya oleh kuasa penebusan Yesus.

Nah,

Boleh menjadi contoh adalah yang dilakukan para imam di zaman PL. Sebelum mereka memasuki ruang Mahakudus, mereka harus menguduskan diri dengan korban sembelihan sebagai korban penebus salah yang mungkin dilakukan di hari-hari sebelum ia melakukan tugas keimaman itu, baru sesudah prosesi itu, dalam keadaan sudah kudus, ia boleh "naik ke gunung TUHAN" yakni lakukan tugas keimaman, menghadap tahta Allah.

Identik,...

Ketika kita mau doa, kita perlu menguduskan diri, JIKA SEKIRANYA kita secara sadar maupun ngak sadar melakukan sesuatu menentang F T , dan Yesus sudah mengajari itu lewat pengampunan.

Salam,

Mujizat

__________________

 Tani Desa

kabarsukacita's picture

@muji and @all...doa apa adanya

Tuhan kita itu tahu segalanya tentang kita, kita aja yang kadang kurang tanggap terhadap Dia.

Menurut saya, DOA itu apa adanya saja, gak usah ribet mau kudus apa gak, yang ribet itu mesti pake doktrin macem2 dari gereja, itu bukan dari Tuhan, itu dari pengalaman2 sebelumnya yang pas dijawab Tuhan.

Paulus aja gak doa, malah dapet Kasih Karunia Tuhan dan ketemu Tuhan Yesus sendiri

Yang polos dan apa adanya yang Tuhan suka...salah ya ngaku aja

Kalau tahu dosa -----> bener2 tobat , selesai , masih salah lagi --->tobat lagi...tapi jangan terus2an

Kalau kita belajar 7X7 dalam Alkitab kita akan tahu dan yakin bahwa Tuhan pasti sudah bisa melakukan dulu, sebelum menyuruh kita berhitung....he..he...nangkep maksudnya?

Mau ngomong sama Tuhan aja susah, belum lagi mau jalanin hidup

Gitu aja kok repot...he..he...

Saya juga mau nanya definisi Kudus menurut anda? Mungkin ada pemahaman baru yang belum saya mengerti

.: "Tuhan Yesus adalah Yang Awal dan Yang Akhir. Dia-lah Jalan, Kebenaran, Kebangkitan, dan Kehidupan." :.

__________________

.: "Tuhan Yesus adalah Yang Awal dan Yang Akhir.
Dia-lah Jalan, Kebenaran, Kebangkitan, dan Kehidupan." :.

mujizat's picture

@KabarSukacita, soal kekudusan dan tugas keimaman

Kabar Sukacita:

Tuhan kita itu tahu segalanya tentang kita, kita aja yang kadang kurang tanggap terhadap Dia.

Menurut saya, DOA itu apa adanya saja, gak usah ribet mau kudus apa gak, yang ribet itu mesti pake doktrin macem2 dari gereja, itu bukan dari Tuhan, itu dari pengalaman2 sebelumnya yang pas dijawab Tuhan.

Muji:

Koment yang bagus. Perhatiin yang saya bold-garis bawah.

Karena Kristen gak peduli kekudusan saat berdoa, maka tidak jarang Tuhan OGAH mendengarkan doa2 mereka. Sakit, berdoa, lalu ngak dijawab Tuhan, sebab Tuhan "LUWEH-LUWEH" terhadap doa yang ngak serius dan dalam ketidak-kudusan.

Silahkan disanggah, jika argumen Muji ngak berdasarkan Firman Tuhan. Masalahnya, doa Muji dkk yang "kebetulan dijawab Tuhan" lha koq terus-terusan, yaitu ketika kami belajar untuk secara teliti memperhatikan dan mantaati Firman Tuhan. Yang bertelinga hendaklah mendengar, yang punya mata hendaklah membaca baik-baik.

KS:

Paulus aja gak doa, malah dapet Kasih Karunia Tuhan dan ketemu Tuhan Yesus sendiri

Muji:

Wah, gawat, mudah2an Anda ngak salah tafsir ketika mengikuti kisah Saulus yang diubahkan Tuhan. Tuhan Yesus melihat dasar hati Saulus yang ingin menyenangkan hati Allahnya, yang sebelum itu dia berpendapat bahwa menganiaya pengikut Kristus merupakan hal yang dia sangka menyenangkan Allah. Yesus melihat bahwa Saulus hanya "orang kuat , orang jujur, orang yang giat tetapi yang berada di tempat yang salah" makanya Yesus tolong dia walaupun Saulus ngak berdoa untuk itu.

