Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Indera Rohani

Mas Ded's picture

Beberapa waktu yang lalu, saya pernah membaca sebuah artikel yang mengatakan bahwa manusia bukan hanya memiliki lima indera saja. Tetapi memiliki delapan indera. Dan disekolah-sekolah yang sudah maju, kedelapan indera ini sudah mulai dikenalkan kepada guru-guru supaya dapat mengajar murid-muridnya dengan lebih baik.


Selain indera penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba dan pengecap. Menurut ilmu pengetahuan, manusia juga memiliki indera "Thermoception" untuk mendeteksi panas atau dingin disekitar kita. Indera "Proprioception" untuk mengendalikan tubuh kita, tanpa kita harus melihat pergerakannya. Dan indera "Equilibrioception" untuk mengatur keseimbangan tubuh sehingga seorang pemain sirkus dapat berjalan diatas sebuah tali.


Ada lagi indera "Nociception" merupakan sistem sensor saraf yang bisa merespons rasa sakit atau hal yang berpotensi merangsang rasa sakit. Sehingga kita tidak akan dengan sengaja memukul tembok dengan tangan kosong walaupun sedang marah. Juga ada indera "Temporal Perception" untuk memahami waktu tanpa melihat jam. 


Sepuluh indera di atas dapat dicari lebih dalam lagi di internet. Sebab semuanya itu sudah diperkenalkan kepada kita secara sains. Lalu bagaimana dengan indera secara rohani?


Bila kita sudah tidak asing dengan indera penglihatan, mendengar suara Roh Kudus dan berkata-kata dengan bahasa roh, apakah masih ada indera lainnya?


Saat saya meneliti kemampuan indera secara rohani. Saya menemukan hal yang menakjubkan yaitu Allah dengan sengaja memberikan kepada kita pengetahuan tentang indera secara sains, supaya kita dapat mengerti bahwa Allah memberikan kepada kita indera secara rohani juga. Dan indera rohani ini baru akan aktif ketika kita telah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi kita. Juga kehidupan kita sudah dipimpin oleh Roh Kudus. Walaupun ada kemungkinan di masa yang akan datang indera rohani itu dapat dipelajari secara sains, tetapi untuk saat ini sepertinya belum ada.


Supaya lebih mudah untuk memahaminya, maka kita akan belajar dari contoh-contoh saja.


Contoh pertama: Pernahkah disaat kita jatuh cinta terhadap seseorang walaupun kita tidak tahu orang yang kita cinta itu datang, tetapi hati ini sudah memberitahunya bahwa dia sedang datang?


Contoh lain: bila seorang ibu sangat dekat dengan anaknya. Ketika anaknya terkena musibah, maka ibunya akan tahu. Demikian juga dengan para suami yang tau ketika istrinya mendapat kecelakaan.


Semua hal itu terjadi karena kita diberikan karunia dari Tuhan supaya dapat merasakan hal-hal yang tidak kita lihat. Dan karunia itu sering disebut sebagai ikatan batin.


Selain itu saya mau memperkenalkan suatu indera yang berfungsi untuk membedakan suasana. Indera ini sangat penting untuk dimiliki khususnya oleh para pendoa syafaat yang bertempur langsung dengan roh-roh jahat, para penginjil, dan para hamba Tuhan atau gembala.


Memasuki suatu ladang pelayanan tanpa memiliki hal ini secara baik, itu sama seperti bunuh diri. Tentu saja bila kita mau memperhatikan dengan seksama sudah banyak korban berjatuhan karena menyepelekan karunia ini.


Dikalangan Kharismatik sendiri, walaupun tidak asing dengan berkata-kata dalam bahasa roh, dan hal-hal yang berbau rohani. Tetapi karunia untuk membedakan suasana ini masih jarang diterima keberadaannya.


Ketika kita memiliki karunia seperti ini, maka kita akan tahu bila ada ancaman yang datang meskipun datang dari tempat yang sangat jauh. Sebab serangan roh jahat tidak harus dari dekat. Bila kita hanya menggunakan karunia penglihatan atau pendengaran saja, maka kita akan mati konyol di ladang pelayanan saat diserang oleh roh jahat dari jauh.


Perlu dicatat, mati konyol ini dapat terjadi bukan karena Tuhan tidak mampu menjaga umat-Nya. Tetapi seperti ada orang yang mau menusuk kita dengan pisau. Lalu kita tidak menghindar, yang salah kita atau Tuhan? Kalau kita menyalahkan Tuhan sedangkan kita memang mencari masalah dengan pergi ke tempat yang kuasa kegelapannya masih kuat. Itu sama saja dengan bunuh diri.


Selain untuk mengetahui serangan roh jahat dari jauh. Karunia membedakan suasana ini juga berfungsi disaat ada ibadah. Kita akan tau, bila kuasa kegelapan menguasai ruangan atau tempat pelaksanaan ibadah, maka dapat dipastikan bahwa setiap orang yang "kepenuhan" kemungkinan besar sebenarnya sedang kesurupan. Sebaliknya bila kita merasakan damai sejahtera, sukacita yang sangat besar saat melangsungkan suatu ibadah. Maka dapat kita pastikan bahwa orang yang kepenuhan itu, kemungkinan besar memang sedang dipenuhi oleh Roh Kudus.


Saat saya disuruh oleh Tuhan menuliskan bagian ini. Dengan sengaja Tuhan mengizinkan berbagai suasana berganti dalam sehari berkali-kali, biasanya tidak sesering saat mau menuliskan hal ini. Dengan demikian saya semakin menyadari bahwa ternyata ada perbedaan antara suasana yang baik dengan suasana yang mencekam.


