Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Malioboro

tilestian's picture

Malioboro, Sekadar Refleksi

Beberapa hari yang lalu, aku pergi ke Yogya. Ah, seru juga sih karena sudah sekian lama tidak jalan-jalan ke Malioboro, sekarang sudah reuni lagi. Banyak yang sama, hahaha ... yang dijual di sepanjang Malioboro ... ya itu-itu saja. Satu yang bikin membuatku berpikir agak serius, nggak serius-serius amat sih, tahu nggak? Ternyata setelah sekian lama tidak jalan-jalan ke Malioboro, seorang pria buta yang bawa tape dikalungkan di lehernya juga masih menjalani profesi yang sama. Ia jalan pelan-pelan ke sana kemari sambil menyanyi mengikuti suara yang keluar dari tape ... duh, mungkin profesi ini akan ia lakukan selama hidupnya.

anakpatirsa's picture

Pulang ke Kotamu

KULIRIK pantat kuda yang lewat, tidak kulihat popoknya. Kubaca di koran, walikota Jogja marah-marah karena menduduki bekas kencing. Ia pun mencari tahu siapa yang kencing sembarangan itu, kuda. Ia pun menyuruh kuda penarik andong di kawasan Malioboro diberi popok.

        Memang tidak semua orang suka bau pesing, tetapi bagiku, pesing atau tidak, Malioboro selalu membangkitkan kenangan. Kupikir Katon menulis Lagu Jogjakarta itu saat menyusuri lorong Malioboro. Seperti lirik lagu itu, aku merasakannya. Merasakan kerinduan yang akhirnya terpenuhi begitu kembali ke Jogja. Kota yang masih seperti dulu, seperti kata Katon. Tiap sudutnya yang begitu kukenal membuatku teringat lagi tahun-tahun kehidupanku di Jogja. Seperti katanya, tiap sudutnya menyapa bersahabat.

anakpatirsa's picture

Menar

        "Di mana?"

        "Jogja!"

        Kota penuh kenangan, "Mengapa Jogja? Dapat gadis Jogja?"

Purnomo's picture

Cinta pertama dalam sebuah kotak

Kisah cinta sepasang kekasih yang tinggal dalam sebuah gang mendadak macet karena yang gadis mendapat kekasih baru dari kawasan gedongan. Biar mantannya telah berlapang dada seluas lapangan sepak bola, tidak demikian dengan ibunya. Perempuan setengah baya ini marah. Ia berteriak-teriak di depan rumahnya melancarkan tendangan-tendangan jarak jauh ke arah rumah mantan calon besannya yang berjarak 8 rumah. “Perempuan matrek! Begitu anakku tidak bisa lagi membelikan baju baru, dia cari laki-laki lain untuk dikuras dompetnya. Giwang emasku sampai digadaikan anakku gara-gara setiap 2 hari dia minta diajak jalan-jalan jajan bakso. Selalu setiap makan dia menghabiskan 2 mangkok. Sudah begitu, masih bawa pulang 5 bungkus buat orang rumah!”