Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Miliki kasih untuk mengerjakan visi Tuhan

Joseph Wise Poriman's picture

Waktu itu Minggu pagi yang cerah. Orang-orang pergi memenuhi gereja dengan pakaian yang bagus-bagus. Ketika mereka masuk, mereka diberi sebuah buletin yang berisikan pengumuman, tema khotbah hari itu, nyanyian yang akan dinyanyikan dan siapa yang perlu didoakan. Pada ujung belakang deretan yang hendak masuk berdiri seorang tua. Pakaiannya kumuh dan tampaknya sudah beberapa hari ia tidak mandi dan mencukur janggutnya. Ketika ia sampai ke depan pintu, ia melepas topinya dan memberi hormat pada usher. Rambutnya panjang, kotor dan kusut. Lalu usher itu berkata pada orang tua ini, “Maaf Pak Tua, tetapi Anda tak boleh masuk. Anda akan mengalihkan perhatian jemaat dan kami tidak menginginkan ada orang yang mengganggu kebaktian kami.”

 

Orang tua itu memandangnya dengan wajah bertanya-tanya, ia memakai kembali topinya lalu ia meninggalkan gereja. Ia merasa sedih, karna ia ingin mendengar lagu-lagu pujian bagi Tuhan dan merasakan suasana ibadah dan hadirat Tuhan.Tetapi sayang sekali, ia tidak diizinkan masuk…

 Di dalam sakunya ada sebuah Alkitab yang sudah tua dan usang dan ingin sekali mendengarkan Firman Tuhan, ia ingin mendengar pendeta mengutip ayat-ayat yang telah banyak ia garis bawahi di Alkitabnya. Tetapi sayang sekali, ia tidak diizinkan masuk…. 

Lalu ia menundukkan kepala dan berjalan menuruni tangga gereja yang besar itu. Ia duduk di luar halaman gereja dengan harapan masih bisa mendengar lagu-lagu pujian kepada Tuhan melalui pintu yang telah ditutup itu. Ah, betapa inginnya ia berada di antara mereka. Betapa rindunya ia beribadah mencari wajah Tuhan….

 

Beberapa menitpun berlalu ketika seorang muda datang dari belakang dan duduk di dekatnya. Lalu orang muda ini bertanya pada orang tua apa yang sedang ia lakukan. Orang tua itu menjawab, “Saya ingin sekali ke gereja hari ini mencari wajah Tuhan, tetapi saya kumuh dan pakaian saya telah tua. Mereka khawatir kalau saya mengganggu kebaktian mereka, saya tidak diizinkan masuk, itu sebabnya saya berusaha menikmati puji-pujian dan suasana ibadah dari luar.” Katanya dengan sedih.

 

Lalu kedua orang itu berkenalan dan bersalaman.

Lalu Pak tua berkata : nama saya Albert, dan ia melihat orang muda itu berambut panjang seperti dia, mengenakan jubah, dan memakai sandal yang telah berdebu dan kotor.

 

Lalu orang muda itu menepukkan tangannya ke bahu Albert dan berkata, “ Albert, jangan merasa terhina karena mereka melarangmu masuk. NamaKu YESUS, Aku juga telah berusaha untuk masuk ke gereja ini selama bertahun-tahun, dan mereka tidak membolehkanKu masuk.”

 

Wahyu 3 : 20 “ Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suaraKu dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku. “

Ada 2 hal yang dapat kita petik :

 1. Sudahkah kita membuka pintu hati kita untuk Tuhan ?

Sobat, sadarkah kita kalau yg Tuhan rindukan dari kita adalah kasih kita kepadaNya, sebab apa artinya dari luar kita kelihatan seperti orang yang sungguh-sungguh beribadah, sepertinya kita seperti orang Farisi yang tekun beribadah, yang begitu mengasihi Tuhan, yang bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah, yang rajin berpuasa, dan taat membayar persepuluhan dan bahkan mungkin sudah menuruti segala perintah Tuhan, namun apa yang Tuhan katakan tentang orang Farisi ini? Yesus berkata orang Farisi pulang tidak sebagai orang yang dibenarkan.

 

Sobat, sudah berapa kali kita mengabaikan suara Tuhan yang sedang mengetuk pintu hati kita? Tuhan ingin kita membuka pintu hati kita untukNya sebab IA ingin menjadi Raja dan Tuan atas hidup kita.

Mungkin kita sudah lama menjadi seorang Kristen tetapi sudahkah Yesus dipersilahkan masuk dalam hati kita ? Jangan-jangan hati kita masih kosong tanpa Yesus ! Jangan-jangan kita hanyalah seorang Kristen rutinitas ? Kristen yang hanya menjalankan kewajibannya semata-mata ? Atau Kristen yang sudah sungguh-sungguh mengasihi Tuhan ?

 

2. Marilah kita berbuat kasih kepada semua orang.

 

 Jangan kita seperti murid-murid Yesus yang menghalangi anak-anak kecil untuk datang kepadaNya. Jangan kita menghalangi orang yang haus dan rindu beribadah kepada Tuhan, sekalipun orang itu hina dina, tetapi di saat ia haus justru kita harus memberi ia minum. 

 

Matius 25 : 45 "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. “

 

Bukankah demi keselamatan umat manusia Yesus rela menyerahkan nyawaNya bagi kita ? Menyelamatkan segala bangsa, itulah visi Tuhan. Dan oleh visi Tuhan inilah maka IA tidak ragu untuk mati di atas kayu salib sekalipun IA harus melewati berbagai siksaan dan penderitaan, Yesus tetap bertahan, sebab IA mengasihi kita dan semua orang. IA ingin semua manusia diselamatkan, itulah kerinduan hati Tuhan. 

