Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Ketika Aku Ikut Ultah LAI

anakpatirsa's picture

Akhirnya aku bertemu orang-orang LAI. Mereka punya hajatan, ulang tahun ke 55. Mengunjungi Solo merupakan salah satu wujud pelaksanaan rangkaian syukuran yang berlangsung dari bulan Februari sampai September 2009 ini.

***

Jum'at lalu, sehari sebelum Valentine, tepatnya sepulang kantor, aku dan beberapa orang kantor datang ke GBI Keluarga Allah. Gereja terbesar di Solo. Karena datang sebelum acaranya mulai, kami bisa pergi makan dulu. Seandainyapun acara sudah mulai, aku tetap mengisi perut dulu. Perutku sama sekali tidak terbiasa menahan lapar di ruang ber-AC.

Ada ibadah HUT LAI, bintang tamunya Herlin Perena dan Adon 'Base Jam'. Sebelum ibadah mulai, ada sambutan-sambutan yang mengingatkanku acara tujuhbelasan. Beberapa orang memberi kata sambutan singkat, termasuk wakil walikota. Ketika orang nomor dua di Solo ini naik mimbar, pemain musik memainkan lagu Happy Birthday. Awalnya kupikir berhubungan dengan ulang tahun LAI, ternyata salah. Pak wakil walikota sedang berulang tahun juga.

Besoknya, aku ikut lagi. Kali ini ada acara Temu Mitra LAI, Bedah Buku: 'Menapak Situs ALkitab di Israel' serta Diskusi "LAI: Penerjemahan & Penerbitan Alkitab". Dalam bedah buku, Daud Soesilo, memberikan alasannya menulis buku bergambar tentang Situs-situs Alkitab. Banyak orang yang tidak mendapat kesempatan melihat tanah perjanjian, katanya. Juga ia prihatin karena orang yang pergi ke sana juga tidak mendapat informasi yang benar dari para guide.

Ada serombongan ibu-ibu yang duduk di depanku, sejak memilih tempat ini, mereka sudah heboh sendiri. Saat acara itu, kadang mereka bertingkah seperti anak SMA, saling menunjukkan SMS yang mereka terima. Awalnya kupikir rombongan yang kebanyakan bertusuk konde ini adalah jemaat gereja ini juga.

"Mungkin satu komsel atau satu kelompok arisan," pikirku.

Dua dari sembilan ibu ini selalu bergumam, "Ya... Ya...." atau "Betul itu...! betul itu...!" ketika Daud Soesilo menceritakan kenyataan yang dialami orang Kristen yang berkunjung ke Israel. Para guide seringkali memberikan informasi yang salah, dan mereka lebih banyak menawarkan sesuatu. Ada bonus bagi guide bila ibu-ibu yang suka belanja itu membeli sesuatu di sana.

Dari cara salah seorang ibu ini menjawab "Betul... betul...." itu, bisa kubayangkan berapa banyak bonus yang diterima seorang guide saat ibu ini pergi ke tanah perjanjian.

Baru setelah sesi Visi dan Misi LAI, aku tahu ibu-ibu ini ada hubungannya dengan LAI. Mereka ini kelompok ibu-ibu pencari dana yang membuat LAI bisa menyebarkan lebih banyak Alkitab gratis. Mereka ini telah kemana-mana untuk menggalang dana dari gereja yang ingin membantu orang-orang yang tidak mampu membeli Alkitab.

"Pantas mereka begitu akrab," pikirku.

Dalam tanya jawab di sesi bedah buku ini, ada komentar menarik. Seorang berkata buku seperti ini memang perlu. Ia mengambil contoh ucapan Yesus yang mengatakan betapa sulitnya orang kaya masuk surga, lebih mudah unta masuk lubang jarum. Menurutnya, pengetahuan latar belakang Alkitab membuat orang tahu lubang jarum yang dimaksud bukan lubang jarum benaran, tetapi jalan masuk berupa lubang-lubang kecil di tembok Yerusalem.