Tetapi itu ngak berarti bahwa seseorang harus ngamuk-ngamuk dulu, bakar2 greja dulu, atau membantai Kristen dulu, baru ditolong Tuhan. Itu pendapat yang sesat boo,...

KS:

Yang polos dan apa adanya yang Tuhan suka...salah ya ngaku aja

Kalau tahu dosa -----> bener2 tobat , selesai , masih salah lagi --->tobat lagi...tapi jangan terus2an

Muji:

Setuju. Itu juga salah satu penekanan Muji di blog ini

KS:

Kalau kita belajar 7X7 dalam Alkitab kita akan tahu dan yakin bahwa Tuhan pasti sudah bisa melakukan dulu, sebelum menyuruh kita berhitung....he..he...nangkep maksudnya?

Muji:

Belum. Bisa diperjelas?

KS:

Mau ngomong sama Tuhan aja susah, belum lagi mau jalanin hidup

Gitu aja kok repot...he..he...

Saya juga mau nanya definisi Kudus menurut anda? Mungkin ada pemahaman baru yang belum saya mengerti

Muji:

Bukankah kita perlu beranjak dari level iman tertentu kepada level iman yang lebih tinggi?

Beranjak dari Kristen asal-asalan menjadi Kristen berpengetahuan?

Petrus juga pernah berkata, bahwa kita adalah "imamat rajani" , kita adalah imam-imam Allah yang mengantarai orang2 berdosa kepada imam besar Agung yaitu Yesus Kristus? Sebagai imam2 , kita juga musti kudus loh, atau keimaman kita akan mandul, lantaran doa kita diabaikan Tuhan.

Salam,

Mujizat

__________________

 Tani Desa

kabarsukacita's picture

@Muji...KARENA anda KUDUS, tolonglah saya

Pak Muji,

Saya cuman saran, kalau baca komentar saya jangan dipotong2 nanti jadi salah tangkap.

ok, begini...mari kita bicara sama2...ketika kita berdoa, kita sedang bicara dengan Tuhan atau sedang ritual sesuatu seperti perdukunan?

Jika memang doa itu adalah bicara sama Tuhan, apakah Tuhan itu gak mau dengar doa orang berdosa? atau Dia itu hanya dengar orang yang kudus?

Luk 18:10-14  "Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.

Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."

Dari contoh ayat di atas berarti Tuhan mendengar semua doa, baik orang yang berdosa atau orang yang merasa dirinya benar (artinya sih sama saja, yaitu orang berdosa cuman yang satu sombong)...he..he...

Saya juga sudah mengatakan bahwa kalo salah ya tobat...salah lagi ...ya tobat lagi......salah lagi ..ya tobat lagi.....karena TUHAN sayang pada kita sebab Tuhan Yesus sedniri ajarkan kepada kita untuk mengampuni orang yang bersalah pada kita meskipun itu terjadi 70 kali 7 kali (yang pertama gue salah tulis 7x7). Jadi kalau Tuhan aja nuntut gitu ke kita...apakah mungkin Dia tidak bisa mengampuni kita jika kita memang benar2 tobat...hayo sama2 mikir...saya yakin pasti Dia mampulah..malahan Dia pernah mengatakan saat di kayu salib "Ampunilah mereka ya Bapa, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat"

Tentang Paulus, itu mungkin aku kurang menjelaskan sedikit bahwa Kasih Karunia yang asalnya dari Tuhan itu membuat kita menjadi layak dan Kudus dihadapanNya. Namun sayang sekali banyak orang Kristen yang menggunakan Kasih Karunia ini sebagai doktrin tameng untuk tidak mau belajar taat dan gentar bagi Tuhan, yang kadang orang lain sebut itu tidak hidup kudus, kan ada ayatnya juga

1Pe 1:14  Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu,
1Pe 1:15  tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,
1Pe 1:16  sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus. 
 

