Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

( KHOTBAH DI BUKIT ) MENANGKAP VISI - NYA YANG DASYAT

arharahadian's picture

“Carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Mat. 6:33)

Apakah hubungannya antara nas diatas dengan khotbah di bukit yang begitu fenomenal sejak gaung pertama sekitar kurang lebih 2000 tahun yang silam dimana hingga kini kabarnya tetap terdengar dan nama yang menyampaikannya pun hingga kini tetap diperbincangkan orang baik, pro maupun kontra. Korelasi dari nas diatas adalah, dimana setelah kita mengakui dengan mulut dan kita imani dengan hati bahwasannya Yesus adalah Juruselamat dan Tuhan kita. Maka setelah gerbang kerajaan Allah itu telah terbuka untuk kita yang percaya kepada-Nya, wajib bagi kita untuk mencari tahu lebih dalam akan kerajaan dan kebenaran-Nya. Khotbah di bukit, merupakan suatu gambaran tentang prinsip-prinsip yang akan merupakan ciri dari penghuni kerajaan Allah, kita selaku orang percaya yang telah bersumpah untuk setia kepada sang Raja, dan dipersiapkan secara rohani untuk menantikan berkat-berkat kerajaan-Nya  “Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih” (Kol 1:13), dapat melihat cita-cita Allah di dalam khotbah yang indah ini serta akan menyetujui bahwa khotbah ini bertaraf tinggi.

 

Bagaimanakah ciri-ciri dari orang-orang penghuni kerajaan Sorga itu?, di dalam Khotbah di bukit itulah, Yesus secara gamblang berkata tentang hal itu, dimana orang –orang yang berada di dalam Kerajaan Allah itu bercirikan:

 

1.      Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya sorga” (Mat. 5:3).

 

 

Kitab Mazmur pasal 1 sendiri, memberikan gambaran Perjanjian Lama mengenai orang yang berbahagia, yang menunjukkan sifat dasarnya melalui hal-hal yang ia lakukan. Kata "berbahagia" ini dalam Perjanjian Baru menunjuk kepada kesejahteraan semua orang yang karena hubungan mereka dengan Kristus dan Firman-Nya, menerima Kerajaan Allah, yang meliputi kasih, perhatian, keselamatan dan kehadiran Allah hari lepas hari. Ini merupakan suatu ciri dari orang yang telah di lahirkan kembali dan lebih daripada itu kita akan senantiasa menerima berkat dari-Nya,

 

“Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Dan setelah di ambil-Nya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memeberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang banyak” (Mat. 14:19)  dan juga “Lalu Yesus membawa mereka ke luar kota sampai dekat Betania. Di situ Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka” (Luk. 24:50).

 

 

Namun ada beberapa syarat yang harus dipenuhi jikalau kita ingin menerima berkat-berkat Kerajaan Allah; kita harus dituntun oleh cara dan nilai Allah yang dinyatakan dalam Alkitab dan bukan oleh cara dan nilai dunia ini. Syarat yang pertama adalah "miskin di hadapan Allah". Kita harus sadar bahwa kita tidak dapat memenuhi kebutuhan rohani kita sendiri; kita membutuhkan hidup, kuasa, dan kasih karunia yang datang dari Roh Kudus untuk mewarisi Kerajaan Allah. Disinilah hati kita di tuntut untuk rendah hati di hadapan Allah, rendah hati yang diperlukan dalam memberikan seluruh hidup kita untuk Tuhan yang memimpin. Penyerahan diri adalah kata yang tepat dalam hal ini, tetapi pertanyaannya maukah kita melakukan hal ini?. Ingatlah akan janji-Nya,

 

 

 “Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan” (Mat. 25:34).    

 

2.      “Berbahagialah orang yang berduka cita, karena mereka akan dihibur” (Mat. 5:4)

 

"Berdukacita" artinya merasa sedih atas kelemahan kita sendiri karena tidak mampu memenuhi standar kebenaran Allah dan kuasa kerajaan-Nya. Namun dengan pertobatan yang murni dan menghasilkan buah dari pertobatan itu di dalam kehidupan akan mendatangkan kesejahteraan bagi orang yang percaya. Dan juga turut berdukacita karena hal-hal yang menyedihkan hati Allah, berbagi rasa dengan Allah dan ikut berduka bersama-Nya atas dosa, kebejatan, dan kekejaman yang tampak di dunia.

 

 

dengan segala rendah hati aku melayani Tuhan. Dalam pelayanan itu aku banyak mencucurkan air mata dan banyak mengalami pencobaan dari pihak orang Yahudi yang mau membunuh aku” (Kis. 20:19). sebab orang benar ini tinggal di tengah-tengah mereka dan setiap hari melihat dan mendengar perbuatan-perbuatan mereka yang jahat itu, sehingga jiwanya yang benar itu tersiksa” ( 2Ptr 2:8 ).  

 

 

 Tetapi bagi mereka yang berdukacita terhibur ketika menerima "kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita oleh Roh Kudus"  

 

 

Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus” ( Rm. 14:17)

 

 

  untuk memberitakan tahun rahmat TUHAN dan hari pembalasan Allah kita, untuk menghibur semua orang berkabung” ( Yes. 61:2 ). “ untuk mengaruniakan kepada mereka perhiasan kepala ganti abu, minyak untuk pesta ganti kain kabung, nyanyian puji-pujian ganti semangat yang pudar, supaya orang menyebutkan mereka "pohon tarbantin kebenaran," "tanaman TUHAN" untuk memperlihatkan keagungan-Nya” ( Yes. 61:3 ).

 

 

 Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka." (  Why 7:17 ).

 

3.      “Berbahagialah mereka yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi” ( Mat. 5:5)

 

 

"Yang lemah lembut" adalah mereka yang rendah hati dan patuh kepada Allah. Mereka berlindung pada-Nya dan kehidupan mereka diserahkan sepenuhnya kepada-Nya. Mereka lebih memperhatikan pekerjaan Allah dan umat Allah daripada hal-hal yang mungkin terjadi pada diri mereka. “ Tetapi orang-orang yang rendah hati akan mewarisi negeri dan bergembira karena kesejahteraan yang berlimpah-limpah” ( Mzm. 37:11 ). Orang yang lemah lembut inilah yang akhirnya akan memiliki bumi dan bukan mereka yang merampasnya dengan kekerasan. Sebab bukan karena hukum Taurat telah diberikan janji kepada Abraham dan keturunannya, bahwa ia akan memiliki dunia, tetapi karena kebenaran, berdasarkan iman” ( Rm. 4:13 ).

 

 

 

Sumber kelemahlembutan ini adalah Kristus “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberi kelegaan kepadamu” ( Mat. 11:28), “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan” ( Mat. 11:29 ),  yang mencurahkannya pada saat manusia menyesuaikan kehendak mereka dengan kehendak-Nya.

4.      “Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan” ( Mat. 5:6 )

 

 

Suatu kerinduan yang amat mendalam untuk memperoleh kebenaran pribadi. Kerinduan semacam itu merupakan bukti ketidakpuasan dengan tingkatan rohani yang dicapai saat ini dan sangat kontras sekali dengan orang Farisi pada masa itu,

 

 

”Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini : Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini : Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan penzinah, dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberi seperpuluhan dari segala penghasilanku, tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata : Ya Allah, kasihilah aku orang berdosa ini. Aku berkata kepadamu: orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan” ( Luk 18:9-14 ).

 

 

Dalam hal ini, ayat ini adalah termasuk salah satu ayat yang terpenting dalam Khotbah di Bukit, mengapa? Sebab apabila di dalam diri orang Kristen terdapat rasa lapar dan haus yang begitu besar akan kebenaran, seperti halnya seorang yang sedang lapar dan haus tentulah ia akan berusaha untuk beroleh penawar dari rasa tersebut. kondisi rohani seperti inlah yang seharusnya ada pada orang Kristen seumur hidup mereka.

 

 

1.      Syarat dasar dari semua kehidupan saleh adalah "lapar dan haus akan kebenaran". Lapar semacam itu tampak dalam diri Musa ( Kel 33:13,18), pemazmur  (Mzm 42:2; Mzm 42:6; Mzm 63:1) dan Rasul Paulus (Flp 3:10).

 

a.       kehadiran Allah (Ul 4:29)

b.      Firman Allah (Mzm 119:1-176)

c.       hubungan dengan Kristus (Flp 3:8-10)

d.      persekutuan Roh Kudus (Yoh 7:37-39; 2Kor 13:14)

e.       kebenaran (Mat 5:6)

f.       kuasa kerajaan (/TB Mat 6:33)

g.      kedatangan Tuhan kembali (2Tim 4:8).

 

2.      Kelaparan orang Kristen terhadap perkara Allah dilenyapkan oleh kekhawatiran duniawi, tipu daya kekayaan (Mat 13:22), keinginan akan berbagai hal (Mrk 4:19), kenikmatan hidup (Luk 8:14), dan kegagalan untuk tetap tinggal dalam Kristus (Yoh 15:4). Pada saat kelaparan orang percaya akan Allah dan kebenaran-Nya sudah tidak ada lagi, mereka akan mati secara rohani. Oleh karena itu adalah sangat penting bahwa kita peka terhadap pekerjaan Roh Kudus yang menginsyafkan kita (bd. Yoh 16:8-13; Rm 8:5-16).

 

 

 

Dan kemudian mereka pun dipuaskan oleh Tuhan, Ayo, hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air, dan hai orang yang tidak mempunyai uang, marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli dan makanlah, juga anggur dan susu tanpa bayaran!”( Yes. 55:1), Mengapakah kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan upah jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan? Dengarkanlah Aku maka kamu akan memakan yang baik dan kamu akan menikmati sajian yang paling lezat “ (Yes. 55:2).  

 

 

 

 

5.      Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan” ( Mat. 5: 7)

 

 

 

"Yang murah hatinya" penuh belas kasihan dan rasa iba terhadap orang menderita, baik karena dosa maupun karena dukacita. Orang yang murah hati itu sungguh ingin mengurangi penderitaan itu dengan menuntun orang itu kepada Kristus sehingga ia dapat menerima kasih karunia dan pertolongan Allah (bd. Mat 18:23-35; Luk 10:30-37; Ibr 2:17). Dengan menunjukkan kemurahan kepada orang lain, kita sendiri "akan beroleh kemurahan". Sebab penghakiman yang tak berbelas kasihan akan berlaku atas orang yang tidak berbelas kasihan. Tetapi belas kasihan akan menang atas penghakiman” ( Yak. 2:13 ).

 

 

6.      Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah” ( Mat. 5:8 )

 

 

"Yang suci hatinya" adalah mereka yang telah dibebaskan dari kuasa dosa oleh kasih karunia Allah dan kini berusaha tanpa tipu daya untuk menyenangkan hati Allah dan memuliakan Dia dan menjadi sama seperti Dia.

 

 

1.      Mereka berusaha untuk memiliki sikap hati yang sama seperti Allah — mengasihi kebenaran dan membenci kejahatan ( lihat Ibr 1:9 ). Hati mereka ( termasuk pikiran, kehendak, dan perasaan ) adalah selaras dengan hati Allah ( 1Sam 13:14; Mat 22:37; 1Tim 1:5 )  

 

 

Tetapi sekarang kerajaanmu tidak akan tetap. TUHAN telah memilih seorang yang berkenan di hati-Nya dan TUHAN telah menunjuk dia menjadi raja atas umat-Nya, karena engkau tidak mengikuti apa yang diperintahkan TUHAN kepadamu." ( 1sam. 13:14)   

 

 

Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu” ( Mat. 22:37)

 

 

Tujuan nasihat itu ialah kasih yang timbul dari hati yang suci, dari hati nurani yang murni dan dari iman yang tulus ikhlas” ( 1Tim. 1:5)

 

 

 

2.    Melihat Allah artinya menjadi anak-Nya dan tinggal di hadapan-Nya, baik sekarang maupun di masa yang akan datang  ( Kel. 33:11; Why 21:7; 22:4 ).

 

 

 

7.    Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah” ( Mat. 5:9 )

 

 

 

"Yang membawa damai" adalah orang-orang yang telah diperdamaikan dengan Allah. Mereka berdamai dengan Allah karena salib ( Rm 5:1; Ef 2:14-16 ). Mereka kini berusaha melalui kesaksian dan kehidupan mereka untuk menuntun orang lain, termasuk musuh-musuhnya, agar berdamai dengan Allah.

 

 

Sebab kasih karunia Allah Tuhan kita yang diberikan kepada kita sehingga beroleh pengakuan dari-Nya bahwa kita adalah anak-anak-Nya. Dan oleh karena iman kita kepada Yesus Tuhan kita pulalah, kita beroleh limpahan kasih karunia dari Bapa Allah Tuhan kita.

 

 

“Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus” ( Gal. 3:26), ”Lihatlah sekarang, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia” ( 1 Yoh. 3:1).

 

 

 

8.      Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga” ( Mat. 5:10 ) 

Penganiayaan akan menimpa semua orang yang berusaha untuk hidup sesuai dengan Firman Allah demi kebenaran.

 

 

 

1.      Mereka yang mempertahankan standar kebenaran, keadilan, dan kesucian, yang pada saat bersamaan tidak mau berkompromi dengan masyarakat sekarang yang fasik atau gaya hidup orang percaya yang suam ( Why 2:1-29; 3:1-4,14-22 ), tidak menjadi populer, ditolak, dan dikecam penganiayaan dan pertentangan akan datang dari dunia ( Mat 10:22; 24:9; Yoh 15:19 ) dan bahkan kadang-kadang dari orang yang mengaku diri anggota gereja ( Kis 20:28-31; 2Kor 11:3-15; 2Tim 1:15; 3:8-14; 4:16 ). Pada saat mereka mengalami penderitaan ini, orang Kristen hendaknya bersukacita ( ayat Mat 5:12 ), karena mereka yang paling menderita akan diberikan berkat yang terbesar oleh Allah ( 2Kor 1:5; 2Tim 2:12; 1Ptr 1:7; 4:13 ).

 

 

2.      Orang Kristen harus waspada terhadap pencobaan untuk berkompromi dengan kehendak Allah supaya dapat mengelak keadaan yang memalukan, dan bahkan kerugian ( Mat 10:33; Mrk 8:38; Luk 9:26; 2Tim 2:12 ). Prinsip Kerajaan Allah tidak pernah berubah, "…setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya" ( 2Tim 3:12 ). Kerajaan Sorga dan pahala-pahala sorgawi telah dijanjikan kepada mereka yang menderita dan tabah dalam penganiayaan demi kebenaran.

 

 

 

Berpeganglah teguh pada ajaran-Nya dan senantiasa hidup sesuai dengan Firman-Nya maka kita akan beroleh apa yang telah Ia janjikan.

 

 

 

“Karena itu siapa yang meniadakan hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikia kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat., ia akan menduduki tempat yang tinggi di Kerajaan Sorga” (Mat. 5:19 ).  

 

 

 

“Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan” (Mat. 25:34)

 

 

 

 

 

9.      Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat” ( Mat. 5:11 ).

 

Hal seperti ini akan senantiasa terjadi kepada orang-orang percaya yang mempertahankan akan kebenaran Tuhan, namun kita tidak usah khawatirkan akan hal itu sebab Tuhan senantiasa menyertai orang-orang yang mengasihi-Nya.

 

 

“Tetapi semuanya itu akan mereka lakukan terhadap kamu karena nama-Ku, sebab mereka tidak mengenal Dia, yang telah mengutus Aku” ( Yoh. 15:21 )

 

 

“Dengarkanlah Aku, hai kamu yag mengetahui apa yang benar, hai bangsa yang menyimpan pengajaranku-Ku dalam hatimu! Janganlah takut jika diaibkan oleh manusia dan janganlah terkejut jika dinista oleh mereka” ( Yes. 51:7 )

 

 

 

 

10.  Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu." ( Mat. 5:12 )

 

 

Janganlah bersedih hati bahkan menjadikan kita kecewa, apabila dalam kehidupan ini pergumulan dan penderitaan silih berganti manakala kita membela serta mempertahankan kebenaran akan Tuhan. Banyak sudah kisah-kisah yang terpaparkan baik di perjanjian lama maupun di perjanjian baru yang mengisahkan bagiamana beratnya penderitaan yang telah mereka alami. Bukan saja yang terpaparkan didalam Alkitab di luar itu pun banyak sudah kisah-kisah tentang pejuang-pejuang kebenaran Firman Allah yang rela menderita baik secara materi, moril bahkan jiwa. Semua yang telah mereka lakukan tidak akan sia-sia karena Allah yang mahapemurah memberikan upah yang besar. Dalam kondisi apapun tetaplah bersukacita dan bergembira dalam memperjuangkan kebenaran akan Tuhan.

 

 

 

“Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hatiku, aku mau menceritakan segala perbuatan-Mu yang ajaib” ( Mzm.9:2 )

 

 

 

“Rasul-rasul itu meninggalkan siding MAhkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan  oleh karena nama Yesus” ( Kis. 5:41 )

 

 

“Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan” ( Yak. 1:2 )

 

 

 

Selain ciri-ciri warga Kerajaan Sorga, Yesus juga dalam Khotbah itu memaparkan tentang fungsi dan visi dari warga Kerajaan Sorga bagi dunia ini. Dimana warga Kerajaan Sorga ini memiliki peran yang penting dalam tatanan masyarakat dunia namun dapatkah kita menjadi apa yang Tuhan inginkan?  

 

 

 

Fungsi dari warga Kerajaan Allah :

 

 

 

1.      "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang” ( Mat. 5:13 )

 

 

Sebagaimana garam diperlukan untuk melezatkan dan mencegah makanan dari pembusukan, demikian pula orang percaya dan gereja harus merupakan teladan yang saleh di dalam dunia dan harus melawan kebobrokan moral dan kecurangan yang nyata dalam masyarakat.

 

 

a.       Gereja yang menjadi suam, yang memadamkan kuasa Roh Kudus dan tidak lagi melawan suasana yang kini meliputi dunia akan "dimuntahkan" oleh Allah ( Why 3:15 ).

 

 

b.      Sebagai akibatnya mereka akan "dibuang dan diinjak orang"; yaitu, orang percaya yang suam, bersama keluarga mereka, akan dihancurkan oleh cara hidup dan nilai-nilai masyarakat yang tidak beriman ( Ul 28:13,43,48; Hak 2:20-22 ).

 

 

 

 

2.      Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi” ( Mat. 5:14 )

 

Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah” ( Mat. 5:15 )

 

 

 

Orang percaya secara positif berfungsi sebagai penerang dunia di dalam gelap karena memiliki Kristus yang adalah Terang Dunia. Terang Kristus seharusnya bercahaya untuk umum, yang terpancarkan melalui diri kita. Dimanapun kita di tempatkan Tuhan disitulah terang cahaya Kristus menyinari sekelilinginya melalui nilai-nilai hidup kita yang bernafaskan kebenaran ajaran Kristus.

 

 

 

“Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku. Ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup” ( Yoh. 8:12 )

  

 

 

 

Visi Kerajaan Sorga

 

 

Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." ( Mat. 5:16 ).

 

 

“Bersinarlah” diri kita di dalam kehidupan ini, baik dalam perkataan maupun perbuatan senantiasa “merefleksikan” terang Firman kebenaran-Nya. Lakukan segala hal dalam hidup kita hanya semata-mata untuk dipersembahkan kepada Tuhan dan kita adalah sebagai alat-Nya dalam pencapaian tujuan dan kehendak-Nya. Kita adalah ibarat sebuah pensil kecil yang Ia gunakan sebagai alat menulis tentang kebenaran-Nya melalui tubuh dan kehidupan kita. tampilkanlah ciri dari warga Kerajaan Allah dalam setiap segi kehidupan kita, dan jadikanlah kita sebuah alat-Nya yang benar-benar berfungsi sebagaimana yang Ia kehendaki. Dan jadikanlah visi bersinar ini menjadi pandangan hidup kita dalam meraih tujuan yang Ia kehendaki pada setiap kita. Dimanapun dalam hal apapun, baik itu hal besar maupun hal kecil lakukan semua itu hanya karena Allah Tuhan kita, hidup dan mati kita serahkan hanya kepada-Nya, seperti halnya teladan yang dicontohkan oleh Yesus, yang bersinar disepanjang hidup-Nya, dan yang taat hingga kematian menjemput-Nya.    

 

 

 

“Aku menjawab: Jika engkau makan atau minum ; atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah” ( 1Kor. 10:31 )

 

 

“Penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah” ( Flp. 1:11 )

 

 

“Yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik” ( Tit. 2:14 )

 

 

“Maka orang banyak yang melihat hal itu takut lalu memuliakan Allah yang telah memberikan kuasa sedemikian itu kepada manusia” ( Mat. 9:8 )

 

 

 

 

=====TUHAN MEMBERKATI=====

 

AR Rahadian/www.Arsy_imanuel.blogspot.com

 

Sumber bacaan           : Alkitab, Kamus Alkitab W.R.F. Browning, The Purpose Driven life ( Rick Waren ), SHINE ( Kris den Besten )

 

 

 

 

 

__________________

Thank and GBU

Www.Arsyimanuel.blogspot.com