Daud Soesilo menanggapinya dengan menyebutkan internet. Sebelumnya, ia mengakui banyak hal-hal baik bisa didapat dari internet, tetapi sekarang ia memperingatkan peserta untuk lebih berhati-hati menggunakan bahan dari internet. Salah satu contohnya, tentang lubang jarum ini. Melalui internet orang bisa menyebarkan informasi yang salah. Menurutnya, ucapan Yesus ini sebuah hiperbola. Ia sendiri sama sekali  tidak melihat ada lubang-lubang seperti itu di tembok Yerusalem. Kalau ada, pasti akan ia foto dan pasang di buku Situs-situs Alkitab-nya

Setelah itu acara diskusi: LAI, Penerjemahan & Penerbitan Alkitab" Ini membahas kegiatan-kegiatan LAI, termasuk cara mereka supaya bisa menyebarkan lebih banyak lagi Alkitab cuma-cuma. Salah satu caranya, bekerja sama dengan lebih banyak gereja.

Cukup menarik, tetapi tidak ada yang lebih menarik daripada melihat orang-orang yang menuntut nama Allah itu beraksi lagi. Tidak ada yang menyalahkan mereka bila menggunakan kesempatan bertemu LAI ini. Seorang bapak bersuara serak bertanya, tentu saja setelah panjang lebar mengatakan sebenarnya ada nama Allah yang benar. "Apakah Tuhan itu punya nama, jika ya siapa nama-Nya?" tanyanya.

Teman di sampingku berkomentar, "Bisa-bisa orang ini Si gkmin?"

"Bukan," jawabku. Dari cerita clara anita, aku yakin yang ini bukan gkmin.

Seorang lagi, orang Batak, kira-kira berkata, "Saya orang Batak, biasa dipanggil Bapak, Tulang, Om, dan lain sebagainya. Walaupun dipanggil demikian, saya punya nama. Pertanyaan saya, apakah Tuhan juga punya nama?"

Dan beberapa pertanyaan lagi dengan nada yang sama, tentang nama Allah.

Mereka ini pasti sangat tidak puas. Moderatornya berkata LAI sudah menyiapkan jawaban untuk pertanyaan seperti ini dalam sebuah leaflet kecil berjudul "MENGAPA KATA "ALLAH" DAN "TUHAN" DIPAKAI DALAM ALKITAB KITA?". "Silahkan baca leaftet kami yang saat ini tersedia di meja meja pendaftaran," katanya.

Tetap saja, ada yang mengancung tangan dengan pertanyaan bernada sama, "Mengapa Allah?"

Seorang lagi bangkit dari kursinya. Tanpa menunggu dipersilahkan, artinya melanggar aturan tanya jawab ini, berteriak, "Tadi LAI berkata Alkitab diterjemahkan dari Bahasa Yunani dan Ibrani, sebenarnya yang dipakai yang mana? Yang dari Ibrani atau dari Yunani?"

Maksudnya menuduh LAI tidak konsisten, harusnya hanya pakai satu bahasa saja, kalau Ibrani ya pakai Ibrani, jangan dicampur dengan Yunani.

Untunglah moderatornya tidak menghukum peserta ini dengan mempermalukannya.

Acara itupun selesai saat jam makan siangku. Moderator menutupnya dengan mengatakan sebuah fakta, saat menerjemahkan Alkitab, LAI tidak pernah melakukannya sendirian. Ada kerjasama dengan lembaga gereja. Jadi, jika ada yang perlu dikritik, bukan hanya LAI yang kena kritik, tetapi lembaga yang telah menandatangi perjanjian kerjasama itu juga. Seandainya orang tidak puas, bukan hanya LAI yang perlu disalahkan. Orang yang bekerja dengan LAI juga seharusnya kena getahnya.