Jadi doa itu perlu jujur (apa adanya), dan tentang kudus itu berarti taat dan belajar tidak mengikuti hawa nafsu. Semua anak-anak Tuhan perlu mengikuti pimpinan Roh Kudus, dan ikuti hidup dalam Roh Kudus...bukan Roh Kuda...ha..ha...ha...

Kalau Pak Muji yakin setiap doa anda dijawab, itu bukan karena kekudusan anda. Itu ada alasan lain....(nanti aja deh gue jawab, hi..hi...).....

Kalau anda merasa yakin dijawab, tolongin gue dong (ini bener lho)...tolongin gue karena aku mau ketemu Tuhan Yesus saat masih hidup di dunia ini dan ngobrol sama Dia secara fisik kayak Musa......ini serius lho...gue ingin ketemu Dia. Kasihilah saya ya Pak Muji.....disini saya gak butuh sanggahan anda, tapi butuh action anda...dan nanti kalo pas betulan aku ketemu Tuhan Yesus, aku juga mau tanya sama Dia, apakah ini karena doa anda.

Beneran lho ini, saya tunggu action anda karena anda kan lebih kudus ketimbang saya mungkin.

Salam,

KS  (GUE TUNGGU)

.: "Tuhan Yesus adalah Yang Awal dan Yang Akhir. Dia-lah Jalan, Kebenaran, Kebangkitan, dan Kehidupan." :.

__________________

.: "Tuhan Yesus adalah Yang Awal dan Yang Akhir.
Dia-lah Jalan, Kebenaran, Kebangkitan, dan Kehidupan." :.

mujizat's picture

@Kabar Sukacita, berdoa bukan bicara kepada langit,...

Shalom,

KS:

Pak Muji,

Saya cuman saran, kalau baca komentar saya jangan dipotong2 nanti jadi salah tangkap.

Muji:

Trims , Muji berusaha memahami maksud pertanyaan Bro KS.

KS:

ok, begini...mari kita bicara sama2...ketika kita berdoa, kita sedang bicara dengan Tuhan atau sedang ritual sesuatu seperti perdukunan?

Muji:

Tentu saja sedang menghadap Tuhan dengan segala perhatian dan kesungguhan. Doa dengan pikiran ngelantur kemana-mana dibenci Tuhan.

KS:

Jika memang doa itu adalah bicara sama Tuhan, apakah Tuhan itu gak mau dengar doa orang berdosa? atau Dia itu hanya dengar orang yang kudus?

Luk 18:10-14  "Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.

Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."

Dari contoh ayat di atas berarti Tuhan mendengar semua doa, baik orang yang berdosa atau orang yang merasa dirinya benar (artinya sih sama saja, yaitu orang berdosa cuman yang satu sombong)...he..he...

Saya juga sudah mengatakan bahwa kalo salah ya tobat...salah lagi ...ya tobat lagi......salah lagi ..ya tobat lagi.....karena TUHAN sayang pada kita sebab Tuhan Yesus sedniri ajarkan kepada kita untuk mengampuni orang yang bersalah pada kita meskipun itu terjadi 70 kali 7 kali (yang pertama gue salah tulis 7x7). Jadi kalau Tuhan aja nuntut gitu ke kita...apakah mungkin Dia tidak bisa mengampuni kita jika kita memang benar2 tobat...hayo sama2 mikir...saya yakin pasti Dia mampulah..malahan Dia pernah mengatakan saat di kayu salib "Ampunilah mereka ya Bapa, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat"

Muji:

Setuju. Pemungut cukai dalam kisah di Lukas 18 tersebut memukuli dirinya, mengekspresikan penyesalan dan pertobatannya. Pengakuannya, penyesalannya, itu merupakan langkah pengudusan, karena Tuhan selalu berkenan kepada orang yang BERTOBAT, yang mengakui kesalahannya, yang "remuk hati".

Anda benar, si orang Farisi - sebenarnya ia berdosa juga, namun di kisah itu ia ngak bertobat - maka Tuhan tidak lakukan apapun terhadapnya, secara "kasarnya" Tuhan "menolak" doa si Farisi sombong itu; dalam konteks blog ini, si Farisi tidak berdoa dalam kekudusan.