Tentu saja suasana ini sebetulnya mudah untuk kita bedakan, khususnya antara suasana yang baik dengan yang tidak baik yaitu dengan peduli dengan orang disekitar kita dan memperhatikan keadaan disekitar kita.


Bila di sekitar perumahan tempat tinggal kita banyak sekali orang jahat dan tindak kejahatan. Maka tidak usah lagi ditanya, apakah suasana yang dirasakan baik atau buruk? Sebab itu sudah pasti suasananya adalah buruk atau mencekam.


Sebaliknya bila di sekitar tempat tinggal kita, tetangganya saling tolong menolong, saling mengasihi, dan tidak ada terjadi kecelakaan atau kasus kejahatan apapun. Maka dapat kita simpulkan bahwa itu adalah suasana yang baik. Terlebih bila disekitar kita semuanya adalah saudara-saudari seiman kita yang begitu takut akan Tuhan. Maka suasana sorga dapat kita rasakan di dunia ini.


Untuk memudahkan lagi mari kita coba rasakan langsung. Bagi yang pernah datang ke ibadah telat, bagaimanakah rasanya? Apakah kita merasa ada yang menuduh kita, atau kita merasakan sesuatu yang tidak enak? Bila itu yang kita rasakan, maka saya ucapkan "selamat" karena ibadah yang dilaksanakan disana dapat menghadirkan hadirat Tuhan. Sehingga ada dorongan yang mengatakan kepada diri kita bahwa Minggu depan harus datang lebih awal.


Bila kita datang telat, dan kita merasa baik-baik saja. Maka ada dua kemungkinan. Pertama hadirat Tuhan tidak ada di dalam ibadah itu. Atau kemungkinan kedua adalah karena dosa kita terlalu tebal, sehingga kita tidak merasa bersalah lagi saat datang telat.


Untuk level hadirat Tuhan dan suasana mencekam juga ada banyak. Di Alkitab dicatat ketika hadirat Tuhan begitu kuat memenuhi bait suci, maka tidak ada satu orang pun akan dapat tetap berdiri. Semuanya akan roboh atau jatuh.


Bila hadirat Tuhan begitu kuat ada dalam suatu ibadah atau persekutuan doa. Maka akan banyak sekali yang roboh. Bukan roboh karena disengaja. Tetapi benar-benar jatuh tanpa berdaya.


Ada peristiwa dimana beberapa pendeta tamu yang akan khotbah di gereja lokal kami, saat naik ke atas mimbar hanya berkhotbah beberapa menit, lalu langsung mengajak jemaat menyembah Tuhan. Padahal waktu yang ditetapkan khotbah biasanya tiga puluh sampai enam puluh menit.


Berhubung jemaat dan pelayannya sudah biasa dengan level hadirat Tuhan seperti itu. Maka tidak ada jemaat yang roboh atau tidak kuat berdiri. Hanya pendeta tamu itu saja yang tidak kuat berdiri diatas mimbar.


Selama beberapa tahun terakhir sudah terjadi beberapa kali. Ada pendeta yang tidak siap atau tidak terbiasa dengan level hadirat Tuhan yang sedemikian. Sehingga saat berada diatas mimbar yang dipenuhi hadirat Tuhan, maka para pendeta itu tidak kuat berdiri lama-lama. Dan tentu saja akibatnya hanya khotbah beberapa menit saja.


Biasanya hal itu terjadi karena ada dosa yang kita sembunyikan dihadapan Tuhan. Sedangkan Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa Yesus adalah Terang. Saat dosa bertemu dengan terang, maka segala dosa yang kita sembunyikan akan tersingkap, dan akan membuat kita menangis bahkan beberapa orang akan jatuh tersungkur dihadapan Tuhan.


Sedangkan bagi orang yang menyimpan dendam atau suatu dosa, dan tidak mau bertobat. Maka saat merasakan hadirat Tuhan. Mereka akan seperti orang kesurupan. Bedanya mereka akan berteriak "tidak mau, tidak mau". Contoh paling sering saya lihat adalah ketika seorang anak yang tidak mau mengampuni orang tuanya. Maka saat jatuh mereka akan teriak-teriak "tidak mau, Tidak mau". Demikian juga saat ada seorang isteri yang ditinggalkan suaminya. Karena suaminya telah selingkuh. Disaat ada hadirat Tuhan yang kuat, maka orang itu akan jatuh dan marah-marah. Persis seperti orang kesurupan. Karena dirinya tidak mau mengampuni suaminya yang telah selingkuh, dan memendam perasaan sakit hati. Sehingga saat diterangi oleh hadirat Tuhan, maka segala dosa tersingkap, dan tidak lagi dapat mengontrol rasa sakit hati terhadap suaminya itu.


Bila kita rajin datang ke KKR, ibadah-ibadah, dan persekutuan-persekutuan doa, maka kita akan menjumpai hal-hal seperti itu. Dan hati-hatilah bila kita menyembunyikan suatu dosa dihadapan Tuhan, maka kita dapat menjadi salah satu orang yang jatuh itu.


Lalu bagian serunya adalah semua orang dapat memiliki karunia untuk membedakan suasana ini. Dan seperti yang sudah pernah saya tuliskan pada bagian blog sebelumnya. Bahwa untuk mendapatkan karunia rohani, pertama kita harus memiliki hubungan yang dekat dengan Tuhan. Kedua, kita harus mencintai Firman-Nya yaitu dengan membaca, merenungkan Alkitab setiap hari serta menghafalnya. Dan ketiga, meminta Roh Kudus memimpin kehidupan kita. Supaya kita dapat mencapai kedewasaan rohani seperti yang dikehendaki oleh Allah.


Jadi marilah kita membangun hubungan kita dengan Tuhan semakin dekat lagi supaya kita memiliki segala karunia rohani yang akan menopang segala pelayanan yang kita lakukan.