***

Anak El-Shadday's picture

sayangnya aku ga datang...

wah AP aku ndak datang tuh, sebenere udah diajak beberapa temen, tapi coz masih ada urusan ga bs dateng aku..

gkmin apa ga tau ya ada acara LAI di solo? kalo dtg seru pasti hehehe

but the one who endure to the end, he shall be saved.....

__________________

but the one who endure to the end, he shall be saved.....

anakpatirsa's picture

Kalau ada, kopdar

Kalau gkmin ada, mungkin akan ada kopdar dadakan di Solo


 

pwijayanto's picture

unta masuk lubang jarum? .

Dalam tanya jawab di sesi bedah buku ini, ada komentar menarik. Seorang berkata buku seperti ini memang perlu. Ia mengambil contoh ucapan Yesus yang mengatakan betapa sulitnya orang kaya masuk surga, lebih mudah unta masuk lubang jarum. Menurutnya, pengetahuan latar belakang Alkitab membuat orang tahu lubang jarum yang dimaksud bukan lubang jarum benaran, tetapi jalan masuk berupa lubang-lubang kecil di tembok Yerusalem.

Daud Soesilo menanggapinya dengan menyebutkan internet. Sebelumnya, ia mengakui banyak hal-hal baik bisa didapat dari internet, tetapi sekarang ia memperingatkan peserta untuk lebih berhati-hati menggunakan bahan dari internet. Salah satu contohnya, tentang lubang jarum ini. Melalui internet orang bisa menyebarkan informasi yang salah. Menurutnya, ucapan Yesus ini sebuah hiperbola. Ia sendiri sama sekali  tidak melihat ada lubang-lubang seperti itu di tembok Yerusalem. Kalau ada, pasti akan ia foto dan pasang di buku Situs-situs Alkitab-nya

Saya pernah baca dari bukunya James Trimm, "unta" di ayat itu, mungkin lebih tepat ditulis "tali besar" James Trimm memberi argumen berdasarkan studi dari kata asalnya (lupa apakah bahasa Yunani atau Aram..)

Dulu pernah saya tulis di gkmin.net, tapi kemudian saya turunkan, supaya tidak menimbulkan perdebatan, apalagi sy blum pernah ke Israel untuk membuktikan bahwa tidak ada "lobang jarum" di sana.

Tapi kalau memang tidak ada "lobang jarum" mungkin benar yang disampaikan James Trimm, bahwa UNTA-nya itu mestinya TALI BESAR..... ah.. tapi entah sudah terselip dimana bukunya James Trimm, masih malas mbuka-mbuka arsip.

Mereka ini pasti sangat tidak puas. Moderatornya berkata LAI sudah menyiapkan jawaban untuk pertanyaan seperti ini dalam sebuah leaflet kecil berjudul "MENGAPA KATA "ALLAH" DAN "TUHAN" DIPAKAI DALAM ALKITAB KITA?". "Silahkan baca leaftet kami yang saat ini tersedia di meja meja pendaftaran," katanya.

Silakan baca SANGGAHAN leaflet LAI itu di tulisan ini

Silakan tunggu juga beredarnya buku "ALLAH dalam kekristenan, apakah salah? (saat ini sedang dalam proses cetak, tunggu peredarannya di toko-toko buku beberapa hari mendatang..)

Seorang lagi bangkit dari kursinya. Tanpa menunggu dipersilahkan, artinya melanggar aturan tanya jawab ini, berteriak, "Tadi LAI berkata Alkitab diterjemahkan dari Bahasa Yunani dan Ibrani, sebenarnya yang dipakai yang mana? Yang dari Ibrani atau dari Yunani?"

Sayang memang, masih banyak orang yang nggak paham.  Ini mungkin termasuk orang yang ikut-ikutan "mengkritik LAI" tapi tidak tahu materi yang dikritik.  Sama seperti pembela Allah yang hanya ikut-ikutan, dan hanya punya argumentasi... "sejak dulu sudah pakai kata Allah.."