KS:

Tentang Paulus, itu mungkin aku kurang menjelaskan sedikit bahwa Kasih Karunia yang asalnya dari Tuhan itu membuat kita menjadi layak dan Kudus dihadapanNya. Namun sayang sekali banyak orang Kristen yang menggunakan Kasih Karunia ini sebagai doktrin tameng untuk tidak mau belajar taat dan gentar bagi Tuhan, yang kadang orang lain sebut itu tidak hidup kudus, kan ada ayatnya juga

1Pe 1:14  Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu,
1Pe 1:15  tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,
1Pe 1:16  sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus. 

 Muji:

Thanks buat ayat-ayatnya, sangat relevan dan mendukung.

KS:

Jadi doa itu perlu jujur (apa adanya), dan tentang kudus itu berarti taat dan belajar tidak mengikuti hawa nafsu. Semua anak-anak Tuhan perlu mengikuti pimpinan Roh Kudus, dan ikuti hidup dalam Roh Kudus...bukan Roh Kuda...ha..ha...ha...

Kalau Pak Muji yakin setiap doa anda dijawab, itu bukan karena kekudusan anda. Itu ada alasan lain....(nanti aja deh gue jawab, hi..hi...).....

Kalau anda merasa yakin dijawab, tolongin gue dong (ini bener lho)...tolongin gue karena aku mau ketemu Tuhan Yesus saat masih hidup di dunia ini dan ngobrol sama Dia secara fisik kayak Musa......ini serius lho...gue ingin ketemu Dia. Kasihilah saya ya Pak Muji.....disini saya gak butuh sanggahan anda, tapi butuh action anda...dan nanti kalo pas betulan aku ketemu Tuhan Yesus, aku juga mau tanya sama Dia, apakah ini karena doa anda.

Beneran lho ini, saya tunggu action anda karena anda kan lebih kudus ketimbang saya mungkin.

Salam,

KS  (GUE TUNGGU)

Muji:

Dear Kabarsukacita,

Muji hanya belajar menemukan janji Tuhan di Alkitab, meminta Roh Penolong buat menolong Muji memahami janji Allah tersebut. Muji banyak berdiam diri untuk belajar mendengarkan suara Roh Kudus.

Roh Kudus banyak mengajari Muji bagaimana memasuki hadirat Allah, bagaimana membedakan nabi palsu, nubuatan palsu, rasul palsu.

Muji belajar "bayar harga" barang satu jam sehari untuk menyapa Tuhan, sebab Tuhan kita bukan Allah yang bisu; Muji hanya belajar taat dan setia, percaya dan taat. Itu saja.

Anda bisa mulai dengan berdiam diri di hadapan Tuhan dalam kekudusan, Anda tidak usah pusing caranya bagaimana. Ketika Anda mulai rindu pada-Nya, arahkan segenap hati dan pikiran Anda pada-Nya. Jangan menyerah. Jadilah seperti hamba yang menunggu perintah tuannya.

Jika tiba2 Anda (misalnya) tiba2 ingin menangis, tersedu-sedu (jangan mikir yang sedih-sedih untuk bisa menangis, itu jiwa) maka "arus" ini berasal dari Tuhan, ikuti saja. Better lakukan di dalam kamar tertutup rapat. Kalau ingin menangis di hadapan Tuhan, menangis sajalah.

Kalau saja kita bisa KOPDAR,...

Saya punya tiga orang penyembah di Yogyakarta, ada yang berkarunia nabi. Kalau saja Anda dan kami bisa doa bersama, saya yakin Tuhan punya sesuatu untuk disampaikan kepada Anda.

Gini saja, nanti Anda saya PM , ... bagi kami jarak ndak masalah, doa jarak jauh nggak masalah, sebab bukan kami yang melakukan, namun Roh Kudus. Nggak usah khawatir, jika Tuhan nggak bicara apa-apa, kami TIDAK AKAN bicara apapun, tetapi Jika Tuhan bicara tentang Anda, tentu kami sampaikan.

Tidak usah Anda cerita panjang -lebar masalah Anda, biar TUHAN yang memberitahu kami mengenai Anda, dan silahkan di-check apakah yang kami dapat dari Tuhan itu benar atau ngawur.

Pada dasarnya, kerinduan Anda pada-Nya menunjukkan siapa Anda, dan betapa berharganya Anda, dear KS , di mata Tuhan.

Salam,

Mujizat

__________________

 Tani Desa