Oleh sebab itu jangan sesekali kita menghalangi orang untuk datang beribadah kepada Tuhan, tapi sebaliknya justru kita terbeban untuk mencari jiwa yang hilang dan tersesat, dan membawa mereka datang kepada Yesus. Sebab itulah visi dari karya pengorbanan Yesus di atas kayu salib, yakni menyelamatkan segala bangsa. Amen ?

Mari, bersama kita kerjakan visi Tuhan. Biarlah visi Tuhan juga menjadi visi kita semua. Sudah saatnya kita bangkit mengerjakan visi Tuhan ( Matius 28 : 19-20 ).

Lihatlah, banyak jiwa menangis menantikan keselamatan yang dari Tuhan. Kalau bukan saya dan teman-teman yang melakukan visi Tuhan ? Siapa lagi yang akan melakukannya ???

Itu sebabnya, langkah awal untuk mengerjakan visi Tuhan adalah : lengkapi diri kita dengan kasih.  Sebab tanpa kasih mustahil kita bisa mengerjakan visi Tuhan.

Biarlah ini yg menjadi doa kita : " Tuhan, penuhi hatiku dengan kasihMu  sehingga oleh kasih, ketika kami melihat jiwa-jiwa yang terhilang, hati kami akan tergerak oleh belas kasihan, hati kami akan terbeban untuk menyaksikan keselamatan yang hanya ada dalam NamaMu, dan oleh kasih, kami akan membawa jiwa-jiwa yang terhilang datang kepadaMu Tuhan. "

Inilah doa kami.  Amin.

 

Mari sobat, pastikan diri kita untuk mengerjakan visi Tuhan…...

 

Bin Nun's picture

terkadang...

Wahyu 3 : 20 “ Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suaraKu dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku. “

terkadang...

kita membereskan rumah, membersihkan ruang tamu, menyapu dan mengepel lantai, menyiapkan makan malam untuk Tamu Yang Spesial itu... dengan segala kepintaran kita... dengan segala kecerdikan kita... tetapi ternyata kita lupa mempersilahkan Dia masuk...padahal Dia sudah lama berdiri di muka pintu... kita anggap kita sudah melakukan semua yang baik dan benar di hadapan-Nya... tetapi Tuhan akan terus menyelidiki hati dan pikiran kita...

sungguh tulisan yang menggugah Jo!

 

BIG GBU!

Joseph Wise Poriman's picture

pergumulan kita semua

thanks Josua bin Nun,

biarlah tulisan ini menjadi pergumulan kita semua. Saya sendiri masih banyak belajar untuk menyenangkan hati Tuhan. Apa artinya kita sudah bertahun-tahun menjadi kristen dan melayani Dia tapi ketika Tuhan datang, IA berkata : " Aku tidak mengenal engkau, enyahlah dari hadapanKU. " Kalau itu yg terjadi betapa sangat menyedihkan...

Itu sebabnya, biarlah di hari2 akhir ini kita semakin mengintrospeksi diri : Apakah kita sudah mempersilakan TUhan masuk dlm hati kita & menguasai seluruh aspek kehidupan kita ?  Apakah hati kita sudah dipenuhi kasih ? Apakah kita sudah memperhatikan jiwa2 yg terhilang ? Apakah kita sudah melakukan kehendakNya...???

Mari bersama kita bergumul melakukan kehendakNya.

 

God bless you ya Jos...

esti's picture

Dear Joseph WP, Salam

Dear Joseph WP,

Salam kenal ya Joseph, maaf nama belakangnya disingkat, seperti artikel anda, juga komentar sdr Bin Nun, sayapun kadang berpikir benarkah apa yang kulakukan ini berkenan dihadapanNya?

Meski kelihatannya melayani untuk Tuhan, bahkan berusaha untuk tidak melanggar perintahNya, tapi jika tidak memiliki kasih,jadi secara lahiriyah kelihatan saleh, tetapi didalamnya hanya Tuhan yang tahu.

Dulu saya melayani karena merasa memang sudah seharusnya itu dilakukan, agar berkenan dihadapan Tuhan, tapi saya kadang masih pilih2. Sebagai contoh: mis saja dalam paduan suara kalau disamping saya suaranya terdengar fals, saya langsung menyingkir jauh-jauh. Begitu juga kalau mengajar, tempatnya jauh macet saya akan pikir2 dulu. Kalau ada orang pinjam uang sama saya kemudian setelah waktunya tidak dikembalikan saya akan bersungut-sungut sampe utang dibayar. Lalu ketika saya mulai memahami bahwa ikut Tuhan itu memang memerlukan keikhlasan untuk melakukan segala sesuatu sesuai dengan kehendak Tuhan.Atau rela memaksa diri untuk rela melakukan kehendakNya sesuai apa yang kita pahami.(pinjam istilah seseorang yang sudah lama ada di SS).

Maka saya mulai belajar untuk lebih memahami maksud Tuhan seperti yang ada didalam FirmanNya. Bahwa bukan mereka yang berseru-seru Tuhan-Tuhan yang masuk kedalam kerajaanNya, tetapi mereka yang melakukan perintahnya sesuai Matius 22:37-40 tentang kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama.

Sebenarnya banyak lagi hal-hal yang kelihatannya sepele, tetapi kita lupakan. Alangkah baiknya kalau disini bisa lebih banyak artikel untuk mengungkap dan memaknai Firman Tuhan sesuai kehidupan sehari-hari. Ok, GBU

 

Salam"