(seorang teman di Salatiga, tahun 1999 yang lalu sudah diberitahu persoalan Allah dan Yahweh, sayangnya yang memberitahu saat itu tidak dapat menjelaskan dengan baik, dan baru meninggalkan Allah tahun 2008 ini, setelah mendapat penjelasan yang lebih "jelas" melalui sharing pengalaman-pengalaman pribadi dan melalui berbagai tulisan.)

Di Salatiga juga, seorang teman yang meninggalkan Allah "direndahkan" oleh rekan-rekan Kristen pemuja Allah,  dianggap hanya  "ikut-ikutan"saja  karena hanya berpendidikan SMA.  Kalau yang dilihat tingkat pendidikan, kenapa tidak melihat juga seorang doktor yang juga profesor di Jogja (warga GKJ) yang juga meninggalkan Allah?

Maksud sy, orang "bodoh" pasti ada, orang-orang yang cara berpikirnya jauh dibawah cara pikir kita juga banyak, orang-orang yang belum mengerti juga banyak.  Sama seperti seorang pengamat SS yang kadang sharing dengan saya, bahwa di SS yang diperdebatkan hanya masalah doktrin dan dogma, yang itu semua masih "level rendah" jika kita mau membahas tentang Tuhan. Bukan berarti doktrin dan dogma itu tidak penting, tapi sampai kapan kita semua bisa "menyembah dalam roh dan kebenaran" kalau kita masih saja terus berdebat tentang doktrin dan dogma?

Sampai kapan kita akan memahami bahkan menjadi anggota "Kerajaan Tuhan" seperti yang diberitakan oleh Tuhan Yesus, jika Yesus-nya sendiri masih diperdebatkan?

Cukup menarik, tetapi tidak ada yang lebih menarik daripada melihat orang-orang yang menuntut nama Allah itu beraksi lagi. Tidak ada yang menyalahkan mereka bila menggunakan kesempatan bertemu LAI ini. Seorang bapak bersuara serak bertanya, tentu saja setelah panjang lebar mengatakan sebenarnya ada nama Allah yang benar. "Apakah Tuhan itu punya nama, jika ya siapa nama-Nya?" tanyanya.

Teman di sampingku berkomentar, "Bisa-bisa orang ini Si gkmin?"

"Bukan," jawabku. Dari cerita clara anita, aku yakin yang ini bukan gkmin.

he he he... kalau misalnya saya hadir, saya hanya akan mendengarkan saja, percuma beradu argumentasi di forum seperti itu. Dengan argumentasi tertulis panjang-lebar pun LAI tetap kekeuh kok.... di tuntut di pengadilan, pengadilan tidak berani memutuskan karena itu bukan "bidang" pengadilan negeri.

Jadi.. ya silakan LAI tetap seperti itu... (tapi tadi sore saya dengar dari teman yang punya saudara yang menjadi konsultan di LAI, katanya,  LAI juga menyadari adanya kesalahan-kesalahan dalam Alkitabnya, jadi mungkin saja di edisi-edisi berikutnya akan ada beberapa ralat.  Ya kita tunggu saja apakah LAI secara jujur mau mengakui kesalahan-kesalahannya dan meralatnya.

(termasuk  LAI juga menuliskan Yahweh dalam Kamusnya, dari mana huruf "A" dan "E" nya? -- kalau A dan E di Alkitab LAI tidak dipertanyakan, ya.. jangan mempertanyakan juga YHWH menjadi YAHWEH di KS-ILT)

(sebagai perbandingan, silakan lihat KS-ILT Edisi 2, yang di kata pengantarnya secara jujur ada beberapa perubahan dari Edisi 1-nya, karena masukan dari pembaca KS-ILT Edisi 1, dan tim penerjemahnya mengkaji dan menggali lagi kata-kata terjemahan yang lebih baik)

Jadi sekarang, dengan beredarnya KS-ILT edisi 2 cetakan pertama -50.000 eks. (dan cetakan serta edisi-edisi selanjutnya), itu akan memberi pilihan kepada orang Kristen untuk membandingkannya...(kalau mau lho..). Kecuali tidak mau dan apalagi sudah apriori dengan KS-ILT --- dan menganggapnya Kitab Sesat ILT --- dan menganggap Alkitab LAI adalah yang paling baik.

