Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Perjalanan

Ruth Lestari's picture

Perjalanan Menuju Pengenalan Akan Tuhan Yesus

Tidak pernah terpikir aku mengalami untuk percaya Tuhan Yesus. Aku tahu ini akan tidak mudah namun aku pikir tidak sesulit ini. Jatuh bangun selalu dialami. Dan terkadang sampai rasanya muak untuk terus mengalami ini. Dan kemuakan itu berubah menjadi kebingungan.

"Mengapa saya selalu terjatuh?" tanyaku dalam hati

Purnawan Kristanto's picture

Insiden Kejepit Pintu tak Menghapus Sukacita Pelayanan

Kelelahan perjalanan darat dan insiden kejepit pintu mobil seakan tidak ada artinya saat kami mendapat sambutan yang antusias dari peserta seminar bertajuk "Cara Jitu Bikin Seru Sekolah Minggu" di GKI Diponegoro, 27 Nopember 2011. Acara yang diselenggarakan oleh PT Gloria Usaha Mulia bekerja sama dengan Komisi Anak GKI Diponegoro ini dihadiri oleh 143 guru sekolah minggu dari berbagai gereja di Surabaya, Pandaan, Gresik dan Mojokerto.

****

Photobucket

anakpatirsa's picture

Perjalanan ke Teluk Bogam

        Kutempuh kilometer tambahan tanpa rencana. Hanya sebuah perjalanan spontan.

        Bosku berkata, "Kamu besok ke Lamandau, bisa?"

        Tentu bisa. Aku bisa berangkat besok, atau kapan pun. Aku tidak perlu minta izin siapapun. Aku bebas pergi kemana pun. Aku tidak punya binatang peliharaan yang harus diberi makan; aku tidak punya rumah yang harus ditunggui; dan aku tidak punya barang berharga yang bisa dicuri saat kutinggal pergi.

        Dan kemudian, di tengah perjalanan, aku berniat menghilang beberapa hari. Menghilang ke sebuah kampung tanpa ponsel dan internet.

Purnawan Kristanto's picture

Tour de Cangkem at Puerto Qerto [Day One]

Dalam bahasa Jawa, “cangkem” itu artinya mulut. Dalam konteks tertentu, “cangkem” itu berkonotasi negatif. Untuk ungkapan yang lebih halus, biasanya dipakai kata “Tutuk.” Selama dua hari, 15 dan 16 Juli, aku dan teman-temanku mengadakan aktivitas yang berkaitan dengan mulut. Pertama, wisata kuliner yaitu aktivitas mencicipi makanan. Kedua, menjadi fasilitator di tiga pelatihan. Aktivitas ini juga melibatkan mulut. Inilah ceritanya:

Saat turun dari bus Trans Jogja, aku sudah terlambat 20 menit dari waktu yang disepakati.  “Saya menunggu di shelter Bumiputera di seberang hotel Santika.” Itulah bunyi SMSku pada mas Agus dan mbak Tina. Sepuluh menit berlalu, tidak ada respons dari mereka. Aku memutuskan menunggu saja sambil membaca berita Ruhut Sitompul yang menikah lagi. Gereja jelas mengharamkan poligami. Anehnya, pendeta gereja itu mau melayani pemberkatan permikahan. Alasannya karena mendapat tekanan dari ketua sinodenya. “Berarti ketua sinode lebih berkuasa dari Yesus,” gumamku sendirian. Tiba-tiba dari sudut mata, terlihat mobil Xenia merah hati yang menepi. Jemputanku sudah datang.

kikis istianta's picture

Sedikit Lagi

Sore itu, saya sudah bersiap-siap untuk segera membereskan pekerjaan saya, dan saya sudah menyusun strategi untuk bisa pulang sampai rumah lebih awal.Begitu saya selesai berkemas-kemas, teman satu kantorpun sudah saya booking untuk mengantarkan ke jalur bis kota di ujung jalan kantor ( lumayan pegel kalau jalan kaki ).Memang sudah sesuai target, begitu sampai diujung jalan, bis kota langsung datan

Purnawan Kristanto's picture

Kopdar Komunitas Penjunan

Meskipun istriku orang Jakarta, tetapi aku sendiri tidak terlalu antusias setiap kali pergi ke ibukota negara itu. Dengan diantarkan oleh Kirana dan isteri, aku berangkat ke bandara menumpang kereta Pramex dari stasiun di Klaten. Duduk di depanku, ada satu keluarga besar. Setelah aku amati, ternyata dua di antaranya adalah anak kembar lai-laki. Satu anak sedang disusui, sedangan kembarannya bermain dengan kakaknya.

Si Kembar

Aku tertawa sendiri karena di peron stasiun tadi aku juga melihat anak kembar yang lain. Aku segera mengirim SMS pada isteriku.

"Tahu nggak, aku ketemu anak kembar lagi di kereta," tulisku.

"Kayaknya asyik juga ya punya anak kembar," balas isteriku.

"Kalau anak kembar itu sama ceriwisnya dengan Kirana, maka RT kita bakal gaduh," responsku.

***

Perjalanan udara biasa saja. Maksudnya biasa terlambat dari jadwalnya. Sesampai di terminal 3, aku segera mengirim SMS ke Darsum. Pada saat yang bersamaan, SMS dari Darsum juga masuk. Kami janjian bertemu di Gambir.

jesusfreaks's picture

Trans Studio - it's okaylah

Niat dan ekspektasi terhadap trans studio lah, yang membuat saya akhirnya memutuskan mengisi hari kerja saya di makassar.
Seperti biasanya, tiap lebaran para distributor, yang merupakan business partner perusahaan tempat bekerja, menjadwalkan libur selama seminggu.
Sedangkan perusahaan saya menjadwalkan libur sesuai kalender.

Nah untuk mengisi hari kerja tersebut ada 2 tempat pilihan.

anakpatirsa's picture

Kisah Seorang Ayah[1]: Berita Duka

Aku benar-benar sangat marah. Sudah 09.10, tetapi penumpang diam, pengeras suara juga bungkam. Hanya aku yang mendatangi petugas—sebagai bukti jarang melakukan perjalanan—menanyakan alasan keterlambatan, “Karena pesawatnya terlambat dari daerah.” Bisa kutangkap artinya, “Bukan salah kami, daerah yang salah.” Bila di daerah, mereka mungkin berkata, “Bukan salah kami, pesawat dari Jakarta yang terlambat datang.”

Onekhesi Zega's picture

ViSA

PANDANGAN VISA

Perjalanan hidup bersama Allah; sesudah menerima Yesus menjadi Tuhan dan Juruselamat saya pribadi, memasuki masa pendidikan formal dan mengajar di Sekolah Tinggi Teologia, melayani sebagai Gembala Jemaat dan menjadi Utusan Injil, telah membawa saya pada pandangan hidup yang sederhana, tetapi sangat bermakna, mudah tetapi diperlukan ketelitian, biasa namun sering diabaikan.
arie_saptaji's picture

Mencatat Perjalanan, Mematangkan Kebahagiaan

Aku mulai menikmati catatan perjalanan dengan menyimak tulisan-tulisan H.O.K. Tanzil di Intisari. Cukup dengan duduk membaca, aku sudah ikut berkelana ke berbagai penjuru dunia. Pertama kali mencoba menulis catatan perjalanan ketika ikut lomba tahunan bagi pelajar yang diadakan harian Suara Karya. Aku merekam keasyikan berlibur di Dusun Blawong, Kel. Muncar, Kec. Jumo, Temanggung, Jateng.

Purnawan Kristanto's picture

Betawi Expedition

"Blaik!!…. Celaka tiga belas," seruku dalam hati. Aku lupa mengambil tas kecil dari dalam tas besar yang aku bawa ke Jakarta. Di dalam tas kecil itu berisi kamera video digital yang kubeli seharga 5 jutaan, PDA pemberian seseorang dan kamera foto digital seharga sejutaan. Semuanya terlanjur masuk ke dalam bagasi pesawat. Padahal sudah ada banyak berita tentang penumpang pesawat yang kehilangan barang-barang berharga ketika bawaan mereka dimasukkan ke dalam bagasi pesawat.