Kita tunggu saja perkembangannya beberapa tahun lagi.... (tapi saya yakin, makin banyak yang berani meninggalkan Allah... gejala-gejala yang kami amati menunjukkan ke arah itu...-- ini bukan sebuah "klaim kemenangan" tetapi fakta dilapangan memang begitu.  Secara matematis saja, yang meninggalkan Allah itu semula orang Kristen yang pakai Allah, dan sangat jarang terjadi jika sudah meninggalkan Allah, besok kembali lg pakai kata Allah.  Ya... mari kita lihat saja perkembangannya di masa mendatang.  Anda semua mau bersikukuh hanya memakai Alkitab LAI atau mau mengintip KS-ILT?  Silakan jika anda tetap kekeuh.. sudah cukup dengan Alkitab LAI.

==

Pertanyaan saya sederhana saja, "Apakah Allah yang dimaksud LAI sama dengan Allah yang dimaksud saudara-saudara kita umat Muslim?"

Kalau sama, apakah Allah yang 'menurunkan' Taurat, Mazmur dan Injil, yang "mengamini" karya penebusan Yesus, adalah Allah yang juga "menurunkan" Quran, yang menyangkal penebusan oleh darah Yesus?

Kalau tidak, apakah (minimal) ada dua "Allah" di alam gaib sana?? (dan jika nama Allah-nya orang Kristen adalah YHWH, siapa nama Allahnya orang Muslim? -- Allah-kah? atau Allah yang tidak bernama? )

Sekarang bayangkan lagu berikut ini:

Allah kuasa melakukan segala perkara; Allahku maha kuasa; Dia ciptakan seisi dunia, atur s'gala masa; Allahku maha kuasa

Dinyanyikan oleh 2 anak kecil, yang belum paham soal agama dan iman, satu anak adalah murid Sekolah Minggu di sebuah gereja, satu anak adalah murid TPA di sebuah masjid. 2 anak tersebut menyanyi bersama-sama, apakah mereka bermaksud untuk "Allah" yang sama?

Apakah "Allah" yang sama (satu) atau ada 2 Allah dialam gaib yang 'mengklaim' bahwa itu adalah lagu pengagungan diriNya (diriNya masing-masing) ?

Silakan jika tetap mau pakai kata Allah.... tapi jangan lupa beda lho allah, Allah dan ALLAH.... jangan lupa jika berdoa..." Ya ALLAH yang huruf besar semua..." (atau.. "Ya ALLAH yang bukan huruf kecil semua......")

dah gitu dulu.... sudah harus segera tidur.... besok jam 5 dah harus berangkat ke luar kota...

=== salam, www.gkmin.net . ( jika hanya membaca Alkitab LAI, darimana tahu YHWH? Apakah Firman Tuhan kurang lengkap?)

__________________

=== salam, www.gkmin.net . ( jika hanya membaca Alkitab LAI, darimana tahu YHWH? Apakah Firman Tuhan kurang lengkap?)

hai hai's picture

Pwijayanto, Nggak Ada Jurus Baru?

Pwijayanto, nggak ada jurus baru? masak harus memulai pertarungan sementara anda mulai dengan jurus jurus yang sudah ditaklukkan? Nggak seru ah.

Mudah-mudahan di KS-ILT 2 nama-nama YHWH tidak diterjemahkan agar kaum namais tidak jadi bahan ejeken karena menelan muntah sendiri yang melarang penerjemahan nama.

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak

__________________

Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak